PESAWAT tempur F-16 buatan Amerika Serikat (AS) dan jet tempur Gripen produksi Swedia milik Angkatan Udara Thailand melancarkan serangan udara ke sedikitnya tiga kasino besar di wilayah Kamboja sepanjang pekan lalu.
Langkah ini disebut sebagai upaya Bangkok untuk melumpuhkan kemampuan militer lawan yang diduga menggunakan kompleks kasino di zona perbatasan sebagai lokasi peluncuran drone bersenjata serta tempat penyimpanan roket, mortir dan persenjataan lainnya.
Bangunan kasino berwarna putih yang menjulang di tengah hutan hijau dan semak belukar itu dinilai menjadi target mudah karena Kamboja tidak memiliki kekuatan pertahanan udara yang memadai.
Sejak konflik bersenjata pecah pada Juli lalu, Kamboja juga belum menggunakan senjata anti-pesawatnya, diduga untuk menghindari respons balasan besar dari Thailand yang secara militer lebih unggul.
Kasino-kasino tersebut merupakan bangunan terbesar dan terkuat di sepanjang perbatasan, dibangun dengan dana besar dari investor dan industri perjudian.
Meski strukturnya berpotensi dimanfaatkan untuk kepentingan militer, penggunaan ganda fasilitas tersebut belum dapat diverifikasi secara independen.
Otoritas Thailand menyebut Kamboja selama ini mengandalkan mortir dan peluncur roket ganda BM-21 122 mm buatan Soviet yang dipasang di atas truk. Senjata tersebut dinilai tidak akurat karena ditembakkan tanpa kendali ke wilayah Thailand.
Namun, serangan drone bersenjata Kamboja yang lebih presisi belakangan semakin sering menghantam sasaran di Thailand, sehingga lokasi peluncuran drone menjadi prioritas utama serangan.
Tentara Thailand yang mendapat pelatihan dari Amerika Serikat menyatakan kecurigaan adanya pihak asing yang membantu Kamboja mengoperasikan drone bermuatan bom. Kecurigaan itu muncul karena keterbatasan efektivitas senjata konvensional Kamboja.
Komando Area Angkatan Darat Kedua Thailand, yang bertanggung jawab menjaga perbatasan sepanjang sekitar 500 mil dengan Kamboja, mengungkapkan pasukannya mendengar komunikasi radio militer Kamboja menggunakan kata bahasa Inggris finished saat beberapa drone menjatuhkan mortir di wilayah Thailand. Sinyal tersebut dilacak hingga ke Provinsi Ubon Ratchathani, meski tidak dijelaskan lebih lanjut.
Menurut militer Thailand, Kamboja menggunakan drone pandangan orang pertama untuk menjatuhkan mortir 82 mm, serta drone bunuh diri yang sengaja diarahkan menabrak pintu masuk bunker militer Thailand. Setiap serangan disebut didukung oleh drone pengintai yang merekam dan menganalisis target.
Di darat, kedua negara menggali parit, memasang kawat berduri, dan terlibat baku tembak intens dari satu perlindungan ke perlindungan lain. Pertempuran terkonsentrasi di zona perbatasan sempit yang meliputi Provinsi Surin, Buriram, Sisaket, Ubon Ratchathani dan Trat di Thailand, serta wilayah Kamboja di seberangnya yang didominasi hutan lebat dan tebing curam.
Sejak 7 Desember, puluhan tentara dan warga sipil dari kedua pihak dilaporkan tewas dalam eskalasi pertempuran terburuk selama konflik lima bulan ini. Lebih dari 50 orang dilaporkan meninggal, sementara Thailand menahan 18 tawanan perang asal Kamboja.
Militer Thailand menegaskan mereka berupaya meminimalkan kerusakan saat mengebom tiga bangunan kasino mewah tersebut, dengan mempertimbangkan kemungkinan keberadaan warga sipil di dalamnya. Termasuk di antaranya individu yang diduga terlibat dalam jaringan penipuan daring ilegal.
Untuk pertama kalinya sejak konflik berlangsung, Angkatan Laut Thailand melepaskan tembakan dari kapal perang di Teluk Thailand pada Rabu (10/12) untuk menghantam kasino Kamboja yang diduga digunakan sebagai basis militer di dekat Provinsi Trat. Dalam foto yang dirilis angkatan laut, terlihat kilatan tembakan berwarna kuning dan oranye dari kapal perang di perairan yang relatif tenang.
"Kapal Angkatan Laut Kerajaan Thailand HTMS Thepa 525 melepaskan tembakan di Teluk Thailand untuk mendukung marinir yang menyerang target militer Kamboja di kota Nong Ree, distrik Muang, Trat," demikian keterangan foto resmi angkatan laut.
