Penembakan di Tengah Perayaan Hanukkah, Australia Hadapi Luka Lama

mediaindonesia.com
6 jam lalu
Cover Berita

Penembakan massal paling mematikan di Australia dalam hampir tiga dekade terjadi di Pantai Bondi, Sydney, lokasi ikonik yang selama ini identik dengan wisata dan rekreasi. Serangan tersebut menargetkan keluarga Yahudi yang tengah berkumpul pada salah satu hari paling sakral dalam kalender keagamaan Yahudi.

Ratusan orang memadati area sekitar pantai untuk merayakan Hanukkah, festival cahaya, dalam sebuah acara komunitas yang dipromosikan sebagai perayaan keluarga. Acara itu menawarkan berbagai kegiatan ramah anak, mulai dari donat gratis hingga lukisan wajah, dengan tujuan memenuhi Bondi dengan sukacita dan cahaya.

Namun, sekitar satu jam sebelum matahari terbenam, suasana berubah drastis. Dua pria bersenjata, yang kemudian diketahui sebagai ayah dan anak, melepaskan tembakan dari sebuah jembatan dekat Archer Park, area hijau tak jauh dari pantai. 

Saat itu, turis dan warga lokal masih berjalan santai di sepanjang Campbell Parade, menikmati sisa sore Minggu (14/12) yang seharusnya tenang.

Sejumlah saksi mata mengira suara letusan tersebut sebagai kembang api, sebelum menyadari dengan ngeri bahwa yang terdengar adalah tembakan. 

Bagi banyak warga Australia, suara itu terasa asing, mengingat ketatnya undang-undang senjata api di negara tersebut. Terakhir kali Australia mengalami tragedi dengan jumlah korban serupa adalah pada 1996, dalam pembantaian Port Arthur di Tasmania.

Serangan di Bondi terasa jauh lebih dekat bagi masyarakat Australia. Sydney merupakan pusat utama kehidupan Yahudi di negara itu, dengan populasi sekitar 120.000 orang dari total 27 juta penduduk Australia.

Pembantaian tersebut merenggut nyawa lintas generasi, mulai dari seorang anak perempuan berusia 10 tahun hingga seorang penyintas Holocaust.

Pantai Bondi selama ini dikenal dengan pasir putih dan citranya sebagai tempat pelarian dari hiruk pikuk dunia. Namun setelah penembakan, pemandangan berubah menjadi kacau. Kereta bayi tertinggal di atas rumput, sandal jepit berserakan, ditinggalkan para orang tua yang berusaha menyelamatkan anak-anak mereka sambil berlari mencari perlindungan dari tembakan.

Berbicara kepada publik pada Minggu malam, Perdana Menteri Australia Anthony Albanese menyebut peristiwa tersebut sebagai tindakan jahat.

"Tidak ada tempat untuk kebencian, kekerasan, dan terorisme ini di negara kita. Izinkan saya memperjelas, kita akan memberantasnya," kata Albanese.

Meningkatnya antisemitisme

Para pemimpin komunitas Yahudi di Australia telah lama mendesak pemerintah agar mengambil langkah lebih tegas dalam menghadapi meningkatnya antisemitisme.

Australia mengalami gelombang protes besar terkait perang Israel di Gaza. Seiring dengan itu, laporan serangan terhadap situs dan properti Yahudi meningkat tajam. 

Tahun lalu, Albanese menunjuk Jillian Segal sebagai Utusan Khusus untuk Memerangi Antisemitisme.

Pengamanan di sekitar lokasi-lokasi Yahudi di Sydney memang diperketat. Namun Dewan Eksekutif Komunitas Yahudi Australia (ECAJ), yang mewakili sekitar 200 organisasi Yahudi, menyatakan bahwa tragedi di Bondi menunjukkan masih adanya celah besar dalam perlindungan keamanan.

"Tanda-tandanya sudah terlihat," kata salah satu CEO ECAJ, Alex Ryvchin, merujuk pada data yang mencatat 1.654 insiden anti-Semit di Australia sepanjang tahun lalu.

"Hal semacam ini memang sudah pasti akan terjadi. Tetapi pada saat yang sama, kita bukanlah negara dengan tingkat kejahatan senjata api yang tinggi. Hal semacam ini tidak pernah terjadi di sini," ujarnya.

Pada Minggu (14/12), Albanese ditanya secara langsung apakah pemerintahannya cukup serius menanggapi antisemitisme. 

"Ya, kami telah menanggapinya dengan serius, dan kami terus bertindak," jawabnya.

Sehari kemudian, ia merinci langkah-langkah yang diambil berdasarkan laporan Segal yang dirilis Juli lalu. Kebijakan tersebut mencakup alokasi jutaan dolar untuk proyek kohesi sosial serta peningkatan museum dan pusat pendidikan Yahudi. 

Pemerintah juga meninjau program universitas guna memastikan lingkungan yang inklusif bagi mahasiswa dan staf Yahudi.

Sejumlah rekomendasi Segal sebelumnya menuai kritik karena dianggap terlalu luas dan berpotensi membatasi kebebasan berbicara.

Pemerintah Albanese berupaya menjaga keseimbangan agar konflik luar negeri tidak meluas ke dalam negeri. 

