Penulis: Lidya Thalia.S
TVRINews, Jakarta
Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi meminta pengelolaan keselamatan di sektor perkeretaapian ditingkatkan dan dijalankan secara disiplin selama masa Angkutan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026. Hal ini menyusul prediksi tingginya minat masyarakat menggunakan kereta api jarak jauh pada periode libur akhir tahun.
Berdasarkan survei Badan Kebijakan Transportasi Kementerian Perhubungan, sekitar 3,29 persen atau setara 3,94 juta orang diperkirakan memilih kereta api jarak jauh sebagai moda transportasi selama Nataru 2025/2026. Kondisi tersebut menjadikan sektor perkeretaapian sebagai salah satu tulang punggung mobilitas nasional pada periode krusial tersebut.
Menhub Dudy menegaskan, masa angkutan Nataru merupakan periode dengan beban layanan tinggi dan durasi yang relatif panjang. Karena itu, penguatan manajemen keselamatan harus menjadi perhatian utama seluruh pemangku kepentingan di sektor perkeretaapian.
“Dengan kondisi seperti ini, manajemen keselamatan perkeretaapian harus ditingkatkan dan dijalankan secara disiplin serta terukur,”kata Menhub Dudy dalam keterangan tertulis, Jumat, 19 Desember 2025.
Ia menjelaskan, peningkatan manajemen keselamatan mencakup kesiapan personel yang memadai dan profesional, pemantauan intensif prasarana jalan rel, serta kesiapan sarana dan peralatan untuk menangani gangguan operasional. Selain itu, diperlukan mitigasi khusus di wilayah rawan banjir dan longsor, serta penguatan pengamanan dan pengawasan pada perlintasan sebidang yang berisiko tinggi.
Menurut Menhub, keselamatan tidak boleh dipahami sebagai prosedur semata, melainkan harus menjadi budaya kerja di setiap lini operasional dan dikelola secara preventif berbasis data lapangan.
Pada masa libur Nataru, kereta api memegang peran strategis dalam menopang pergerakan masyarakat. Setiap gangguan layanan, kata Menhub, berpotensi menimbulkan dampak berantai terhadap moda transportasi lain, aktivitas ekonomi, serta mobilitas masyarakat secara luas. Tantangan tersebut diperberat oleh potensi cuaca ekstrem yang dapat mengganggu prasarana perkeretaapian.
“Tanggung jawab pada masa Nataru ini adalah tanggung jawab publik berskala nasional. Oleh karena itu, kesiapan operasional harus berada pada level tertinggi,” tegasnya.
Menhub juga menyinggung sejumlah insiden keamanan yang sempat terjadi dalam beberapa bulan terakhir, termasuk kebakaran gerbong. Ia mengingatkan bahwa aspek keselamatan dan keamanan perkeretaapian tidak hanya berkaitan dengan faktor teknis dan alam, tetapi juga faktor nonteknis seperti pengamanan dan ketertiban di lingkungan perkeretaapian.
Ia menekankan pentingnya koordinasi lintas sektor antara PT KAI, Kementerian Perhubungan, TNI, Polri, BMKG, Basarnas, pemerintah daerah, serta seluruh pemangku kepentingan terkait, khususnya dalam pengambilan keputusan cepat di lapangan.
Secara khusus, Menhub meminta PT KAI bersama Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kemenhub untuk memberi perhatian serius terhadap penataan dan pengamanan perlintasan sebidang, baik yang resmi maupun yang masih digunakan masyarakat. Upaya tersebut meliputi penguatan sistem pengamanan, penegakan ketertiban, pemasangan rambu dan perlengkapan keselamatan, serta edukasi berkelanjutan kepada masyarakat.
“Saya tegaskan kembali, keselamatan adalah prioritas utama yang tidak dapat ditawar. Patuhi setiap prosedur dan bangun budaya saling mengingatkan di setiap lini kerja,”tuturnya.
Sebagai informasi, survei Badan Kebijakan Transportasi Kemenhub memperkirakan total pergerakan masyarakat selama Nataru 2025/2026 mencapai 119,5 juta orang. Stasiun Pasar Senen diprediksi menjadi stasiun asal terpadat dengan sekitar 1,21 juta penumpang atau 19,35 persen, sementara Stasiun Yogyakarta menjadi stasiun tujuan terpadat dengan perkiraan 805 ribu penumpang atau 12,90 persen.
Apel siaga tersebut turut dihadiri Wakil Menteri Perhubungan Suntana, Direktur Jenderal Perkeretaapian Allan Tandiono, Direktur Jenderal Perhubungan Darat Aan Suhanan, Direktur Jenderal Integrasi Transportasi dan Multimoda Risal Wasal, Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono, Kepala Korlantas Polri Irjen Pol Agus Suryonugroho, serta Direktur Utama PT KAI Bobby Rasyidin.
Editor: Redaksi TVRINews



