Penulis: Ridho Dwi Putranto
TVRINews, Jakarta
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Agam mencatat sebanyak 4.330 warga masih mengungsi akibat bencana hidrometeorologi yang melanda wilayah tersebut beberapa pekan terakhir. Ribuan pengungsi tersebar di puluhan titik di sejumlah kecamatan terdampak.
Kepala Pelaksana BPBD Agam, Rahmat Lasmono, mengatakan data tersebut berdasarkan laporan hingga Selasa, 16 Desember 2025, pukul 20.00 WIB.
“Sebanyak 4.330 jiwa masih mengungsi di 48 titik pengungsian,” kata Rahmat, dikutip Rabu, 17 Desember 2025.
Pengungsi Tersebar di Enam Kecamatan
Rahmat menjelaskan, jumlah pengungsi terbanyak berasal dari Kecamatan Tanjung Raya dengan 2.192 orang yang tersebar di 19 titik pengungsian. Disusul Kecamatan Palembayan sebanyak 1.261 orang di 15 titik.
Sementara itu, Kecamatan Palupuh mencatat 198 pengungsi di tiga titik, Kecamatan Ampek Koto 49 pengungsi di lima titik, Kecamatan Malalak 280 pengungsi di satu titik, serta Kecamatan Matur sebanyak 350 pengungsi yang tersebar di enam titik.
“Mereka mengungsi karena rumah mengalami kerusakan akibat banjir bandang, longsor, dan bencana lainnya, termasuk berada di zona merah,” ujarnya.
Kebutuhan Pengungsi Dipasok Dapur Umum
Untuk memenuhi kebutuhan dasar para pengungsi, BPBD bersama Dinas Sosial Kabupaten Agam, pemerintah nagari, serta warga setempat mengoperasikan dapur umum.
“Kebutuhan makanan pengungsi disuplai dari dapur umum yang disediakan oleh Dinas Sosial, pemerintah nagari, dan dapur swadaya masyarakat,” jelas Rahmat.
Korban Jiwa dan Pencarian Masih Berlangsung
Bencana hidrometeorologi tersebut juga menimbulkan korban jiwa dalam jumlah besar. BPBD mencatat sebanyak 192 orang meninggal dunia, sementara 72 orang masih dinyatakan hilang dan delapan orang lainnya menjalani perawatan medis.
“Hingga saat ini proses pencarian korban yang belum ditemukan masih terus dilakukan dengan melibatkan TNI, Polri, Basarnas, serta relawan,” katanya.
Kerusakan Infrastruktur dan Lahan Pertanian
Selain korban jiwa dan pengungsi, bencana tersebut menyebabkan kerusakan infrastruktur dan fasilitas umum. BPBD mencatat sebanyak 472 rumah rusak ringan, 290 rumah rusak sedang, dan 838 rumah rusak berat.
Kerusakan juga terjadi pada fasilitas pendidikan sebanyak 114 unit, tempat ibadah 11 unit, jembatan 49 titik, serta jalan di 69 titik. Sementara itu, lahan pertanian yang terdampak mencapai 1.948,23 hektare.
BPBD Agam memastikan penanganan darurat dan pendataan dampak bencana terus dilakukan untuk mendukung proses pemulihan di wilayah terdampak.
Editor: Redaksi TVRINews




