REKTOR Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta mengemukakan, hingga tahun 2025, Indeks Pembangunan Manusia atau IPM Indonesia masih pada angka 0,54. Kondisi ini, katanya menggambarkan bahwa potensi SDM dalam mengelola Sumber Daya Alam (SDA) untuk kesejahteraan baru mencapai 54%.
Hal itu disampaikan Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Prof. Noorhaidi ketika membuka ajang KRISNA (Kalijaga Research, Innovations and Community Engagement Awards) 2025 di kampus setempat pada Kamis (18/12).
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, katanya, terus berkomitmen untuk emperkuat Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Index (HDI) Indonesia. Salah satu langkah yang akan diambil adalah dengan pembukaan fakultas-fakultas baru yang sejalan dengan visi Presiden Prabowo Subianto untuk menuju Indonesia Emas 2045.
"Pemerintah menargetkan pada 2045, IPM Indonesia sudah harus mencapai poin 0,87. Artinya, dalam 20 tahun ke depan, SDM kita harus mampu memanfaatkan SDA sebesar 87 persen. Perguruan tinggi adalah ujung tombak untuk mencapai target tersebut," kata Rektor.
Noorhaidi merinci rencana pembukaan fFakultas Pertanian untuk ketahanan pangan, Fakultas Pertambangan untuk keberlanjutan energi, serta jurusan bisnis digital untuk mendukung ekonomi hijau.
UIN Sunan Kalijaga saat ini juga sedang mempersiapkan pembangunan kampus baru di wilayah Kapanewon, Bantul. Pembangunan kampus di Bantul ini dinilai sejalan dengan visi Gubernur DIY yang memperkuat pembangunan di wilayah selatan.
Terkait penyelenggaraan KRISNA 2025, Noorhaidi menilai ajang ini sebagai momentum krusial untuk mendorong kontribusi nyata civitas akademika dalam menyelesaikan persoalan pangan dan energi. KRISNA merupakan bentuk apresiasi bagi pengembangan riset, inovasi, dan pengabdian masyarakat.
Di tengah adanya anggaran yang terblokir sekitar Rp10 miliar, Rektor berharap UIN Sunan Kalijaga tetap akan meningkatkan kualitasnya.
Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UIN Sunan Kalijaga, Abdul Qoyum, menambahkan bahwa tema tahun ini adalah “Harmony in Action; Building Research, Innovation, and Inclusive Community Empowerment."
Ia berharap berbagai inovasi yang lahir tahun ini tidak berhenti pada pendaftaran HAKI saja, tetapi harus dihilirisasi melalui kerja sama dengan industri dan UMKM agar manfaatnya dirasakan langsung oleh masyarakat luas.
Tahun ini, KRISNA 2025 memberikan penghargaan untuk 43 kategori yang mencakup prestasi fakultas, program studi, dosen, hingga mahasiswa berprestasi. (E-2)





