Di HUT 50+1 Majelis Nasional Pendidikan Katolik, Wamen Fajar: Pendidikan adalah Tindakan Penuh Kasih

mediaindonesia.com
22 jam lalu
Cover Berita

HARI Studi dan HUT ke-50+1 Majelis Nasional Pendidikan Katolik (MNPK) digelar di Kupang, Nusa Tenggara Timur, Rabu (17/12). Kupang yang juga dikenal sebagai Kota Kasih memang tepat dijadikan sebagai tuan rumah, karena memiliki resonansi dengan semangat pendidikan yang digelorakan oleh Paus Fransiskus. 

"Ini sejalan dengan Paus Fransiskus yang pernah mengatakan bahwa pendidikan itu adalah tindakan penuh kasih, karena ialah yang menuntun manusia keluar dari ego dirinya menuju cahaya," tutur Wakil Menteri Pendidikan Fajar Riza Ul Haq ketika menjadi narasumber dalam HUT ke-50+1 MNPK.

Mengutip Karel Steenbrink dalam Orang-orang Katolik di Indonesia, Fajar mengatakan bahwa telah terjadi proses transformasi lembaga pendidikan Katolik sejak prakemerdekaan, bahkan sejak era kolonial sampai era Reformasi. Transformasi itu kemudian menunjukkan, sebagaimana yang kita rasakan hari-hari ini, komunitas Katolik telah menjadi suatu komunitas yang percaya diri dan turut berkontribusi dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. 

"Pemilihan kata 'percaya diri' yang digunakan Steenbrink dapat dimaknai sebagai suatu sikap keterbukaan dari orang-orang Katolik untuk ikut serta dalam mencerdaskan kehidupan bangsa," ungkapnya.

Menurutnya, kunjungan apostolik Paus Fransiskus pada 2024 memiliki pesan yang sangat mendalam. Tidak hanya bagi umat Katolik, melainkan juga bagi umat Islam dan umat-umat lain.

"Ini menunjukkan posisi penting Indonesia sebagai contoh atau laboratorium dari apa yang disebut dengan fratelli tutti (semua bersaudara). Dan filosofi pendidikan Katolik berpijak pada itu. Yakni, pendidikan harus menjadi suatu laboratorium untuk mendorong proses perjumpaan antarindividu, antargenerasi, antariman, antarbangsa, dan antarperadaban. Saya mengapresiasi orientasi pendidikan Katolik yang mengarah pada keterbukaan tersebut," tuturnya.

"Dalam satu dokumen yang diterbitkan pada 2019, yakni Global Impact on Education atau Perjanjian Global tentang Pendidikan, Paus Fransiskus mengatakan pendidikan hari ini dan di masa depan harus berani untuk membentuk individu yang inklusif, bertanggung jawab, dan siap mendengar. Jadi, proses pendidikan yang kita lalui harus menunjukkan keberanian kita. Keluar dari ego individual menuju kebersamaan. Itu yang menjadi cikal bakal tumbuhnya bela rasa atau solidaritas. Kita percaya pendidikan itu bukan semata berorientasi pada akademik, kepintaran kognitif. Lebih dari itu, membentuk manusia yang seutuhnya, manusia yang holistik," tambah Fajar.

Dari Kupang, Fajar melanjutkan perjalanan ke Ende. Di Ende, Fajar mengunjungi SMPN 2 Ende dan dilanjutkan dengan kunjungan ke SMA Muhammadiyah Ende untuk meninjau revitalisasi sekaligus pemanfaatan IFP. 

Kemudian mengikuti dan menghadiri silaturahmi bersama para guru dan kepala sekolah. Lalu, kembali ke Kupang dan ramah tamah dengan jajaran Pimpinan Wilayah Muhammadiyah NTT sebelum akhirnya bertolak ke Jakarta. (RO/I-2)


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Profil Wang Ziqi: Aktor China yang Memikat Hati Lewat Beragam Drama
• 14 jam lalumediaindonesia.com
thumb
Pertamina Siapkan Satgas Nataru 2025/2026, Pastikan Pasokan Energi Aman dan Layanan Maksimal Selama Liburan
• 17 jam lalupantau.com
thumb
BRI Situbondo Digugat Debitur Terkait Proses Lelang
• 1 jam lalurepublika.co.id
thumb
Apa yang Terjadi Jika Orang Kaya dan Kelas Menengah Sama-sama Menahan Belanja?
• 5 jam lalukumparan.com
thumb
Reaksi Madam Pang Disorot Tajam Usai Thailand Kalah dari Vietnam di SEA Games 2025
• 4 jam lalutvonenews.com
Berhasil disimpan.