Jakarta: Delegasi Indonesia memukau panggung Forum Global Leadership Summit (GLS) 2025 di Bangkok, Thailand, yang berlangsung pada Minggu, 14 Desember 2025. Forum ini merupakan program dari Perserikatan bangsa-bangsa (PBB) yang berfokus pada pembahasan transformational leadership, leadership in crisis, ethical and values based leadership, serta leading in uncertainty and Al era.
Delegasi membawa pulang piala dan medali Award Global Innovation and Technology Leadership, serta mendapat apresiasi internasional atas kontribusi signifikan dalam isu-isu global, terutama terkait Sustainable Development Goals (SDGs) dan stabilitas geopolitik kawasan.
Ketua Delegasi Indonesia, Brigjend TNI (Mar) Sandy Muchjidin Latief menegaskan persiapan delegasi Indonesia dalam menghadapi forum kepemimpinan global ini sangat matang dan terstruktur.
"Kami datang dengan kesiapan yang sangat mapan. Poin-poin pesan kami mengenai kontribusi Indonesia terhadap Sustainable Development Goals disajikan dengan data dan pencapaian yang nyata," ujar Sandy di Jakarta, Selasa, 16 Desember 2025.
Baca Juga :
Mendukung Ekosistem Kelapa Indonesia Berkelanjutan"Ini adalah bukti komitmen kami terhadap Agenda 2030," kata Sandy.
Ia juga memberikan pandangan Indonesia yang konstruktif terkait stabilitas geopolitik kawasan. Kemudian, menekankan pentingnya dialog, kerja sama, dan sentralitas ASEAN dalam menjaga perdamaian regional.
"Dalam menghadapi dinamika geopolitik kawasan, Indonesia selalu berpegang pada prinsip nonintervensi dan penyelesaian sengketa secara damai. Stabilitas kawasan adalah prasyarat utama untuk pembangunan berkelanjutan," tambah Sandy.
Baca Juga :
Green Jobs Jadi Bekal Generasi Muda Menuju Pekerjaan BerkelanjutanPrestasi ini diraih Michael Angelo Langie. Delegasi Indonesia lainnya mendapat penghargaan berupa Certificate of Honor Distinguished Emblem For Positibe Social Development, diraih Agustinus Tan.
Mikhael menyoroti pentingnya peran generasi muda dalam memelihara perdamaian dan keamanan global. Menurut Mikhael keamanan global bukan hanya tanggung jawab pemerintah atau militer, melainkan bersifat kolektif.
"Kami sebagai generasi muda harus menjadi penjaga perdamaian, mempromosikan toleransi, dan membangun jembatan antar budaya untuk memelihara perdamaian abadi. Tema-tema mengenai perdamaian dunia semuanya sudah ada di pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) kita," kata Mikhael.
Menurut dia, dinamika yang terjadi di forum Global Leader Summit 2025 sangat banyak dengan berbagai kepentingan yang dibawa oleh berbagai delegasi dari seluruh dunia.
"Harapannya agar Indonesia menjadi pionir dalam memainkan peran regional maupun global untuk memelihara perdamaian, menjaga keamanan dan ketertiban, pentingnya persatuan dan kesatuan serta ketenangan sosial," kata Mikhael.
Kehadiran di ajang GLS 2025 di Bangkok ini diharapkan dapat semakin memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain kunci di panggung global, yang berkomitmen pada pembangunan berkelanjutan dan perdamaian dunia.


:quality(80):format(jpeg)/posts/2025-12/15/featured-b167aeeb2d6f0f71b8c37fe8fdf6b573_1765807854-b.jpg)
