GenPI.co - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifah Fauzi menyoroti pola asuh keluarga dalam kasus tindak pidana pembunuhan yang dilakukan anak terhadap ibu kandungnya di Kota Medan, Sumatra Utara.
"Sekarang sedang diproses. Ini memang jadi perhatian kita semua, khususnya para keluarga. Ayo introspeksi diri bersama,” kata dia, Senin (15/12).
Sebagai informasi, seorang anak berinisial A (12), menikam ibu kandungnya di rumahnya, Kota Medan, Sumatra Utara pada Rabu (10/12).
Sang ibu ditikam menggunakan pisau saat tertidur lelap di lantai satu bersama kedua anaknya, A dan AJ.
Ketika itu sang anak AJ berteriak ketakutan saat mendapati kondisi ibunya telah bersimbah darah.
Kasus ini kemudian dilaporkan sang ayah berinisial AH kepada Polrestabes Medan.
Hasil pemeriksaan sementara, korban tewas dengan 20 luka tusukan di tubuh.
Arifah menilai kerentanan tindak pidana tersebut disebabkan oleh pola asuh yang diduga menjadi alasan utama.
Dia menyebut keluarga yang tampak harmonis, tak bisa menjadi acuan peristiwa pidana tidak terjadi.
"Sebetulnya pendidikan dan pengasuhan yang kita berikan kepada anak-anak sudah sesuai belum dengan anak-anak, sekarang. Kelihatannya keluarganya harmonis, tetapi tiba-tiba terjadi seperti itu, maka ayo kita evaluasi," tegas dia.
Di sisi lain, dia mengungkapkan pola pengasuhan jangan hanya dinilai dari sudut pandang orang tua, tetapi melalui pendapat bersama melibatkan anak dan seluruh anggota keluarga.
“Jangan berkualitas menurut orang tua saja, tetapi berkualitas menurut anak-anak, jadi ada kompromi," imbuh dia.
Menurut dia, Kondisi rumah tangga yang baik terletak pada kesetaraan yang sama antara orang tua dan anak.
Di samping itu, anak harus diberikan ruang untuk menyampaikan pendapat dan perasaannya, sehingga komunikasi di keluarga berjalan efektif.(ant)
Video heboh hari ini:




