HARIAN FAJAR, PANGKEP- Kasus dugaan kelalaian dalam pelayanan medis kembali menjadi perhatian publik di Kabupaten Pangkep.
Keluarga almarhum Asriadi menilai penanganan yang diterima di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Batara Siang Pangkep kurang maksimal, hingga berujung pada meninggalnya pasien pada Sabtu (13/12/2025) sekitar pukul 11.00 WITA.
Diketahui, Asriadi mengalami kecelakaan serius dengan kondisi patah leher, patah tangan, pendarahan pada mata, serta kesulitan bernapas.
Ia dibawa ke Unit Gawat Darurat (UGD) RS Batara Pangkep pada Jumat (12/12/2025) pukul 19.00 WITA dalam kondisi kritis, dengan tingkat kesadaran 9 dari skala normal 15.
Menurut Salmiati, perwakilan keluarga, penanganan awal yang diterima sangat terbatas.
“Yang menangani pertama hanya dokter koas. Setelah itu tidak ada tindakan lanjutan, padahal kondisinya kritis,” kata Salmiati kepada wartawan di Pangkajene, Selasa (16/12/2025).
Dia menjelaskan, tindakan medis yang diberikan hanya pemasangan infus, penyangga leher, penanganan tangan patah, dan pemberian nebulizer.
Keluarga mengaku berkali-kali meminta agar Asriadi dirawat lebih intensif atau dirujuk ke rumah sakit di Makassar, namun tidak mendapatkan respons memadai.
“Setiap kami tanya, jawaban perawat cuma berulang, ‘begituji memang karena masih tunggu konfirmasi dokter spesialis’,” ujar Salmiati.
Lebih menyakitkan, keluarga juga mendapat tanggapan yang mereka nilai sinis dari petugas.
Hingga dinyatakan meninggal, dokter spesialis yang dinantikan tak kunjung hadir, dan kejelasan rujukan ke rumah sakit lain juga tidak diberikan.
“Kok bisa rumah sakit sebesar itu di Pangkep tidak punya dokter yang standby untuk menangani pasien kritis?” ungkapnya.
Sementara itu, Direktur RS Batara Pangkep, dr Marlina Made, hanya menyatakan akan melakukan koordinasi internal.
“Saya koordinasikan dulu dengan anggota,” singkatnya melalui pesan WhatsAp.
Sementara itu, selang sehari, Wakil menteri kesehatan Repuplik Indonesia, Prof. dr. Dante Saksono Harbuwono, berkunjung ke kabupaten Pangkep.
Wamenkes RI, dr Dante mengungkapkan alasannya berkunjung ke Pangkep, karena Pangkep telah memeroleh penghargaan dari Kemenkes RI atas prestasi pencakupuan capaian program Cek Kesehatan Gratis(CKG) terbanyak di regional 2 Indonesia.
Sebanyak 85 persen warga Pangkep sudah tercakup program cek kesehatan gratis.
“Mereka punya program Perahu Sehat Pulau Bahagia, walaupun daerahnya sulit tapi mereka bisa buktikan, atas arahan bupati dan kepala dinas, mereka bisa kerja maksimal mendatangi tempat-tempat untuk melakukan cek kesehatan , ” ujarnya.
Atas capaian ini, Pangkep diberikan bantuan pengadaan sejumlah alat kesehatan untuk rumah sakit Batara Siang, dengan anggaran Rp31, 9milyar.
Selain itu, dana sebesar Rp12 milyar akan disalurkan ke 23 Pusmesmas se kabupaten Pangkep.
“Ditambah lagi, dana infus akan kita berikansebesar Rp11 milyar . Jadi total Rp44, 9 miliar akan kita berikan ke Pangkep, ” ujarnya. (fit)



