Perceraian Usia Senja Meningkat, Apa Itu Gray Divorce?

mediaindonesia.com
8 jam lalu
Cover Berita

FENOMENA gray divorce atau perceraian pada pasangan berusia lanjut mulai menjadi sorotan di Indonesia. Istilah ini merujuk pada meningkatnya angka perceraian di kalangan pasangan yang telah menikah puluhan tahun, terutama mereka yang berusia di atas 50 tahun. 

Data Ditjen Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama (Kemenag) periode 2020-2024 mencatat angka perceraian tertinggi pada kelompok pria usia 52 tahun ke atas. Angka gugatan mencapai 202.333 orang. Posisi berikutnya disusul kelompok usia 31-33 tahun sekitar 176 ribu orang.

Apa Itu Gray Divorce

Gray divorce menggambarkan perpisahan pasangan yang umumnya berusia di atas 50 tahun, sering kali setelah bertahun-tahun menikah. Ini mencerminkan kecenderungan yang berkembang bagi individu yang lebih tua untuk mengakhiri hubungan jangka panjang. 

Fenomena ini terus meningkat, dengan peningkatan yang signifikan dalam tingkat perceraian di kalangan mereka yang berusia 50 tahun ke atas. Faktor-faktor yang berkontribusi meliputi peningkatan harapan hidup, perubahan nilai, adanya kerenggangan emosional, dan meningkatnya kemandirian finansial perempuan. 

Masa pensiun sering kali memperbesar ketidakcocokan. Berkurangnya stigma sosial, lebih banyak pasangan merasa didorong untuk berpisah. 

Perceraian ini membawa tantangan unik. Membagi aset yang telah dimiliki lama, merestrukturisasi rencana pensiun, dan menentukan tunjangan pasangan dapat menjadi kompleks. 

Secara emosional, grey divorce dapat melibatkan kesedihan, pergeseran identitas, atau percakapan yang sulit dengan anak-anak dewasa. 

Pentingnya Bantuan Hukum Dalam Gray Divorce

Perceraian di usia lanjut lebih dari sekadar berakhirnya sebuah pernikahan, ini adalah proses kompleks yang membutuhkan bimbingan hukum yang cermat untuk memastikan kesejahteraan jangka panjang kedua belah pihak. Berikut alasan mengapa memiliki pengacara keluarga yang berpengalaman sangat penting:

  • Perlindungan Aset : Pengacara yang berspesialisasi dalam hukum keluarga dapat membantu Anda memahami hak-hak Anda dan memastikan pembagian aset yang adil. Ini termasuk melindungi properti riil, investasi, dan rekening dana pensiun.
  • Pertimbangan Nafkah Pasangan : Seorang pengacara keluarga dapat membantu memastikan bahwa masalah nafkah dinegosiasikan dan ditentukan secara adil, terutama dalam kasus di mana salah satu pasangan bergantung secara finansial pada pasangan lainnya.
  • Menghindari Kesalahan yang Mahal : Perceraian, terutama di usia lanjut, penuh dengan potensi jebakan hukum dan keuangan. Keputusan yang salah dalam pembagian aset atau kegagalan untuk memperhitungkan berbagai masalah, seperti konsekuensi pajak, dapat berakibat buruk. Pengacara keluarga yang berpengalaman memastikan bahwa hak-hak Anda dilindungi dan Anda membuat keputusan yang tepat.

Grey Divorce menandakan tren yang berkembang dari pasangan berusia di atas 50 tahun yang mengakhiri pernikahan jangka panjang. Fenomena kompleks ini dibentuk faktor finansial, emosional, dan sosial yang unik yang berkontribusi pada prevalensinya dan tantangan khusus yang ditimbulkannya bagi mereka yang menavigasi transisi kehidupan ini. (Kemenag/Levine Law Center/Z-2)


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Kevin Hassett: The Fed Akan Tetap Independen, Tak Akan Dipengaruhi Suara Trump
• 16 jam laluwartaekonomi.co.id
thumb
Zulhas: Harga Beras Dunia Turun karena Indonesia Setop Impor
• 6 jam lalukatadata.co.id
thumb
Rekayasa Lalu Lintas di Jalur Wisata di Dlingo, Bukit Bintang, dan Parangtritis
• 4 jam lalukumparan.com
thumb
Kisah Pedagang Pepaya Bertahan Usai Kebakaran Pasar Kramat Jati
• 8 jam laluidntimes.com
thumb
Walkot Yogya: Mulai 2026 Sampah Organik Harus Selesai di Tingkat Kelurahan
• 6 jam lalukumparan.com
Berhasil disimpan.