Polisi Australia mengungkap dua pelaku penembakan di Pantai Bondi, Sydney, pernah melakukan perjalanan ke Filipina pada 1-28 November. Keamanan Nasional Filipina mengkonfirmasi dua pelaku penembakan pernah datang ke Filipina, tapi membantah mereka menerima pelatihan militer dalam bentuk apa pun di sana.
Penasihat Keamanan Nasional Filipina, Eduardo Ano, mengatakan kunjungan kedua pelaku ke Filipina tidak cukup untuk membuktikan dugaan pelatihan teroris dan durasi tinggal mereka tidak memungkinkan adanya pelatihan yang berarti atau terstruktur.
Sebelumnya, PM Australia Anthony Albanese menyebut pelaku penembakan terpapar ideologi ISIS.
Ano mengatakan, pemerintah Filipina tengah menyelidiki perjalanan kedua pelaku ke Filipina dengan otoritas Australia untuk memastikan tujuan kunjungan pelaku. Ia membantah laporan media yang menggambarkan Filipina selatan sebagai pusat ekstremisme, menyebutnya usang dan menyesatkan.
Dikutip dari Reuters, Kamis (18/12), media Filipina MindaNews melaporkan kedua pelaku lebih banyak tinggal di kamar selama hampir sebulan di sebuah hotel murah di Davao.
Staf hotel mengatakan, ayah dan anak itu check-in pada siang hari 1 November dan jarang keluar kamar selama lebih dari satu jam.
Staf hotel mengatakan, keduanya selalu menyendiri, tidak pernah bicara dengan tamu lain atau menerima tamu. Mereka hanya terlihat berjalan di sekitar hotel dan tidak pernah naik kendaraan atau dijemput di depan hotel.
Sejak pengepungan Marawi pada 2017 lalu, pasukan Filipina telah secara signifikan melemahkan kelompok-kelompok yang berafiliasi dengan ISIS.
"Sisa-sisa kelompok ini telah terpecah, kehilangan kepemimpinan, dan mengalami penurunan kemampuan," kata Ano.


:strip_icc()/kly-media-production/medias/5441565/original/084152100_1765511911-The_Firefighters__2024___IMDb_.jpg)

