JAKARTA, KOMPAS.com - Pedagang buah pepaya di Pasar Induk Kramat Jati, Fasita, mengaku mengalami kerugian sekitar Rp 300 juta akibat kebakaran yang terjadi pada Senin (15/12/2025) pagi.
"Kalau saya sendiri, kerugiannya di atas Rp 300 juta lebih. Sore ini ya ambilin sisa buah yang masih bisa dijual, dimasukin keranjang," ucap Fasita di Pasar Induk Kramat Jati, Senin.
Fasita menjelaskan, saat kebakaran terjadi ia sedang berada di rumah. Informasi mengenai peristiwa tersebut pertama kali diterimanya dari sang suami yang berada di lokasi.
Baca juga: Pramono Pastikan Kebakaran Pasar Induk Kramat Jati Tak Ganggu Pasokan Pangan
"Itu ada percikan api dari atas toko plastik kan. Nah, enggak lama itu langsung merembet ke mana-mana. Soalnya kan di situ juga ada karbit, kayak gitu kan. Jadi itu pasti langsung cepat nyambernya begitu punya api pas kejadian," ujarnya.
Ia mengaku panik setelah mendapat telepon dari suaminya. Kekhawatirannya bertambah karena anak dan suaminya berada di lokasi kejadian.
var endpoint = 'https://api-x.kompas.id/article/v1/kompas.com/recommender-inbody?position=rekomendasi_inbody&post-tags=Pasar Induk Kramat Jati, kebakaran Pasar Induk Kramat Jati, pasar induk kramat jati kebakaran&post-url=aHR0cHM6Ly9tZWdhcG9saXRhbi5rb21wYXMuY29tL3JlYWQvMjAyNS8xMi8xNS8yMTQ4MzIwMS9wZWRhZ2FuZy1wZXBheWEtbmdha3UtcnVnaS1ycC0zMDAtanV0YS1ha2liYXQta2ViYWthcmFuLXBhc2FyLWluZHVr&q=Pedagang Pepaya Ngaku Rugi Rp 300 Juta akibat Kebakaran Pasar Induk Kramat Jati§ion=Megapolitan' var xhr = new XMLHttpRequest(); xhr.addEventListener("readystatechange", function() { if (this.readyState == 4 && this.status == 200) { if (this.responseText != '') { const response = JSON.parse(this.responseText); if (response.url && response.judul && response.thumbnail) { const htmlString = `"Ditelpon terus ke sini. Kaget lah ya. Soalnya anak sama suami kan di sini. Pas ditelepon enggak bisa juga. Makanya itu, kagetnya di situ sih, takut ada apa-apa gitu," ungkapnya.
Saat tiba di lokasi, api sudah membesar dan baru satu unit pemadam kebakaran yang berupaya memadamkan api.
"Iya, tapi pas awal besar-besarnya api, itu pemadam kebakaran baru satu. Baru satu yang datang. Mungkin terus selang itu langsung ada lagi, ada lagi," ungkapnya.
"Jadi enggak yang dari kecil perlahan itu enggak, langsung gitu. Soalnya di situ kan yang bikin cepat mungkin dari karbitnya, dari styrofoam, dari plastiknya itu sendiri. Jadi cepat," jelasnya.
Baca juga: Pramono: Kerugian Pedagang Pasar Induk Kramat Jati Ditanggung Asuransi
Pasca-kebakaran, Fasita mengatakan dirinya mendapat tempat berjualan sementara di sekitar kawasan JakGrosir karena los yang terbakar belum bisa digunakan.
"Kalau untuk sementara ini di pinggiran Jakgrosir situ. Cuma kalau ada yang ngelapak di depan, itu pindahnya ke trotoar depan," ucapnya.
Sebelumnya, kebakaran yang melanda Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur, menghanguskan ratusan los buah dan memaksa pengelola pasar menyiapkan penampungan sementara bagi pedagang terdampak.
Meski tidak menimbulkan korban jiwa, peristiwa ini meninggalkan kerusakan signifikan pada salah satu pusat distribusi pangan terbesar di Jakarta.
Direktur Utama Perumda Pasar Jaya, Agus Himawan, memastikan sebanyak 350 los buah terbakar dalam insiden tersebut.
"Ini total di sekitar 350. Tidak ada korban jiwa, terkait masalah penyebab kebakaran masih dalam penyidikan," kata Agus.
Baca juga: Puslabfor Polri Olah TKP Kebakaran Pasar Induk Kramat Jati, Sejumlah Sampel Dibawa





