Kain tenun tradisional dari Dusun Penggaron (Jombang), selama ini identik dengan produk fesyen seperti sarung atau kain. Tetapi kini para pengrajin siap memasuki babak baru. Melalui terobosan inovatif, tenun Jombang dipadu dengan lidi bambu kemudian bertransformasi menjadi produk interior bernilai jual tinggi, seperti window blind (tirai jendela) dan karya seni tenun kontemporer lainnya.
Terobosan baru ini merupakan hasil kolaborasi antara tim dosen Interior Design Petra Christian University (PCU) Surabaya dengan POKMAS Tenun Wastra Sejahtera di Dusun Penggaron-Jombang.
Kegiatan ini didanai melalui Program Inovasi Seni Nusantara (PISN) Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi RI tahun 2025.
Berdiri sejak 2019, kelompok penenun ini terbentuk akibat masa pandemi dan mayoritas anggotanya adalah orang tua tunggal (single parent). Potensi besar mereka belum didampingi dengan maksimal, sebab selama ini produk yang dihasilkan terbatas hanya pada tekstil fashion dan sistem pemasaran yang diterapkan masih konvensional.
Melihat potensi besar ini, kelompok tim dosen yang terdiri dari Dr. Sherly de Yong, S.Sn., M.T., bersama Dr. Ir. Lintu Tulistyantoro, M.Ds., dan Dr. Yusita Kusumarini, S.Sn., M.Ds., serta beberapa mahasiswa melakukan pendekatan kolaboratif Co-Design.
“Pendekatan kolaboratif Co-Design maksudnya proyek ini melibatkan mitra yang ahli di bidangnya masing-masing, mulai dari penenun, pengrajin, seniman hingga akademisi. Hal ini dilakukan agar tercipta satu produk yang diluar kebiasaan atau baru. Misalnya jika dulu produknya hanya fashion saja maka kali ini berupa tirai tenun (produk interior) dengan motif seni kontemporer yang segar dan unik sehingga memberikan kemungkinan produk yang variatif,” kata Sherly de Yong selaku ketua tim peneliti, Kamis (18/12).
Kegiatan ini sendiri telah dilakukan Sherly dan tim sejak September 2025 lalu. Dibantu oleh beberapa mahasiswa, mereka melakukan pemetaan masalah, mendata kebutuhan bahan baku, pelatihan Co-design (desain motif), Digital Marketing, Manajemen Pameran, produksi prototipe termasuk pembuatan blind tenun bambu dan tenun kontemporer.
Setelah melewati berbagai proses inilah tanggal 15 Desember 2025 dilakukan peresmian Revitalisasi Pokmas Sentra Tenun Wasta Sejahtera. Acara peresmian, yang dihadiri dan diresmikan langsung oleh Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Jombang, itu ditandai dengan serah terima alat modifikasi, meliputi alat tenun, alat serut bambu, dan sisir tenun.
Selain itu, pengunjung dan tamu undangan juga disuguhkan pengalaman secara menyeluruh, mulai dari menyaksikan demo menggambar di atas kain tenun, melihat proses produksi secara langsung, hingga mengunjungi ruang pamer yang telah ditata apik oleh tim dosen.
Produk window blind (tirai jendela) yang dihasilkan ini dibandrol dengan harga Rp 150.000,00 untuk ukuran 45 x 90 cm2.
“Tetapi jangan kuatir, produk ini costum. Calon pembeli bisa memesan produk sesuai dengan selera masing-masing Tetapi pengerjaannya tidak bisa dilakukan dengan cepat,” tambah Lintu sebagai salah satu anggota tim.
Sebab dalam memproduksi benang tenun saja, para pengrajin membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Dimulai dengan membuat bahan mentah berupa lidi bambu, yang disiapkan setiap 50 meter. Yang paling susah adalah proses menggambar motifnya, pasti membutuhkan ketelitian tinggi. Rata-rata hanya mampu menghasilkan 4-5 buah window blind per orang saja dalam sehari.
Kemudian dilanjutkan menenun, dalam sehari setiap pengrajin bisa merangkai tujuh hingga 10 buah window blind. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas dan penyesuaian desain produk menjadi prioritas, meskipun memakan waktu yang lebih lama.
Saat mendampingi POKMAS Tenun Wastra Sejahtera, tim dosen ini juga mengalami kesulitan salah satunya ide untuk menyesuaikan fungsi yaitu window blind.
Sherly menjelaskan bahwa yang diperlukan untuk pengerjaan ini adalah kejelian dan kesabaran penenun untuk menghasilkan produk yang bagus dan sesuai.
“Karena bambu yang digunakan harus halus dan kaku agar mempermudah proses memasukkan ke dalam tenunan,” tambahnya.
Melihat potensi besar ini, tim dosen Petra Christian University sangat yakin bahwa hasil tenun inovatif ini dapat menjadi jembatan antara tradisi dan kebutuhan interior modern. Karakteristik produknya yang lurus, kaku, dan semi-transparan berkat kombinasi bambu dan benang menjadikannya sangat ideal untuk window blind, dengan potensi pengembangan menjadi wall hanging, taplak dan lainnya.
Meskipun merupakan produk inovasi baru, diversifikasi ini diharapkan mampu memperluas market share di segmen interior. “Produk ini siap membuka peluang baru, menawarkan solusi dekorasi yang unik dan berkesan alami serta etnik untuk menghiasi rumah-rumah di Indonesia,” tutup Sherly.



:strip_icc()/kly-media-production/medias/5442550/original/068265100_1765543015-20251212BL_Timnas_Indonesia_U-22_Vs_Myanmar_SEA_Games_2025-42.jpg)

