Jakarta, VIVA – Bursa Asia-Pasifik dibuka beragam pada pembukaan perdagangan hari ini, Selasa, 16 Desember 2025. Fluktuasi dipengaruhi rontoknya indeks acuan di bursa Amerika Serikat (AS), Wall Street, akibat aksi ambil untung para investor dari perdagangan emiten saham terkait kecerdasan buatan (AI).
Saham Oracle dan Broadcom mengalami koreksi cukup dalam, masing-masing melemah lebih dari 5 persen dan 2 persen. Saham perusahaan raksasa teknologi, Microsoft, juga mengalami penurunan sebesar 3,71 persen.
Dikutip dari CNBC Internasional, indeks acuan Jepang, Nikkei 225, anjlok 1,27 persen sedangkan indeks Topix melemah 0,97 persen. Pemerintah Jepang dijadwalkan akan melaporkan data Indeks PMI (Purchasing Managers' Index) pada hari ini.
Indeks Hang Seng Hong Kong berjangka merosot ke level 25.574 dari 25.628,88. Sedangkan, indeks S&P/ASX 200 Australia mencetak kenaikan 0,11 persen di awal pembukaan perdagangan.
- Al Jazeera via AFP
Di Korea Selatan, indeks Kospi membukukan koreksi dua hari berturut-turut sebesar 0,37 persen. Indeks Kosdaq yang terdiri dari saham-saham berkapitalisasi kecil tergerus sebesar 1,2 persen.
Laporan indeks PMI dari S&P Global menunjukkan bahwa aktivitas bisnis berkembang lebih lambat di Australia pada bulan Desember 2025. Di mana indeks PMI komposit turun menjadi 51,1 dari 52,6 pada bulan sebelumnya.
Di Wall Street, ketiga indeks acuan kompak tersungur ke zona merah pada penutupan perdagangan semalam. Indeks S&P 500 melemah 0,16 persen.
Indeks Dow Jones Industrial Average turun tipis sebesar 0,09 persen atau 41,49 poin. Sementara itu, Nasdaq Composite yang didominasi saham teknologi tergerus 0,59 persen.




