Bisnis.com, JAKARTA — PT CIMB Niaga Auto Finance (CNAF) menilai industri multifinance berpotensi menghadapi ancaman digital seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi.
Untuk menangani itu, Presiden Direktur CNAF Ristiawan Suherman membeberkan bahwa perusahaannya menerapkan strategi keamanan siber menggunakan tiga pilar utama.
“CNAF menerapkan strategi penguatan keamanan siber dengan berfokus kepada tiga pilar yaitu pencegahan, deteksi dini, dan respons insiden kejadian,” ungkapnya kepada Bisnis, dikutip Minggu (14/12/2025).
Selain keamanan siber, lanjutnya, perusahaan juga akan melakukan modernisasi platform digital, efisiensi proses, dan peningkatan kualitas layanan nasabah untuk mendorong pertumbuhan bisnis yang aman dan berkelanjutan.
Adapun, kata Ristiawan, alokasi belanja modal atau capital expenditure (capex) untuk pengembangan teknologi informasi (IT) tahun ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. Kendati demikian, dia tidak membeberkan berapa besar kenaikannya.
“Hal ini sejalan dengan fokus perusahaan untuk memperkuat kapabilitas keamanan siber dan memastikan stabilitas operasional. Selain itu CNAF terus melakukan transformasi signifikan dalam membangun pertahanan siber melalui penguatan organisasi, teknologi, dan tata kelola,” jelasnya.
Baca Juga
- Kredit Multifinance Capai Rp505,30 triliun, Hanya Naik 0,68% per Oktober 2025
- OJK: 4 Multifinance dan 7 Pinjol Belum Penuhi Modal Minimum per November 2025
- Serangan Siber Bayangi Multifinance, APPI Ingatkan Pentingnya Penguatan Keamanan Sistem
Ristiawan menegaskan proporsi belanja IT ini mencerminkan prioritas CNAF dalam memperkuat ketahanan siber, sekaligus memastikan kemampuan perusahaan untuk terus melakukan improvement, agar dapat mengikuti perkembangan zaman dan mendukung kebutuhan bisnis yang semakin digital.
Sementara itu, Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) menyebut semua industri memiliki potensi terkena serangan siber sekalipun sistem IT dirasa sudah aman.
“Saya ingin mengingatkan kepada seluruh perusahaan tolong dijaga keamanan sistemnya secara infrastruktur. Kalaupun sudah aman, potensinya pun tetap masih ada dan kita enggak bisa mengelak dari situasi yang ada,” kata Ketua Umum APPI Suwandi Wiratno kepada Bisnis, dikutip pada Selasa (2/12/2025).
Kendati demikian, lanjutnya, bila memang sudah terkena serangan siber maka hal selanjutnya yang bisa dilakukan adalah mencari cara untuk melakukan pemulihan sistem dengan segera.





