Bisnis.com, JAKARTA – Realisasi pencatatan saham perdana (IPO) PT Super Bank Indonesia Tbk. (SUPA) diyakini membawa sinyal positif bagi saham di Grup Emtek. Sejumlah analis menilai SUPA mendorong sentimen positif jangka pendek, tetapi belum tentu terhadap kinerja konsolidasi grup.
Analis Kiwoom Sekuritas Miftahul Khaer menilai penguatan yang belakangan dialami oleh SCMA dan EMTK pada periode penawaran SUPA hanya sebatas sentimen spekulatif terhadap semarak pasar jangka pendek.
“Kami kira IPO Super Bank lebih sebagai penguatan story strategis utamanya bagi Grup Emtek ketimbang katalis lonjakan jangka pendek,” katanya kepada Bisnis, Rabu (17/12/2025).
Meskipun begitu, Miftahul tidak menutup kemungkinan terhadap kontribusi SUPA bagi Grup Emtek secara konsolidasi. Kehadiran bank digital dinilai mampu memberikan optionality yang jelas bagi ekosistem Emtek, baik untuk monetisasi basis pengguna media dan digital, hingga sinergi dengan portofolio teknologi Emtek.
Namun dampak SUPA terhadap kinerja fundamental Grup Emtek baru akan terlihat secara bertahap dan sangat bergantung pada kemampuan SUPA untuk memperbesar skala, efisiensi, dan kualitas aset yang berkelanjutan.
“Oleh karena itu, kami kira efek IPO ini bisa saja bukan sekadar story sesaat, tetapi juga belum bisa dianggap game changer. Apalagi secara jangka pendek, market masih akan cenderung menilai Grup Emtek secara selektif, dengan fokus pada eksekusi bisnis dan bukti kontribusi nyata SUPA,” katanya.
Baca Juga
- Sentul City (BKSL) ungkap Strategi Pasca Gubernur KDM Larang Pembangunan Perumahan Baru
- Realisasi Wacana Merger Grab-GOTO jadi Tantangan Kinerja Superbank (SUPA)
- Prospek dan Arah Saham GOTO Setelah Hans Patuwo Resmi jadi CEO Baru Gantikan Patrick Walujo
Sebagai gambaran, rencana IPO SUPA pertama kali terbit di surat kabar pada 25 November 2025 hingga IPO pada hari ini, 17 Desember. Selama periode 25 November – 17 Desember 2025, sejumlah saham dalam Grup Emtek tercatat menguat. Saham PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK) misalnya, mencatatkan penguatan 6,37% selama periode ini. Begitu juga dengan PT Surya Citra Media Tbk. (SCMA) yang naik 5,12% ke level Rp410 per saham pada periode yang sama.
Namun tidak semua emiten di Grup Emtek mengalami kenaikan pada periode ini. Saham PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) justru terkoreksi 2,38% ke Rp164 hingga perdagangan hari ini. Begitu juga ekosistem rumah sakit Grup Emtek, seperti PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk. (SAME) yang terkoreksi 4,83% ke Rp394.
Researcher PT Henan Putihrai Sekuritas James Widjaja menilai bahwa dengan 27,07% kepemilikan di SUPA, EMTK diprediksi bakal mendapatkan manfaat langsung dari peningkatan profitabilitas SUPA ke depan.
Belum lagi, EMTK akan diuntungkan dengan kerja sama SUPA dan Vidio, yang menjadi salah satu aset media digital EMTK. Hal ini memungkinkan kedua pihak saling mempromosikan produk dan layanan mereka. Namun, James belum menilai signifikansi kontribusi SUPA di ekosistem Emtek.
“Dampak terhadap Grup Emtek diperkirakan akan relatif terbatas. Fokus utama SUPA dalam produk pinjaman adalah pada segmen konsumen berimbal hasil tinggi, dengan menggandeng Grab dan OVO untuk mengakuisisi pelanggan untuk produk deposito dan pinjaman,” katanya kepada Bisnis, Rabu (17/12/2025).
James menilai potensi pertumbuhan emiten bank digital ini cukup kuat. Dengan menduduki peringkat ke lima di antara bank digital dalam hal pinjaman, SUPA diprediksi memiliki ruang pertumbuhan yang kuat.
Terlebih, dengan kemitraannya bersama Grab dan OVO, serta peningkatan jumlah pelanggan yang telah mencapai 5 juta nasabah sejak aplikasinya diluncurkan, membuat Henan cukup pede terhadap pertumbuhan SUPA.
“Kami percaya masih ada banyak ruang untuk pertumbuhan, terutama dengan semakin dalamnya kolaborasi SUPA dengan Grab dan OVO, serta peluncuran produk-produk baru untuk mengakuisisi pelanggan baru dan menjaga loyalitas pelanggan yang sudah ada,” katanya.




