Bisnis.com, JAKARTA - Uni Eropa (UE) menyepakati pinjaman senilai €90 miliar kepada Ukraina untuk dua tahun ke depan guna menopang keuangan Kyiv sekaligus memperkuat posisinya dalam perundingan damai di tengah berkurangnya dukungan Amerika Serikat.
Melansir Bloomberg pada Jumat (19/12/2025), dalam skema tersebut, Uni Eropa akan menerbitkan utang bersama yang dijamin oleh anggaran blok.
Kebijakan ini menandai perubahan signifikan dari rencana awal mayoritas pemimpin UE yang sebelumnya lebih memilih memanfaatkan aset Rusia yang dibekukan di wilayah Eropa.
Keputusan itu diambil pada Jumat dini hari setelah perundingan maraton dalam KTT UE di Brussel. Dalam kesimpulan pertemuan, para pemimpin tetap berkomitmen melanjutkan pembahasan terkait penggunaan aset Rusia, sembari memastikan bantuan segera bagi Ukraina melalui penerbitan utang bersama.
Kesepakatan pinjaman besar ini tercapai di tengah tekanan kuat terhadap para pemimpin UE pada KTT yang dinilai krusial, setelah berbulan-bulan negosiasi gagal memecah kebuntuan terkait rencana penggunaan aset Rusia yang kontroversial.
Dukungan keuangan Amerika Serikat terhadap Ukraina dilaporkan sebagian besar telah terhenti, sementara dana Kyiv diperkirakan akan habis pada April mendatang.
Baca Juga
- Parlemen Uni Eropa Resmi Beri Restu Penundaan EUDR Selama Setahun
- Uni Eropa Pastikan Bulgaria Masuk Zona Euro 2026 di Tengah Krisis Politik dan Gelombang Protes
- Uni Eropa Berencana Perluas CBAM, akan Sasar Suku Cadang Mobil hingga Mesin Cuci
Washington juga menekan Ukraina agar bersedia melakukan konsesi dalam perundingan damai, memicu kekhawatiran di kalangan pejabat Eropa bahwa stabilitas kawasan secara keseluruhan dapat terancam.
Dalam beberapa bulan terakhir, sebagian besar pemimpin UE menilai opsi terbaik untuk mendanai Ukraina adalah memanfaatkan sekitar €210 miliar aset bank sentral Rusia yang dibekukan di wilayah UE.
Usulan Amerika Serikat untuk menggunakan aset tersebut bagi investasi pascaperang bersama Rusia justru membuat persoalan ini semakin mendesak bagi Eropa.
“Kemungkinan itu, menurut pandangan saya, memang satu-satunya opsi,” ujar Kanselir Jerman Friedrich Merz.
Merz berpendapat penggunaan aset tersebut dapat memperkuat posisi Ukraina di meja perundingan sekaligus memberikan sanksi nyata kepada Moskow. Dalam skema yang dibahas, dana itu hanya akan dikembalikan kepada Rusia jika Moskow membayar reparasi perang kepada Ukraina.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy, yang turut hadir dalam KTT di Brussel, menyebut penggunaan dana Rusia sebagai opsi pembiayaan paling tepat agar Rusia memahami bahwa mereka harus membayar reparasi atas kehancuran yang ditimbulkan.
“Kami membutuhkan dana agar Rusia atau pihak mana pun tidak dapat menggunakannya sebagai alat tekanan terhadap kami. Kami ingin memiliki instrumen ini untuk mendukung kami. Dengan alat ini, kami merasa jauh lebih percaya diri," kata Zelenskiy.
Tentangan BelgiaNamun, Belgia—negara tempat sebagian besar aset Rusia disimpan—memimpin penolakan keras. Pemerintah Belgia menilai langkah tersebut berpotensi memicu aksi balasan dari Rusia serta risiko hukum jika Moskow menggugat untuk menuntut kembali asetnya.
Dalam beberapa hari terakhir, Rusia juga meningkatkan upaya untuk menggagalkan rencana tersebut. Pekan lalu, bank sentral Rusia mengajukan gugatan di Moskow senilai 18,2 triliun rubel atau sekitar US$229 miliar terhadap Euroclear, lembaga kliring berbasis di Belgia yang menyimpan mayoritas aset beku tersebut.
Pada Kamis, Rusia kembali memperingatkan UE dan menyatakan dapat menuntut kompensasi melalui pengadilan domestik terhadap lembaga keuangan Eropa jika aset itu digunakan.
Kesepakatan akhir yang dicapai Jumat dini hari menegaskan bahwa penggunaan anggaran UE untuk menjamin pinjaman tidak akan memengaruhi kewajiban fiskal Republik Ceko, Hungaria, dan Slovakia, yang selama ini bersikap skeptis terhadap pemberian pendanaan kepada Ukraina.
Meski berpotensi menuai kritik, kesepakatan tersebut mencerminkan urgensi yang dirasakan para pemimpin UE untuk segera mengalirkan dana segar ke Ukraina.
“Kini pilihan kita sederhana, uang hari ini atau darah esok hari dan saya tidak hanya berbicara tentang Ukraina, tetapi tentang Eropa,"ujar Perdana Menteri Polandia Donald Tusk menjelang KTT.




