Kemenbud Pastikan Penulisan Buku Sejarah Indonesia 2025 Independen dan Ilmiah

metrotvnews.com
7 jam lalu
Cover Berita

Jakarta: Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia menegaskan, penyusunan buku Sejarah Indonesia: Dinamika Kebangsaan dalam Arus Global dilakukan melalui proses transparan, ilmiah, dan melibatkan panel ahli independen dari berbagai perguruan tinggi. Proses ini dirancang untuk menjamin kredibilitas akademik setinggi mungkin sekaligus menjaga jarak dari kepentingan politik praktis.

Direktur Jenderal Pelindungan Kebudayaan dan Tradisi, Restu Gunawan, menjelaskan seluruh proses penyusunan melalui tahapan ketat dan terukur, mencerminkan komitmen kuat terhadap akurasi data dan kualitas substansi. Kementerian berperan sebagai fasilitator, bukan penentu narasi.

"Penentuan arah penulisan, penunjukan penulis, hingga pengawasan substansi sepenuhnya menjadi tanggung jawab editor bidang dan editor umum. Dengan mekanisme ini, kami memastikan buku memenuhi standar akademik dan kualitas ilmiah yang tinggi," tegas Restu Gunawan, Minggu, 14 Desember 2025.

Kredibilitas akademik buku setebal 7.958 halaman dalam 11 jilid ini diperkuat oleh komposisi tim editor yang beragam. Para editor jilid berasal dari institusi-institusi ternama seperti Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, Universitas Airlangga, Universitas Hasanuddin, dan lainnya, termasuk Masyarakat Sejarawan Indonesia.

Keberagaman ini sengaja dirancang untuk mencegah dominasi perspektif tunggal dalam penyusunan narasi sejarah nasional. Mereka bekerja secara independen berdasarkan kaidah historiografi, metodologi ilmiah, serta prinsip keterbukaan terhadap kritik dan masukan publik.

"Penerbitan buku ini merupakan bagian integral dari upaya pemajuan kebudayaan nasional," tambah Restu Gunawan.
 

Baca Juga :

Menbud Fadli Zon Luncurkan Buku Sejarah Indonesia Dinamika Kebangsaan dalam Arus Global


Guru Besar Ilmu Sejarah Universitas Diponegoro, Singgih Tri Sulistiyono, menyebut penerbitan buku ini sangat relevan dengan kondisi bangsa yang menghadapi tantangan globalisasi, disrupsi digital, hoaks, dan pseudosejarah.

"Ini waktu yang tepat ketika pilar kebangsaan menghadapi tantangan serius. Kita berupaya menemukan kembali identitas keindonesiaan yang dalam beberapa dekade terakhir semakin tergerus," ujarnya.

Kebaruan buku ini, menurut Singgih, terletak pada temuan penelitian dua dekade terakhir, pembaruan metodologi penulisan yang Indonesia-sentris, serta pendekatan global yang menempatkan Indonesia sebagai subjek aktif.

"Dari perspektif sejarah publik, penggagas Komunitas Historia Indonesia, Asep Kambali, menilai buku ini sebagai bukti konkret kehadiran negara dalam merawat memori kolektif bangsa.

"Buku ini meyakinkan saya bahwa manusia tidak pernah berhenti menciptakan sejarah. Narasi nasionalisme kita baru sekitar seratus tahun, padahal bentang sejarah Indonesia mencapai puluhan ribu tahun," kata Asep Kambali.

Ia menambahkan, buku ini menjadi referensi kredibel yang kompetitif di tengah maraknya konten sejarah tidak terverifikasi di ruang digital. Langkah ini merupakan upaya penciptaan sejarah bagi masa depan Indonesia sekaligus bukti kontribusi nyata negara dalam penulisan sejarah yang bertanggung jawab.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Hamish Daud Bagikan Kondisi di Aceh, Jembatan Akses Bireuen ke Aceh Utara Hancur
• 17 jam laluinsertlive.com
thumb
Inter Milan Siapkan Opsi Baru di Sisi Kanan, Permata Inggris dari Tim Gurem Italia Masuk Radar di Tengah Masa Depan Dumfries yang Tak Jelas
• 14 jam lalutvonenews.com
thumb
Gunung Marapi di Sumbar Kembali Erupsi, Warga Radius 3 Km Diminta Waspada
• 9 jam laludetik.com
thumb
Pemerintah Akan Bina Pertambangan Ilegal, Celios: Itu Bukan Solusi
• 9 jam lalubisnis.com
thumb
Tak Hanya sebut Skripsi Jokowi Tak Ada Nama Dosen Penguji, Kubu Roy Suryo: Joko Widodo Tidak Punya Sikap Kenegarawan
• 11 jam lalutvonenews.com
Berhasil disimpan.