3 Ciri Startup yang Jadi Incaran Investasi East Ventures

bisnis.com
14 jam lalu
Cover Berita

Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan modal ventura (venture capital/VC), East Ventures membeberkan tiga karakteristik startup yang menjadi perhatian utama dalam penyaluran investasi.

Managing Partner East Ventures Roderick Purwana mengatakan investasi yang dilakukan berlandaskan pada filosofi investasi perusahaan, yakni fokus pada people dan potential market untuk investasi ke startup tahap awal (seed).

“Karakteristik startup founders yang kami cari adalah mereka yang memiliki integritas, self-awareness, dan paradoxical trait,” katanya kepada Bisnis, Kamis (18/12/2025).

Bagi East Ventures, tiga karakteristik ini menunjukkan bahwa pendiri startup akan mampu membawa perusakannya fokus pada core strength dan tujuannya. 

googletag.cmd.push(function() { googletag.display("div-gpt-ad-parallax"); });

Kemudian, lanjutnya, tim yang baik akan membangun produk yang bagus dan menjangkau pasar yang besar, sehingga perusahaan bisa berkembang dengan sangat cepat.

“Pada tahap growth funding, selain fokus ke founder yang kuat, kami fokus pada traction. Kami mencari perusahaan yang berpotensi menjadi category leader,” sebut Roderick.

Baca Juga : OJK: Selektif Minat Modal Ventura ke Fintech, Saat Ini Didominasi Perdagangan

Lebih lanjut, Roderick mengungkapkan pihaknya terbuka pada investasi solusi teknologi lintas industri (sector agnostic). Dengan demikian, pada 2025–2026 East Ventures tetap fokus pada sektor AI-first, solusi kesehatan, teknologi iklim, dan teknologi konsumen.

Lebih jauh, dia menilai saat ini industri venture capital sedang dalam fase yang sangat berbeda dibandingkan dengan masa puncak dalam siklus ekonomi digital. Menurutnya, pasar telah berada dalam siklus penurunan selama sekitar 24–30 bulan, tetapi alih-alih membeku, pasar justru menjadi lebih rasional.

“Fundamental kembali menjadi penting, model bisnis harus jelas, dan tata kelola tidak lagi bersifat opsional. Ada tanda-tanda bahwa bagian terburuk dari siklus ini mungkin sudah terlewati, tetapi kecepatan pemulihan tetap akan bergantung pada kondisi global seperti suku bunga, geopolitik, dan likuiditas,” jelasnya.

Sebab demikian, Roderick menegaskan pihaknya tetap berhati-hati, tetapi tetap optimistis (cautiously optimistic) karena Indonesia memiliki struktural yang kuat seperti permintaan domestik yang besar, adopsi digital yang terus meningkat, serta banyak permasalahan nyata yang bisa diselesaikan oleh teknologi. 

“Peluangnya jelas ada. Yang kini dituntut oleh pasar adalah kredibilitas seperti unit economics yang benar-benar sehat, tata kelola yang nyata, dan eksekusi yang solid,” pungkasnya.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Kemenkum Kalbar Dampingi DPRD Kayong Utara Bahas Propemperda 2026
• 18 jam lalukumparan.com
thumb
Arah Baru Menyiapkan Umat Masa Depan
• 3 jam lalukompas.id
thumb
Setelah Bupati, KPK Segel Ruang Kepala Dinas Cipta Karya Bekasi
• 9 jam lalumetrotvnews.com
thumb
Transformasi Industri Game Indonesia: Dari Lokal ke Panggung Dunia
• 13 jam laluviva.co.id
thumb
Tim Compound Putri Indonesia Akhiri Penantian 12 Tahun di SEA Games 2025
• 18 jam laluskor.id
Berhasil disimpan.