Selain menunjuk utusan anti-Semitisme, pemerintah juga mengangkat utusan khusus untuk memerangi Islamofobia, guna menangani potensi pembalasan terhadap komunitas Palestina dan para pendukungnya.

Pada Agustus lalu, pemerintah mengambil langkah diplomatik langka dengan mengusir duta besar Iran untuk Australia. 

Badan keamanan nasional mengaitkan Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) dengan dua serangan pembakaran terhadap properti Yahudi pada 2024. Ini merupakan pengusiran duta besar asing pertama Australia sejak Perang Dunia Kedua.

"Mereka telah berupaya untuk menyakiti dan menakut-nakuti warga Yahudi Australia dan untuk menabur kebencian dan perpecahan di komunitas kita," kata Albanese saat itu.

Namun dalam konferensi pers yang sama, Direktur Jenderal Organisasi Intelijen Keamanan Australia, Mike Burgess, menegaskan bahwa Iran tidak dapat dianggap bertanggung jawab atas setiap insiden anti-Semit di Australia.

Kekhawatiran akan meningkatnya ketegangan

Tragedi di Pantai Bondi menandai eskalasi kekerasan yang jarang terjadi di negara dengan salah satu tingkat pembunuhan menggunakan senjata api terendah di dunia.

Meski hukum senjata api di Australia tergolong ketat, pemerintah pusat dan daerah sepakat untuk kembali memperketat aturan. 

Dalam pertemuan Kabinet Nasional pada Senin, para pemimpin negara bagian dan teritori sepakat menyusun regulasi baru yang membatasi izin kepemilikan senjata api hanya untuk warga negara Australia, membatasi jumlah senjata, serta memperketat masa berlaku izin.

Perdana Menteri New South Wales, Chris Minns, menyatakan bahwa undang-undang di tingkat negara bagian juga akan direvisi.

Pihak berwenang menyebut tersangka utama, Sajid Akram, 50, merupakan anggota klub menembak dan memegang izin berburu rekreasi yang memberinya hak memiliki senjata api laras panjang yang digunakan dalam serangan tersebut.

Polisi menjelaskan bahwa Akram memperoleh izin senjata api pada 2023 setelah mengajukan permohonan pada 2020. 

"Permohonan sebelumnya pada 2015 kedaluwarsa karena ia tidak melengkapi persyaratan foto," kata Komisaris Polisi NSW Mal Lanyon.

Sajid Akram tewas ditembak polisi di lokasi kejadian. Putranya yang berusia 24 tahun, Naveed, masih dirawat di rumah sakit dan diperkirakan akan menghadapi dakwaan pidana.

Ratusan petugas dikerahkan untuk mengamankan lokasi dan mengumpulkan bukti, sementara publik mempertanyakan bagaimana serangan sebesar itu dapat direncanakan dan dilancarkan di ruang terbuka tanpa terdeteksi lebih awal.

Penyidik menggerebek sebuah rumah di Bonnyrigg, wilayah barat Sydney, pada Minggu malam, yang diyakini berkaitan dengan serangan tersebut. 

Pada Senin (15/12), sejumlah ahli forensik terlihat memasuki lokasi dengan perlengkapan pelindung lengkap, sementara area itu dipasangi garis polisi.

Warga sekitar mengaku terkejut mengetahui bahwa tersangka kemungkinan tinggal di lingkungan mereka.

Seorang tetangga, Renato Padilla mengatakan bahwa ia tengah menonton liputan tragedi Bondi di televisi ketika jalan di depan rumahnya tiba-tiba dipenuhi mobil polisi.

"Kami sangat khawatir tadi malam mungkin akan terjadi baku tembak dan hal-hal semacam itu. Atau karena mereka mengatakan di Bondi ada beberapa bahan peledak di dalam mobil," kata Padilla, merujuk pada kendaraan yang ditemukan di Campbell Parade dengan sejumlah alat peledak rakitan.

Komisaris Polisi NSW Mal Lanyon mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak melakukan tindakan balasan.

"Ini adalah waktu untuk tenang. Pembalasan atau tindakan terhadap bagian mana pun dari komunitas mana pun tidak akan diterima," katanya.

Meski demikian, kekhawatiran tetap muncul bahwa ketegangan yang selama ini berusaha dibendung pemerintah Australia kini berpotensi meningkat. 

Publik menanti jawaban tentang apa yang mendorong dua pelaku melakukan serangan brutal tersebut, serta sejauh mana aparat telah bertindak untuk mencegah tragedi itu terjadi. (CNN/Z-10)


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
22 Serangan Udara, 100 Tewas: Perang Rahasia AS Baru Saja Dimulai
• 4 jam laluerabaru.net
thumb
Prabowo Targetkan Hentikan Impor Solar Mulai Tahun Depan
• 16 jam laluviva.co.id
thumb
Bansos Desember 2025 Cair Serentak, Cek Jenis Bantuannya di Sini!
• 4 jam lalumetrotvnews.com
thumb
Ivan Gunawan Hadirkan Koleksi Raya 2 Brand Fashion Miliknya di Garis Poetih 2026
• 16 jam lalutabloidbintang.com
thumb
Tanpa Komunikasi Warga, Lurah Klegen Serahkan Kunci Fasum Bumi Antariksa, RT-RW Setempat Mundur
• 10 jam lalurealita.co
Berhasil disimpan.