Warisan Diam-Diam: Utang Pensiun yang Tidak Pernah Dicatat

kumparan.com
23 jam lalu
Cover Berita

Dalam kehidupan sehari-hari, kita diajarkan untuk berhati-hati pada utang. Utang rumah, utang kendaraan, utang usaha—semuanya tercatat, terlihat, dan secara sadar kita siapkan cara membayarnya. Kita tahu berapa besar cicilan, kapan jatuh tempo, dan apa risikonya jika gagal bayar.

Tetapi dalam tata kelola keuangan negara, ada satu jenis “utang” yang jauh lebih sunyi. Ia tidak selalu tercatat sebagai pinjaman. Ia tidak muncul sebagai angka besar di headline. Namun ia terus tumbuh, diam-diam, dari tahun ke tahun.

Utang yang Tidak Tertulis, Tetapi Nyata

Dalam Sistem Jaminan Pensiun ASN yang sangat bergantung pada pembayaran langsung dari anggaran tahunan, negara sesungguhnya sedang memikul kewajiban jangka panjang yang nilainya sangat besar. Setiap janji manfaat pensiun oleh negara kepada Pensiunan ASN yang diberikan hari ini adalah:

Dalam dunia keuangan, kewajiban seperti ini disebut sebagai liabilitas jangka panjang. Tetapi karena tidak dikemas sebagai pinjaman formal, ia sering tidak diperlakukan seperti “utang”. Padahal secara substansi, ia adalah:

Perbedaannya hanya satu: utang ini tidak ditagih oleh bank, melainkan oleh waktu.

Mengapa Ia Disebut “Warisan Diam-Diam”?

Ia disebut warisan karena:

Ia disebut diam-diam karena:

Namun justru karena ia diam, ia berbahaya. Ibarat retakan kecil di fondasi rumah tua—tidak terlihat dari luar, tetapi terus melebar di dalam.

Ketika Neraca Negara Terlihat Sehat, Tetapi Kewajiban Menggunung

Sebuah negara bisa saja terlihat sehat secara kasat mata:

Namun di balik semua itu, kewajiban pensiun terus menumpuk seiring bertambahnya jumlah pensiunan dan panjangnya usia hidup. Ini menciptakan ilusi kesehatan fiskal negara—padahal di belakang layar, ada komitmen pembayaran raksasa yang menunggu.

Inilah yang sering luput dari perbincangan publik:

Ketika Bonus Demografi Berubah Menjadi Beban Demografi

Selama ini kita sering mendengar dan berbicara tentang bonus demografi. Jumlah penduduk usia produktif besar. Tenaga kerja melimpah. Pertumbuhan ekonomi terdorong. Semua itu benar.

Namun setiap bonus demografi, jika tidak dikelola dengan bijak, akan berubah menjadi beban demografi. Hari ini kita menikmati banyaknya pekerja. Besok, kita akan menghadapi banyaknya pensiunan.

Jika sistem pembiayaan pensiun tidak dipersiapkan dengan dana yang kuat sejak masa bonus demografi itu berlangsung, maka yang terjadi adalah:

Di sinilah utang pensiun yang tak tercatat berubah menjadi tekanan yang sangat nyata.

Pelajaran dari Banyak Negara: Krisis Selalu Datang Terlambat untuk Dicegah

Sejarah internasional memberi pelajaran yang seragam:

Koreksi mendadak itu biasanya berupa:

Dan seperti yang selalu terjadi, langkah-langkah mendadak selalu lebih menyakitkan daripada transformasi bertahap yang direncanakan sejak awal.

Mengapa Utang Pensiun Lebih Sensitif daripada Utang Negara Biasa?

Utang negara pada bank atau investor bisa dinegosiasikan ulang. Jadwalnya bisa direstrukturisasi. Bunganya bisa disepakati kembali.

Tetapi utang Pensiun ASN adalah janji negara kepada manusia yang telah menutup masa kerja dan pengabdiannya. Ia bukan kontrak bisnis biasa. Ia menyangkut:

Karena itu, ketika utang Pensiun ASN membengkak tanpa persiapan dana yang memadai, negara akan berhadapan dengan dilema paling berat: memilih antara keadilan fiskal dan keadilan sosial.

Bangsa yang besar tidak seharusnya dipaksa pada pilihan sekeras itu.

Ini Bukan Soal Menakut-nakuti, Tetapi Soal Kejujuran pada Masa Depan

Membicarakan utang Pensiun ASN yang tak tercatat bukanlah untuk menciptakan kepanikan. Justru sebaliknya: ini adalah bentuk kejujuran pada masa depan. Kita tidak sedang meremehkan warisan masa lalu, tetapi sedang berusaha agar warisan itu tidak berubah menjadi beban bagi anak cucu kita.

Bangsa yang dewasa selalu berani membuka buku keuangannya dengan jujur, termasuk halaman-halaman yang selama ini jarang disentuh.

Warisan yang Perlu Kita Tata Ulang

Setiap generasi mewarisi sesuatu. Ada yang mewarisi tanah, ilmu, dan nilai-nilai luhur. Tetapi ada juga yang mewarisi sistem, struktur, dan kewajiban.

Utang Pensiun ASN yang tidak pernah dicatat secara terbuka adalah salah satu warisan struktural itu. Ia sama sekali bukan kesalahan orang per orang. Ia adalah konsekuensi dari sistem yang lahir di zaman dahulu, dengan tantangan yang berbeda.

Tugas kita hari ini bukan saling menunjuk, melainkan menata ulang warisan itu agar tetap bermakna, adil, dan berkelanjutan.

Sebab pada akhirnya, sejarah tidak akan bertanya apakah kita mewarisi masalah.

Sejarah akan bertanya: apa yang kita lakukan terhadap warisan itu?

----- AK20251218-----

JaminanPensiun (#4): Semuanya berupa gagasan, pemikiran, dan harapan masa depan. Untuk menggugah kesadaran literasi terhadap hal-hal yang menjadi kepentingan publik. Gunakan artikel ini secara bijak dan seperlunya. Komunikasi: [email protected].


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Hadir di Persidangan, Ammar Zoni Peluk Keluarga dan Sampaikan Pesan Haru untuk Adik
• 17 jam lalutabloidbintang.com
thumb
Ada Pejabat Kementerian/Lembaga Keberatan Jabatan Strategis Diisi Polisi Aktif
• 13 jam lalukompas.com
thumb
Pramono Serahkan Gedung Pemprov DKI ke YLBHI, Kenang Hubungan Emosional
• 8 jam laludetik.com
thumb
Edena Perkuat Peran Indonesia di Pasar Karbon Global lewat CDC 2025
• 17 jam laluidxchannel.com
thumb
Doa Nabi Muhammad Terhadap Delapan Perkara dan Penjelasannya
• 23 jam lalurepublika.co.id
Berhasil disimpan.