Tiga Pekan Terputus, Jalan Tarutung-Sibolga Akhirnya Tersambung Secara Darurat

kompas.id
4 jam lalu
Cover Berita

MEDAN, KOMPAS – Jalan Tarutung-Sibolga akhirnya tersambung dan bisa dilalui kendaraan meski secara darurat, Rabu (17/12/2025). Jalan nasional, yang menjadi jalur utama ke Kota Sibolga dan Tapanuli Tengah, itu sebelumnya terputus akibat banjir bandang dan longsor di sepanjang 50 kilometer badan jalan.

Jalan Tarutung-Sibolga merupakan jalan utama dari arah Medan menuju Tapanuli Tengah dan Kota Sibolga. Jalan itu merupakan jalur untuk mengirim beras, sayur-sayuran, dan barang konsumsi lain dari dan ke Tapanuli Tengah dan Sibolga.

Sebaliknya, Sibolga dan Tapanuli Tengah menghasilkan ikan laut yang dikirim ke sejumlah daerah ke Toba hingga Medan. Kawasan itu juga menghasilkan karet remah dan minyak sawit mentah. Jalan Tarutung-Sibolga menjadi urat nadi perekonomian kawasan.

“Jalan Tarutung-Sibolga sudah bisa dilalui secara darurat. Kami sarankan, masyarakat yang ingin melintas menggunakan mobil gardan ganda,” kata Anggota Satuan Kerja Operasi dan Pemeliharaan Balai Besar Wilayah Sungai Sumatera II Kementerian Pekerjaan Umum, Saiful Anthony Sanopa, Rabu.

Baca JugaBencana di Sumatera, Satgas PKH Dikerahkan untuk Investigasi Dugaan Pembalakan Liar

Saiful menyebut, Jalan Tarutung-Sibolga berhasil dibuka tim gabungan dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, TNI, Polri, dan sejumlah Badan Usaha Milik Negara. Beberapa hari terakhir, petugas berupaya membuka jalur baru di lokasi jalan amblas yang paling parah di daerah Sigarupu, Desa Bair, Kecamatan Tapian Nauli, Tapanuli Tengah.

Tim dari arah Sibolga dan dari arah Tarutung bertemu di titik itu membuat jalan baru di punggung bukit terjal tersebut. Sigarupu menjadi salah satu ruas jalan dengan kerusakan paling parah.

Badan jalan ambles sepanjang sekitar 100 meter ke jurang sedalam sekitar 100 meter. Petugas membuka jalur baru di samping jalan ambles tersebut.

Sebelumnya, Jalan Tarutung-Sibolga terputus dari Kilometer (Km) 14 hingga Km 62. Jalan terputus karena tertimbun longsor dan ambles di sekitar 50 lokasi.

Di beberapa lokasi, longsor cukup parah dengan timbunan lumpur dan batang pohon setinggi lima meter di sepanjang ratusan meter. Puluhan kendaraan tertimbun longsor di sepanjang jalur itu.

Laurensius Sihombing (35), warga Desa Naga Timbul, Kecamatan Sitahuis, mengatakan, pembukaan jalan tersebut sangat penting bagi penyintas bencana. Distribusi bantuan ke wilayah tersebut sebelumnya terhambat akibat jalan putus.

Akibatnya, warga harus berjalan 8-12 km sehari untuk mengambil bantuan di desa terdekat di Tapanuli Utara. Jaringan listrik dan telekomunikasi juga sempat lumpuh. Saat ini, jaringan listrik dan telekomunikasi sudah tersambung.

“Kami bersyukur jalan akhirnya bisa terbuka dari Tapanuli Utara hingga ke Sibolga. Semoga penyaluran bantuan bisa lebih lancar ke Tapanuli Tengah dan Sibolga,” kata Laurensius.

Laurensius menyebut, ekonomi mereka juga terpuruk sejak banjir bandang dan longsor melanda pada Senin (24/11/2025). Sejak bencana terjadi, mereka tidak bisa menjual hasil bumi karena tidak ada tauke yang bisa masuk ke Tapanuli Tengah dan Sibolga untuk mengambil karet dan hasil bumi lain.

Minyak sawit mentah juga tidak bisa dikirim dari sejumlah pabrik kelapa sawit di kawasan itu. Akibatnya, sawit dari para petani juga tidak bisa diserap.

Sebelumnya, Gubernur Sumut Bobby Nasution mengatakan, berdasarkan penghitungan, bencana di Sumut menyebabkan kerugian Rp 17 triliun. Kerusakan infrastruktur antara lain 23 ruas jalan nasional, 3 jembatan nasional, 25 ruas jalan provinsi, dan 5 jembatan provinsi. Perbaikan masih terus dilakukan.

Bencana juga menyebabkan 4.359 saluran irigasi rusak, tanggul jebol di 26 lokasi, 38.878 hektar lahan pertanian rusak, dan 5.750 hektar mengalami puso atau gagal panen.

Bencana banjir bandang dan longsor terjadi di 19 kabupaten/kota di Sumut. Beberapa daerah dengan dampak paling parah adalah Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, Sibolga, dan Tapanuli Utara.

Fasilitas publik juga rusak, antara lain 397 sekolah, 18 rumah sakit, 25 puskesmas, 19 puskesmas pembantu, dan 9 poliklinik desa. ”Kerusakan rumah sakit bukan hanya bangunannya, tetapi juga peralatan medis,” kata Bobby.

Jumlah korban di Sumut mencapai 360 jiwa meninggal, 79 hilang, dan 2.284 terluka. Jumlah warga terdampak lebih dari 1,7 juta jiwa dengan 21.580 orang di antaranya harus mengungsi.

Bobby menyebutkan, penanggulangan bencana di masa tanggap darurat terkendala karena sejumlah daerah terisolasi. Pembukaan akses jalan diharapkan bisa mempermudah distribusi bantuan, pengerahan alat berat, dan petugas ke kawasan bencana di Tapanuli Tengah dan Sibolga.

Baca JugaAnggaran Bencana Minimalis yang Menjadi Bencana Anggaran


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Pansus Pastikan Raperda Kampung Cerdas Dorong Layanan Modern Tanpa Kesenjangan
• 20 jam laluberitajatim.com
thumb
KPK Sita Dokumen Usai Geledah Kantor-Rumah Dinas Bupati Lampung Tengah
• 17 jam laludetik.com
thumb
Potret Hujan Meteor Geminid yang Indah Hiasi Langit Tiongkok
• 19 jam lalumediaindonesia.com
thumb
KAI Logistik Raih Penghargaan Marketeers Digital Marketing Heroes 2025 untuk Kategori Online – Offline Community Engagement
• 2 jam lalumediaapakabar.com
thumb
Chandra Liow beri bocoran tema "Hope" di YouTube Rewind 2025
• 11 jam laluantaranews.com
Berhasil disimpan.