Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) mengungkap perputaran dana judi online (judol) di Indonesia tahun 2025 mencapai Rp 155 triliun. Angka tersebut menurun signifikan dari tahun sebelumnya.
"Perputaran dana sudah berkurang jauh dibandingkan sepanjang tahun 2024 Rp 359.813.614.827.891. Saat ini hingga Q3 2025, menjadi Rp 155.418.668.364.812 atau berkurang 57 persen," kata Kepala PPATK, Ivan Yustiavandana saat dihubungi, Selasa (16/12/2025).
Berdasarkan pemantauan PPATK, jumlah deposit judi online di tahun 2025 mencapai Rp 51 triliun atau menurun 45 persen dari tahun 2024. Ivan juga mengatakan sebanyak 3,1 juta orang di Indonesia masih main judi online di tahun 2025.
"Jumlah total pemain secara keseluruhan dibanding tahun 2024 sebanyak 9,7 juta orang, tahun 2025 ini menjadi 3,1 juta orang atau turun 68.32 persen," imbuhnya.
"Dari total pemain dengan penghasilan kurang dari Rp 5 juta per bulan, tahun 2024 sebanyak 6,92 juta orang, saat ini hingga Semester 1 2025 berkurang menjadi 2,21 juta orang," imbuhnya.
Ivan menambahkan, penurunan perputaran dana judol tahun 2025 berkat kolaborasi antar lembaga sesuai program Asta Cita Presiden Prabowo Subianto. Ivan menyebut Kementerian Komdigi sudah gencar melakukan pemblokiran situs judi, sementara PPATK melakukan pembekuan rekening judol.
"Insyaallah hingga akhir tahun ini proyeksi perputaran dana judol tidak lebih dari Rp 200 trilliun atau turun lebih dari 50 persen dibanding tahun 2024 yang mencapai Rp 359 trilliun," pungkasnya.
(wnv/yld)




