Buku Sejarah Indonesia 2025 Diluncurkan, Kementerian Kebudayaan Pastikan Penulisannya Independen dan Ilmiah

viva.co.id
15 jam lalu
Cover Berita

VIVA – Upaya penulisan ulang sejarah nasional kembali menjadi perhatian publik. Menyikapi berbagai pertanyaan dan kekhawatiran yang muncul, Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia menegaskan bahwa penyusunan buku Sejarah Indonesia: Dinamika Kebangsaan dalam Arus Global dilakukan secara independen, transparan, dan berlandaskan kaidah ilmiah yang ketat. Proyek besar ini dirancang sebagai rujukan akademik sekaligus instrumen penting dalam memperkuat identitas kebangsaan di tengah arus globalisasi.

Direktur Jenderal Pelindungan Kebudayaan dan Tradisi, Restu Gunawan, menjelaskan bahwa peran Kementerian Kebudayaan tidak masuk ke wilayah substansi penulisan. Pemerintah disebut hanya bertindak sebagai fasilitator yang membuka ruang bagi para akademisi untuk bekerja secara profesional tanpa intervensi kepentingan politik praktis.

Baca Juga :
Soft Launching Buku Sejarah Indonesia: Dinamika Kebangsaan dalam Arus Global, Fadli Zon: Perkaya Wawasan Masyarakat
The Ijen Signature: Keunggulan Geopark Paling Ekstrem, Mengapa Ijen adalah Model UGGp Paling Unik di Indonesia?

“Penentuan arah penulisan, penunjukan penulis, hingga pengawasan substansi sepenuhnya menjadi tanggung jawab editor bidang dan editor umum. Dengan mekanisme ini, kami memastikan buku memenuhi standar akademik dan kualitas ilmiah yang tinggi,” tegasnya, Minggu, 14 Desember 2025.

Lebih jauh, Restu menekankan bahwa penerbitan buku sejarah ini bukan sekadar proyek dokumentasi masa lalu, melainkan bagian dari strategi kebudayaan nasional untuk membangun karakter bangsa dan kesadaran kolektif masyarakat Indonesia.

“Penerbitan buku ini merupakan bagian integral dari upaya pemajuan kebudayaan nasional. Penyusunan buku ini menghasilkan 7.958 halaman dalam 11 jilid,” ujar Restu Gunawan.

Proses penulisan melibatkan ratusan sejarawan dari berbagai latar belakang keilmuan dan daerah. Seluruh penulis bekerja di bawah supervisi editor umum dan editor jilid yang berasal dari perguruan tinggi ternama di Indonesia. Pendekatan ini dilakukan untuk menjamin objektivitas, keberagaman sudut pandang, serta keterbukaan terhadap kritik akademik dan masukan publik.

Kredibilitas akademik buku ini semakin diperkuat dengan keterlibatan editor dari institusi seperti Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, Universitas Airlangga, Universitas Diponegoro, Universitas Hasanuddin, Universitas Andalas, hingga Masyarakat Sejarawan Indonesia. Keberagaman tersebut dinilai penting agar narasi sejarah tidak didominasi oleh satu perspektif tunggal.

Guru Besar Ilmu Sejarah Universitas Diponegoro, Singgih Tri Sulistiyono, menilai kehadiran buku ini sangat relevan dengan tantangan bangsa saat ini, terutama di tengah derasnya arus globalisasi, disrupsi digital, serta maraknya hoaks dan pseudosejarah.

Baca Juga :
Bukan Cuma Manusia, Galon Juga Bisa Lanjut Usia
Nangis Tak Berhenti, Bayi 6 Bulan di Tangsel Tewas di Tangan Ayah Kandung! Sempat di 'Smackdown'
Prabowo Mau Cabut Izin Pengusaha Hutan yang Langgar Hukum

Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Bareskrim Jelaskan soal Gelondongan Kayu di Desa Angoli & Garoga, Tapsel
• 21 jam lalukumparan.com
thumb
Perusahaan Biang Kerok Banjir Sumatera Dipetakan, Terancam Pidana hingga Ganti Rugi
• 22 jam lalukompas.com
thumb
Mencekam! 200 Orang Dievakuasi Saat Badai Salju Terjang Rusia | SAPA PAGI
• 32 menit lalukompas.tv
thumb
Kemhan Gelar Pembekalan untuk Awak Media Terkait Prosedur Kedaruratan di Daerah Rawan
• 20 jam lalupantau.com
thumb
Maling TV ambil kesempatan saat kebakaran landa tiga rumah di Gropet
• 22 jam laluantaranews.com
Berhasil disimpan.