FAJAR, MAKASSAR — Bosowa Peduli menyalurkan bantuan kemanusiaan bagi penyintas bencana di Kabupaten Solok, Sumatera Barat, pada Senin, 8 Desember 2025.
Penyaluran bantuan ini menjangkau 57 jiwa penerima manfaat, yang terdiri dari anak-anak sekolah dan warga terdampak bencana.
Bantuan difokuskan untuk mendukung pemulihan aktivitas pendidikan anak-anak serta pemenuhan kebutuhan ibadah warga di lokasi terdampak.
Bantuan yang didistribusikan berupa alat tulis sekolah, tas sekolah, seragam sekolah, serta alat ibadah seperti sajadah, sarung, dan mukenah.
Selain itu, Bosowa Peduli juga menyalurkan Al-Qur’an, Iqro, dan karpet masjid. Bantuan ini disalurkan di SMP Negeri 2 Junjung Sirih, wilayah Muaro Pingai, serta beberapa titik pengungsian lainnya.
Tim relawan Bosowa Peduli yang turun langsung ke lapangan melihat bahwa sebagian anak-anak sudah mulai kembali bersekolah, bahkan ada yang telah mengikuti ujian.
Namun, masih banyak di antara mereka yang kehilangan perlengkapan sekolah dan pakaian akibat banjir dan longsor yang melanda wilayah tersebut.
Tim Relawan Bosowa Peduli, Akbar menyampaikan, bahwa bantuan pendidikan menjadi prioritas karena anak-anak terdampak tidak boleh kehilangan hak belajarnya meski berada dalam situasi bencana.
“Kami melihat anak-anak sudah mulai bersekolah kembali, tapi banyak dari mereka tidak memiliki perlengkapan yang memadai. Karena itu, Bosowa Peduli berupaya hadir untuk memastikan proses belajar mereka tetap berjalan dan tidak terhenti akibat bencana,” ujarnya.
Dalam proses distribusi, Bosowa Peduli berkolaborasi dengan Komunitas Gubuak Kopi dan KNPI Kabupaten Solok. Akses menuju lokasi distribusi masih menghadapi kendala karena sejumlah titik jalan dipenuhi lumpur, yang hingga kini masih dibersihkan secara bertahap oleh aparat dan masyarakat.
Pemilihan titik dan jenis bantuan dilakukan berdasarkan hasil koordinasi dengan Kepala Sekolah sekaligus Koordinator Posko Pengungsian, Asmarita Febri Yeni (Ibu Yen).
Sekolah tersebut berada di wilayah perbukitan dan sempat dijadikan lokasi pengungsian warga, sehingga menjadi salah satu titik prioritas penyaluran bantuan.
Salah satu pelajar terdampak, Rizi, menceritakan pengalamannya saat banjir melanda rumahnya.
“Banjir masuk ke rumah pas subuh. Saya masih tidur, pas bangun lihat baju-baju sudah hanyut terbawa banjir,” tuturnya.
Sementara itu, warga menyampaikan bahwa kebutuhan paling mendesak saat ini adalah kebutuhan hidup dasar bagi warga yang rumahnya hanyut, serta perlengkapan dan pakaian sekolah untuk anak-anak.
Selain kerusakan fisik, bencana juga berdampak pada perekonomian warga karena sawah dan tempat mereka bekerja rusak akibat longsor.
Bosowa Peduli menegaskan komitmennya untuk terus melakukan koordinasi dan pemantauan lanjutan, serta membuka peluang penyaluran bantuan berikutnya agar para penerima manfaat, khususnya anak-anak, dapat kembali menjalani aktivitas sekolah dengan lebih layak dan aman. (wis)



