Anxiety atau kecemasan bisa lebih menyiksa dari apa yang dibayangkan. Tidak sekadar perasaan takut, khawatir ataupun sejenisnya, kecemasan bisa menimbulkan berbagai gejala fisik seperti sakit kepala, mual, nyeri otot, atau bahkan sesak napas.
Hubungan antara pikiran dan tubuh memang sangat erat, sehingga kondisi emosional yang tidak stabil saat terjadi kecemasan bisa terasa langsung dalam bentuk reaksi fisik. Ketika ini terjadi, terutama di tempat umum, tentu bisa sangat mengganggu bahkan membahayakan. Untuk itu, beberapa kiat meredakan gejala kecemasan, sebagaimana dikutip dari Harvard Health Publishing ini bisa diterapkan.
Reaksi Fisik saat Mengalami KecemasanKecemasan dapat memicu reaksi fisik tubuh karena mengaktifkan sistem saraf otonom. Saat tubuh masuk ke mode fight or flight, jantung bisa berdebar, napas memendek, dan otot menegang./ Foto: Freepik.com/jersy
Tahukah Beauties bahwa ada hubungan kecemasan dengan reaksi fisik tubuh? Saat mengalami kecemasan, sistem saraf otonom di dalam tubuh akan aktif. Sistem ini mengatur fungsi otomatis seperti detak jantung, pernapasan, dan kerja organ pencernaan.
Ketika otak mendeteksi ancaman, tubuh masuk ke mode siaga yang dikenal sebagai respons fight or flight. Akibatnya, tubuh melepaskan hormon stres yang membuat jantung berdebar lebih cepat, napas menjadi pendek, dan otot menegang. Reaksi ini sebenarnya mekanisme perlindungan alami, tetapi jika sering muncul tanpa ancaman nyata, tubuh menjadi mudah lelah dan tidak nyaman.



/https%3A%2F%2Fcdn-dam.kompas.id%2Fphoto%2Fori%2F2025%2F12%2F18%2Fd0769b69-077e-41b8-b664-98d999ff14ff.jpeg)

