Kebijakan moratorium penerbitan izin pembangunan perumahan baru di Jawa Barat yang dikeluarkan Gubernur Dedi Mulyadi berpotensi menekan kinerja sejumlah emiten properti. Dalam kebijakan tersebut, Dedi menghentikan sementara izin baru sekaligus mengevaluasi izin pembangunan perumahan yang telah diterbitkan sebelumnya.
Analis PT Indo Premier Sekuritas Indri Liftiany menilai, dalam jangka pendek kebijakan tersebut dapat menghambat realisasi proyek baru. Dampaknya, kinerja keuangan emiten properti berisiko tertekan, terutama pada kuartal keempat 2025.
“Selain itu, harga saham emiten properti mengalami penurunan secara teknikal sebagai bentuk respon pasar terhadap kebijakan baru tersebut,” ujar Indri kepada Katadata.co.id, seperti dikutip Rabu (16/12).
Menurut Indri, tekanan tersebut tidak hanya bersifat sementara. Efek kebijakan diperkirakan masih akan terasa hingga kuartal pertama 2026, seiring dengan penyesuaian rencana pengembangan proyek oleh para pengembang.
Sejumlah emiten properti tercatat memiliki eksposur proyek yang cukup besar di Jawa Barat. Emiten-emiten tersebut antara lain PT Sentul City Tbk (BKSL), PT Kentanix Supra International Tbk (KSIX), PT Puradelta Lestari Tbk (DMAS), PT Ciputra Development Tbk (CTRA), serta PT Metropolitan Land Tbk (MTLA).
BKSL, misalnya, mengembangkan kawasan mandiri Sentul City di Bogor dengan berbagai proyek hunian dan komersial, seperti Arcadia Residence & Square, Spring Residence, Spring Valley Extension, dan Spring Garden. Phintraco Sekuritas merekomendasikan investor yang berminat pada saham BKSL untuk masuk di rentang harga 137–138 dengan target jangka pendek di level 150, 160, hingga 170.
Sementara itu, DMAS mengelola kawasan Kota Deltamas seluas sekitar 3.200 hektare di Cikarang Pusat, Bekasi. Kawasan ini terintegrasi antara kawasan industri, residensial, komersial, serta fasilitas publik.
Untuk CTRA, perseroan mengembangkan Citra City Sentul atau Citra Sentul Raya di Bogor, sebuah township berskala kota mandiri dengan luas sekitar 400 hektare. D’Origin Advisory merekomendasikan akumulasi saham CTRA di level 890 dengan target harga 945 dan 1.050.
Adapun KSIX memiliki sejumlah proyek di Jawa Barat, khususnya di Bogor, antara lain Grand Nusa Indah (GNI) Cileungsi, Adhigana, serta Permata Nusa Indah Situsari. Sementara MTLA juga memiliki beberapa proyek di wilayah Jawa Barat, seperti Metland Transyogi, Metland Cileungsi, Metland Cibitung, Metland Cikarang, hingga proyek terbaru Metland Kertajati di Majalengka.
Sebelumnya, Dedi yang akrab disapa KDM memperluas kebijakan penghentian sementara penerbitan izin perumahan yang semula hanya berlaku di Bandung Raya menjadi mencakup seluruh wilayah Jawa Barat. Kebijakan tersebut tertuang dalam Surat Edaran Gubernur Jawa Barat Nomor 180/HUB.03.08.02/DISPERKIM tentang Penghentian Sementara Penerbitan Izin Perumahan di Wilayah Provinsi Jawa Barat yang diteken pada 13 Desember 2025.
Dalam surat edaran itu, Dedi menilai ancaman bencana hidrometeorologi seperti banjir bandang dan tanah longsor kini tidak lagi bersifat lokal, melainkan telah meluas ke hampir seluruh wilayah Jawa Barat. Karena itu, diperlukan langkah mitigasi yang lebih komprehensif dan terintegrasi.
Melalui kebijakan ini, Pemerintah Provinsi Jawa Barat menghentikan sementara seluruh penerbitan izin perumahan hingga masing-masing pemerintah kabupaten dan kota memiliki kajian risiko bencana serta melakukan penyesuaian terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW).


