Menteri Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Ekraf) Teuku Riefky Harsya meluncurkan Pelatihan Gig Economy bagi Gen Z dan AI Open Innovation Challenge. Program ini diluncurkan sebagai proyek percontohan penguatan ekosistem gig economy untuk membuka akses lapangan kerja bagi generasi muda.
"Program ini menjadi pilot project dan kami siap berkolaborasi dengan Pemda DKI agar pelatihan gig economy ini berkelanjutan. Gig economy membuka peluang kerja bagi generasi Z melalui pemanfaatan platform digital, sekaligus mendorong peningkatan pendapatan," ujarnya di Jakarta Creative Hub, melalui keterangan tertulis, Jumat, (19/12/2025).
Pilot project DKI Jakarta ini merupakan salah satu dari delapan program akselerasi 2025 Paket Stimulus Ekonomi yang diusung oleh pemerintah. Dalam kesempatan ini Kementerian Ekraf bekerja sama dengan Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartanto.
Diketahui, piloting program di Jakarta Creative Hub ini menargetkan 3.000 peserta Gen Z (generasi kelahiran 1997-2012) per bulan dengan menghadirkan rangkaian kegiatan seperti pelatihan AI untuk desain produk, copywriting, analisis tren pasar, pelatihan calon affiliator, persiapan sertifikasi teknologi digital, pelatihan dan inkubasi startup, dan lain-lain.
Lebih lanjut, Teuku mengungkapkan Kementerian Ekraf berperan memfasilitasi pelatihan di bidang digital melalui kolaborasi dengan pemerintah, asosiasi ekonomi kreatif, asosiasi konten kreator, BUMN seperti Telkom, serta mitra swasta PT Jababeka.
"Kolaborasi ini perlu dijaga agar berkelanjutan, sehingga sinergi antara pemerintah, Pemda DKI, dan para mitra dapat melahirkan generasi muda yang dekat dengan digital, mampu menggunakannya secara berkualitas dan beretika, serta menghasilkan karya-karya inovatif anak bangsa," ujarnya.
Sementara itu, Airlangga menyampaikan bahwa pengembangan gig economy perlu didukung ekosistem digital yang kuat dan mandiri, berbasis perlindungan hak kekayaan intelektual dan teknologi. Kebutuhan besar industri nasional, seperti otomotif dan elektronik, menjadi peluang untuk mengembangkan ekosistem digital dari hulu hingga hilir, dengan dukungan pembiayaan KUR bagi pelaku gig economy.
"Dalam gig economy, yang utama adalah perlindungan hak kekayaan intelektual dan pengembangan teknologi chip karena kebutuhan industri Indonesia sangat besar. Dari chip akan berkembang ke perangkat keras, perangkat lunak, data, hingga aplikasi seperti pusat data, otomotif, aplikasi digital, dan internet of things. Untuk mendukung itu, kami bersama Kementerian Ekraf kami menyiapkan KUR sebesar Rp10 triliun dengan bunga 6 persen dan plafon hingga Rp 500 juta, dan Jakarta menjadi prototipe yang akan direplikasi ke 15 kota," ujar Airlangga.
Airlangga juga menyampaikan bahwa pertumbuhan gig economy berbasis kecerdasan artifisial (AI) di Indonesia menunjukkan kinerja yang sangat kuat dan berpotensi besar mendorong ekonomi digital nasional.
"Di sektor AI, gig economy Indonesia tumbuh hingga 127 persen dengan investasi mencapai 91 juta pada semester pertama. Berdasarkan riset Google, Indonesia memiliki tingkat adopsi AI tertinggi di ASEAN dan berada di peringkat empat di Asia, dengan nilai pasar yang diproyeksikan mencapai 70,6 miliar, dan program ini akan didukung melalui penyediaan co-working space di Jakarta," tambah Airlangga.
Dalam kesempatan yang sama, Pramono turut mendukung diluncurkannya AI Open Innovation Challenge atau Hackathon bertema inovasi solusi kemacetan dan pengelolaan sampah menyambut 500 tahun Jakarta.
Dengan demikian, program ini diharapkan mendorong generasi muda untuk memanfaatkan teknologi digital secara produktif dan inovatif. Pemerintah berkomitmen melanjutkan inisiatif serupa di daerah lain untuk memperluas dampak gig economy dan AI di seluruh Indonesia.
"Pemda DKI Jakarta memberikan dukungan penuh untuk acara ini, termasuk dalam perlombaan Hackathon. Kami akan siapkan hadiah yang menarik bagi pemenangnya. Kami juga siap bersinergi dengan pemerintah pusat, menyediakan ruang dan menjadi tuan rumah kegiatan untuk mendukung bukan hanya Gen Z tapi seluruh pegiat gig economy," pungkas Pramono.
Turut hadir dalam acara tersebut Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN-RB) Rini Widyantini dan Menteri Ketenagakerjaan Yessierli.
(ega/ega)



