VIVA – Rumah tangga yang dibina Ridwan Kamil dan Atalia Praratya selama 29 tahun lamanya kini tengah berada di ujung tanduk. Hal ini menyusul dengan gugatan cerai yang dilayangkan Atalia Praratya terhadap Ridwan Kamil ke Pengadilan Agama Bandung.
Panitera PA Bandung, Dede mengungkap bahwa Atalian mendaftarkan gugatan cerai melalui kuasa hukumnya.
”Nomor perkaraya saya lupa namun yang jelas gugatan sudah didaftarkan,” kata dia saat dikonfirmasi Senin 15 Desember 2025.
Kasus perceraian yang terjadi usai menjalani rumah tangga selama puluhan tahun bukan hanya dialami oleh Atalia Praratya. Banyak kasus serupa terjadi di kalangan masyarakat di dunia. Terlepas dari kasus gugatan cerai yang dilayangkan Atalia Praratya, ketika seseorang yang berusia lanjut bercerai apalagi setelah puluhan tahun menikah, berbagai teori dan rumor biasanya bermunculan. Keluarga besar, teman, rekan kerja, tetangga, hingga kenalan sekilas sering kali ikut berspekulasi, berusaha memahami alasan di balik perpisahan tersebut.
Ada banyak anggapan yang beredar soal gray divorce, atau perceraian di usia lanjut mulai dari anggapan bahwa perceraian ini dipicu krisis paruh baya, anak-anak yang sudah mandiri, atau hanya dilakukan oleh mereka yang cukup kaya untuk memulai hidup baru.
Namun, sejumlah studi terbaru menunjukkan bahwa kenyataannya tidak sesederhana itu. Berikut ini 7 fakta terkait perceraian yang terjadi setelah puluhan tahun menikah seperti dilansir dari laman psychology today, Selasa 16 Desember 2025.
1. Tren Perceraian yang terjadi setelah puluhan tahun meningkat
Banyak pasangan generasi orang tua kita memilih bertahan dalam pernikahan yang tidak bahagia selama puluhan tahun demi menghindari stigma perceraian. Generasi Baby Boomer, yang mulai menginjak usia 50 tahun pada 1996, cenderung tidak segan bercerai baik saat muda maupun saat sudah berusia matang. Hal ini setidaknya menjelaskan meningkatnya angka gray divorce.
Pada 1990, 5 dari 1.000 orang menikah di atas usia 50 bercerai. Pada 2010, angkanya menjadi 10 dari 1.000. Meski begitu, tingkat perceraian usia di atas 50 tetap kurang dari setengah tingkat perceraian usia di bawah 50. Pada 2010, hanya sekitar satu dari empat perceraian melibatkan pasangan berusia di atas 50 tahun.




