Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno menegaskan penanggulangan bencana banjir-longsor di Sumatera merupakan prioritas nasional. Menurutnya, pemerintah punya anggaran yang memadai.
“Sebagaimana Bapak Presiden sampaikan ini adalah prioritas nasional. Oleh karena itu semua K/L juga menempatkan pemulihan bencana, bencana di Provinsi Aceh, Provinsi Sumatera Utara, dan Provinsi Sumatera Barat, sebagai prioritas nasional dari semua K/L,” ucap Pratikno usai rapat tingkat menteri di Kantor Kemenko PMK, Jakpus pada Rabu (17/12).
“Ini sesuai dengan arahan Bapak Presiden dan Bapak Presiden juga menjamin bahwa pemerintah mempunyai anggaran yang memadai untuk menyelesaikan ini dengan sebaik-baiknya,” tambahnya.
Ia pun mengatakan sudah banyak progres signifikan tercapai berkat kerja keras pemerintah, mulai dari distribusi logistik, penyediaan BBM dan LPG, hingga membuka area yang terisolir.
“Jadi sekali lagi memang semua berprogres signifikan, tetapi memang kondisi saat ini tidak semuanya sama,” ucap Pratikno.
“Jadi pemerintah sekali lagi arahan Pak Presiden bekerja keras, seoptimal mungkin, semaksimal mungkin, kendala-kendala terkait dengan regulasi, prosedur birokrasi, dan seluruhnya harus dipecahkan. Yang penting adalah pemulihan segera terselesaikan dengan maksimal,” tambahnya.
Terkait listrik, Pratikno menyebut sejumlah daerah yang masih belum pulih telah diberikan genset.
“Jadi bahkan beberapa daerah yang masih belum recover sepenuhnya listrik juga disediakan genset dan lain-lain,” ucap Pratikno.
Sementara, untuk konektivitas komunikasi, Komdigi masih terus berupaya agar segera pulih sepenuhnya.
“Tadi juga Bu Komdigi juga menyampaikan mengenai konektivitas, terus diupayakan, progresnya sangat signifikan. Karena selain memulihkan kembali, untuk sementara juga Satelit Satria dikombinasikan dengan Starlink, juga selama ini sangat membantu komunikasi dari warga, termasuk antara kita para petugas dan lain-lain,” ucap Pratikno.
Pratikno kemudian menjelaskan soal pemulihan hunian untuk para korban banjir. Katanya, hunian tetap (huntap) tengah dipersiapkan dengan terlebih dahulu menyiapkan lahan relokasi.
“Jadi tadi laporan dari Pak Menteri Perumahan juga menyampaikan, ini sudah persiapan, dan karena itu kita berkesempatan untuk melakukan assessment terhadap wilayah-wilayah, lokasi-lokasi yang akan digunakan sebagai relokasi dari rumah warga,” ucap Pratikno.
Terkait hal itu, Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait menyebut akan ada 2.603 unit huntap untuk para korban.
“Per hari ini sudah ada kesiapan untuk membangun rumah bagi saudara-saudara kita di Sumatera Barat, di Sumatera Utara, dan Aceh sebesar 2.603 unit. Dan kita sudah langsung, walaupun ini masih tahapan tanggap darurat, kita juga sudah segera siap, doakan dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi kita sudah mulai membangun hunian tetap,” ucap Ara usai agenda yang sama.
“Ingat ya, hunian tetap bukan hunian sementara,” tambahnya.
Namun, Ara belum menjelaskan di mana lahan tempat para korban akan direlokasi. Ia menyebut, baru akan berkoordinasi lintas sektoral untuk menyiapkan lahannya.
“Jadi mohon doanya kepada rakyat Indonesia, kita mulai bulan ini untuk membangun hunian tetap bagi saudara-saudara kita yang terkena bencana di Sumatera Barat, di Aceh, dan Sumatera Utara,” ucap Ara.
Ara pun mengatakan pembangunannya tak memakai APBN.
“Uangnya non-APBN 2.603 rumah. Dari Yayasan Buddha Tzu Chi 2.500 (unit) dari saya pribadi 103 (unit),” tandasnya.