Serangan laut tersebut dipilih karena kedekatan wilayah dengan Kasino Thmor Dar di Kamboja yang disebut media Thailand sebagai lokasi peluncuran drone bersenjata.
Angkatan laut juga mengklaim menyerang rumah-rumah di sepanjang perbatasan yang diduga menjadi tempat penyimpanan peluncur roket milik penembak jitu Kamboja. Sebagai balasan, Kamboja dilaporkan menembakkan artileri berat.
Serangan udara juga dilakukan oleh jet Gripen pada Selasa (9/12) yang menjatuhkan bahan peledak tinggi ke Royal Hill Resort and Casino di kota O’Smach, Provinsi Oddar Meanchey. Sehari sebelumnya, F-16 menghantam kasino bertingkat lain yang diduga menjadi basis drone pembawa bom ke Provinsi Ubon Ratchathani.
Thailand menduga masih ada kasino lain di sepanjang perbatasan yang digunakan untuk tujuan militer. Bentrokan terus berlangsung dengan penggunaan roket, mortir, drone bunuh diri dan senjata ringan, di tengah upaya masing-masing pihak memperkuat posisi.
Eskalasi konflik ini terjadi bersamaan dengan rencana Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk menghubungi Bangkok dan Phnom Penh guna mendorong gencatan senjata. Trump bahkan disebut mempertimbangkan ancaman kenaikan tarif impor AS terhadap kedua negara jika pertempuran tidak dihentikan.
"Saya rasa saya dijadwalkan untuk berbicara dengan mereka besok," kata presiden kepada wartawan Gedung Putih pada Rabu (10/12).
"Mereka telah bertikai untuk waktu yang sangat lama, puluhan, puluhan, puluhan tahun. Tetapi saya memiliki hubungan yang baik dengan keduanya. Saya menemukan mereka adalah dua pemimpin hebat, dua orang hebat, dan saya pernah menyelesaikannya sekali," ujarnya.
"Saya pikir saya bisa melakukannya dengan cukup cepat. Saya pikir, saya pikir saya bisa membuat mereka berhenti bertikai. Siapa lagi yang bisa melakukan itu? Bayangkan," kata presiden.
Sementara itu, Perdana Menteri Thailand Anutin Charnvirakul mengambil langkah politik dengan membubarkan parlemen pada Kamis (11/12) untuk membuka jalan bagi pemilu nasional dalam 60 hari, di tengah kritik atas sikap kerasnya yang menolak negosiasi.
"Dengan apa yang telah mereka (Kamboja) lakukan kepada kami, tidak akan ada negosiasi," kata Anutin sebelumnya.
Kolumnis politik Pravit Rojanaphruk memperingatkan sikap tersebut dapat berdampak buruk bagi Thailand.
"Jika Perdana Menteri Anutin Charnvirakul menolak untuk bernegosiasi gencatan senjata, Thailand dapat dipandang oleh dunia sebagai agresor," tulisnya.
"Hal itu juga dapat memengaruhi ekspor Thailand ke AS. Bahkan dapat berdampak pada sektor pariwisata," lanjutnya.
Ketegangan juga meningkat secara personal. Letnan Jenderal Wanchana Sawasdee menulis peringatan keras kepada Ketua Senat Kamboja Hun Sen.
"Jika intelijen yang kredibel menunjukkan bahwa senjata-senjata tersebut menimbulkan ancaman yang nyata, kami akan menghancurkannya," tulis Wanchana dalam unggahan bertajuk pesan untuk Hun Sen.
"Jika ancaman nyata berada di rumah siapa pun, ancaman itu akan dinetralisir terlepas dari lokasinya," tambahnya.
"Kamboja menginginkan perdamaian, tetapi Kamboja terpaksa melawan balik untuk mempertahankan wilayahnya," Hun Sen merespons dengan pernyataan singkat
Di sisi lain, Komando Operasi Keamanan Internal Thailand (ISOC) mengimbau warga melaporkan pihak yang dicurigai sebagai mata-mata Kamboja, termasuk individu yang memotret area terlarang atau bergerak mencurigakan di sekitar fasilitas keamanan.
Sebelum konflik pecah, kasino-kasino di Kamboja dikenal ramai oleh penjudi lokal dan asing.
Sejumlah penyelidik menyebut sebagian kasino juga diduga menjadi pusat operasi penipuan daring lintas negara, meski belum dapat dipastikan apakah tiga kasino yang dibom termasuk di dalam jaringan tersebut. (Asiatimes/Fer)



