Séance, Perayaan Surealis 40 Tahun Perjalanan Kreatif Desainer Adrian Gan

kumparan.com
8 jam lalu
Cover Berita

Pada awal Desember lalu, kami memasuki dunia surealis milik desainer Adrian Gan. Malam itu, para pencinta fashion disambut oleh jam gantung warna merah yang meleleh. Penanda bahwa kami akan diajak menyusuri ruang yang mempertemukan kembali fragmen masa lalu—karya, klien, pengalaman, dan mimpi—yang ia hidupkan ulang dalam bentuk visual baru.

Fashion show yang diselenggarakan untuk merayakan 40 tahun Adrian Gan berkarya ini bertajuk Séance. Dalam bahasa Indonesia, Séance berarti duduk bersama, yang oleh Adrian Gan kemudian dimaknai sebagai momen bertemunya masa lalu dan masa kini. Pagelaran spesial ini juga jadi momen bagi sang desainer untuk bersyukur.

"Saya bersyukur bisa melewati empat dekade dengan segala tantangan, baik suka maupun duka. Di titik ini, saya berusaha untuk tidak mudah merasa puas dan selalu mau belajar hal baru, terutama update soal tren fashion. Sebab bagi saya, fashion itu sesuatu yang hidup dan dinamis," ungkap Adrian Gan saat diwawancarai kumparanWOMAN melalui pesan teks usai show.

Narasi surealis dalam siluet kontemporer

Sepanjang karier, Adrian Gan dikenal sebagai desainer yang kerap memodernisasi pakaian tradisional cheongsam. Namun dalam Séance ia menghadirkan koleksi yang begitu berbeda.

Ia menampilkan kepiawaiannya memadukan estetika klasik dengan sentuhan kontemporer modern. Semuanya dikemas dalam parade mode yang begitu berkesan.

Adrian Gan menghadirkan ragam busana dalam beberapa babak, mulai dari era victorian, deretan busana bernuansa gotik, detail-detail surealisme, hingga sentuhan budaya Indonesia yang begitu kuat.

Karya-karya ini mengeksplorasi struktur desain, layering, permainan tekstur, dan pertemuan bahan antik dengan material modern. Bahkan ada beberapa tampilan yang ia ciptakan dari koleksi kain berusia ratusan tahun. Sebuah upaya berani untuk terus mendorong batas diri meski telah puluhan tahun berkarier.

"Banyak koleksi kain lama yang berasal dari era victorian. Bagian paling menantang dalam mengolah kain yang sudah berusia ratusan tahun adalah ketika harus mengerjakan patchwork dan lace," jelasnya.

Pertunjukan fashion tersebut dibuka dengan babak era victorian yang menampilkan dua model mengenakan busana bernuansa vintage. Teknik layering blazer dan luaran khas era victorian pun menjadi pusat perhatian.

Berikutnya ada gaun lace yang terkesan playful berkat struktur peplum pada bagian pinggang. Dari babak pertama ini ada satu gaun yang begitu menyita perhatian kami, yaitu sebuah lace dress yang punya detail wayang pada bagian roknya. Sebuah upaya apik dalam menyematkan unsur budaya Indonesia pada gaun bergaya victoria.

Unsur-unsur surealis pada babak ini muncul pada tas besar hingga clutch berbentuk kelinci. Pemilihan hewan yang satu ini pun bukan tanpa alasan. Menurut Adrian Gan, kelinci menggambarkan fairytale dan kerap dianggap sebagai "jembatan" antara realita dan imajinasi.

Tak hanya pada tas, sentuhan surealis juga diwujudkan dalam bentuk aksesori. Dalam pagelaran ini, Adrian Gan bekerja sama dengan desainer aksesori kenamaan Rinaldy A. Yunardi.

Babak berikutnya lebih didominasi oleh deretan busana berwarna gelap dengan sentuhan nuansa gotik. Pada bagian ini, look yang menjadi favorit kumparanWOMAN adalah atasan berwarna biru dan celana velvet keunguan.

Atasan tersebut seperti terinspirasi dari cheongsam, namun kancing-kancing frog-nya digantikan oleh sendok dan garpu. Detail surealis muncul dalam bordiran berbentuk mata pada bawah baju dan bagian dalam lengan.

Pertunjukan pun lalu ditutup dengan bride and groom yang tampil dalam balutan tuksedo serta gaun lace berdetail intricate. Untuk menghadirkan kesan fairytale yang kuat, kedua model mengenakan topeng kelinci dan burung hantu.

Tampilan tersebut menjadi penutup yang sempurna karena menghadirkan sebuah perjumpaan intim antara luka dan keindahan, antara belenggu dan kebebasan, antara diri dan sejarah yang terus berbicara. Koleksi ini mengundang penonton bukan hanya untuk menyaksikan, tetapi untuk ikut duduk dalam lingkaran, menjadi bagian dari ritual, ingatan, dan jiwa yang Adrian Gan hadirkan melalui karya empat dekade perjalanan kreatifnya.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Usai Diperiksa KPK, Zarof Ricar Ngaku Dicecar 15 Pertanyaan soal TPPU
• 5 jam laluokezone.com
thumb
KPK Bongkar: Uang Rp 5 Miliar Dipakai Bupati Lampung Tengah Lunasi Utang Kampanye
• 7 jam lalurealita.co
thumb
Durian Beku RI Tembus Pasar China, Ekspor Perdana 48 Ton Dilepas dari Bogor
• 9 jam lalukumparan.com
thumb
[FULL] Terkuak! Satgas PKH Temukan Indikasi Kuat Tindak Pidana Perusahaan Penyebab Bencana Sumatera
• 9 jam lalukompas.tv
thumb
Bea Cukai Sulbagsel Tak Main-main, Rokok Ilegal Bernilai Fantastis Dimusnahkan
• 9 jam lalufajar.co.id
Berhasil disimpan.