Jakarta, tvOnenews.com - Pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) dalam dunia pendidikan telah menciptakan perubahan besar pada cara kemampuan bahasa Inggris diukur. Jika sebelumnya tes bahasa lebih menitikberatkan pada aspek reseptif seperti membaca dan mendengar, kini teknologi memungkinkan evaluasi keterampilan produktif secara lebih menyeluruh.
Riset bertajuk “Empowering Language Assessment: The Pioneering Role of Artificial Intelligence” mengungkap bahwa AI mampu meningkatkan efisiensi, akurasi, dan konsistensi penilaian kemampuan berbahasa, terutama pada speaking dan writing.
Sistem otomatis seperti automated essay scoring dan pengenalan suara berbasis NLP bekerja cepat menilai struktur kalimat, kelancaran, dan kosa kata.
Kebutuhan terhadap proses evaluasi yang cepat semakin terasa di dunia kerja saat ini. Perusahaan global menuntut kemampuan komunikasi spontan, jelas, dan profesional, hal yang hanya dapat dinilai melalui aspek berbicara dan menulis.
Teknologi AI membantu mewujudkan penilaian tersebut secara lebih relevan. Selain mempercepat hasil, AI juga memperluas kesempatan bagi siapa pun untuk mengakses tes dari mana saja, membuat proses pengukuran lebih inklusif.
Kemampuan AI untuk menyediakan lingkungan latihan virtual juga didukung oleh berbagai studi yang menyoroti manfaat pembelajaran adaptif.
Pelajar dapat berdialog dengan chatbot, menulis teks, atau menerima koreksi otomatis yang membantu mereka mengembangkan komunikasi yang lebih natural.
Dengan akses latihan berbasis AI yang tersedia 24 jam, proses belajar menjadi lebih konsisten, terutama bagi peserta yang sebelumnya sulit mendapatkan pelatihan intensif atau tatap muka.
Melihat arah perubahan tersebut,
Penerapan AI membuat proses penilaian berbicara dan menulis lebih cepat serta akurat.
Menurut Yunita Yanti, Academic Operations Manager EF EFEKTA English for Adults, AI membuka peluang baru dalam pembelajaran bahasa Inggris yang lebih personal dan adaptif.
"Tema global laporan tahun ini, English in the Age of AI, menekankan bahwa teknologi tidak menggantikan komunikasi manusia. AI membantu memberikan latihan dan personalisasi, namun empati, spontanitas, dan koneksi antarmanusia tetap menjadi inti kompetensi berbahasa," katanya.
“Kemampuan berbicara dan menulis yang kuat merupakan kunci untuk komunikasi efektif dan kolaborasi global di era AI,” sambung Yunita.



