Periode Natal dan Tahun Baru diharap mampu menjaga momentum pertumbuhan ekonomi. Tak pelak, beragam program pun disiapkan mulai diskon belanja, even wisata, diskon tarif transportasi, sampai fasilitas bekerja dari mana saja atau work from anywhere alias WFA untuk PNS sepanjang 22 Desember 2025 sampai 3 Januari 2026.
Untuk mendorong konsumsi masyarakat, menurut Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, terdapat 37 even sepanjang Desember untuk mendorong pergerakan penduduk Indonesia.
Selain itu, kata Airlangga dalam Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara Jakarta, Senin (15/12/2025), disiapkan program diskon sampai 80 persen untuk belanja ritel. Sepanjang 12-16 Desember, transaksi ritel ditargetkan Rp 34 triliun. Adapun sepanjang 1-31 Desember, transaksi ritel kecil ditargetkan Rp 56 triliun. Dengan demikian, perputaran transaksi diharapkan bisa mencapai Rp 110-120 triliun.
Kami usul, tanggal 22 Desember sampai 3 Januari, pegawai bisa work from anywhere (supaya jumlah perjalanan di masa liburan tetap tinggi)
Untuk mendorong konsumsi, diskon tarif perjalanan juga disiapkan sesuai masa liburan anak sekolah pada 22 Desember 2025 sampai 3 Januari 2026. "Kami usul, tanggal 22 Desember sampai 3 Januari, pegawai bisa work from anywhere (supaya jumlah perjalanan di masa liburan tetap tinggi)," kata Airlangga.
Sepanjang Natal-Tahun Baru ini, dalam survei Kementerian Perhubungan, sebanyak 42,01 persen penduduk Indonesia atau sebesar 119,5 juta orang berencana melakukan perjalanan pada akhir tahun. Angka ini, kata Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi meningkat 2,71 persen dari tahun sebelumnya.
Pergerakan penumpang terbesar diprediksi berasal dari provinsi berpenduduk padat di Pulau Jawa dengan tujuan yang juga terkonsentrasi di wilayah tersebut. “Tujuan perjalanan didominasi oleh provinsi Jawa Tengah sebesar 20,23 juta orang, diikuti oleh Jawa Timur dan Jawa Barat,” kata Dudy.
Tujuan lainnya adalah Bali, Sulawesi Utara, dan Sulawesi Selatan. Adapun kawasan dengan umat Kristiani cukup banyak, kendati tidak termasuk dalam sepuluh besar hasil survei, tetap akan dipantau.
Dari sisi moda transportasi, mobil pribadi masih menjadi pilihan masyarakat untuk bepergian pada akhir tahun dan diikuti oleh moda transportasi lainnya.
Kendati demikian, pemerintah menyiapkan sarana dan prasarana transportasi pendukung, baik moda transportasi darat, laut, udara, kereta api, maupun penyeberangan. Pemerintah memastikan pengawasan tetap dilakukan secara menyeluruh.
“Untuk transportasi darat kami menyiapkan 31.433 bis, transportasi laut 711 kapal, transportasi kereta api 2.670 kereta api, transportasi udara 368 pesawat, transportasi penyeberangan 253 kapal penyeberangan,” tutur Dudy.
Stimulus sektor transportasi berupa diskon tarif dan tiket juga diberikan untuk meringankan beban masyarakat selama periode libur Nataru. Kebijakan tersebut melibatkan koordinasi lintas kementerian dan BUMN.
“Stimulus untuk diskon tarif tol sebesar 20 persen pada 26 ruas jalan tol, yaitu pada tanggal 22, 23, dan 31 Desember. Sedangkan untuk tahun 2024 kemarin hanya diberikan sebesar 10 persen untuk 12 ruas jalan tol,” tambahnya.
Stimulus angkutan udara berupa diskon tiket sebesar 13 hingga 14 persen untuk periode perjalanan 22 Desember hingga 10 Januari 2026.
Dalam pengelolaan Angkutan Nataru 2025–2026, pemerintah juga memerhatikan potensi lonjakan penumpang dan risiko cuaca ekstrem. Apalagi, puncak pergerakan masyarakat diperkirakan 24 Desember 2025, sedangkan puncak arus baliknya 2 Januari 2026.
“Potensi lonjakan penumpang akan menimbulkan kemacetan dan penumpukan pada simpul transportasi dan risiko cuaca ekstrem yang menurut BMKG terdapat potensi curah hujan yang tinggi pada bulan Desember hingga Januari 2026,” kata Dudy.
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menambahkan, subsidi angkutan kereta api dan pesawat sudah diumumkan dan diimplementasikan.
"Diskon nggak pura-pura itu. Betulan uangnya dihitung, uangnya sudah dihitung, jadi kan sudah diumumkan tapi akan diumumkan lagi supaya masyarakat lebih tahu bahwa ada insentif untuk liburan Nataru kali ini," tambahnya.
Insentif ini dibarengi dengan bantuan langsung tunai yang diberikan sejak November. BLT untuk keluarga ekonomi lemah dengan anggaran Rp 31 triliun ini, menurut Purbaya, sudah diserap sekitar Rp 29 triliun.
"Harusnya sih triwulan keempat bulan Desember ini daya dorong ekonomi lebih bagus dibanding tahun lalu," kata Purbaya.





