WASHINGTON, KOMPAS.TV - Pemilik TikTok, ByteDance, akhirnya sepakat menyerahkan sebagian kepemilikannya kepada investor Amerika Serikat (AS) dan global.
ByteDance telah menandatangani kesepakatan mengikat demi bisa tetap beroperasi di AS.
Hal itu diungkapkan CEO ByteDance Shou Zi Chew lewat memo kepada pegawainya, Kamis (18/12/2025).
Dilansir BBC, memo tersebut mengatakan separuh dari usaha patungan itu akan dimiliki oleh sekelompok investor, termasuk Oracle, Silver Lake, dan perusahaan investasi Uni Emirat Arab (UEA), MGX.
Kesepakatan itu dijadwalkan bakal ditutup pada 22 Januari, sekaligus akan mengakhiri upaya bertahun-tahun Washington memaksa ByteDance menjual operasinya di AS.
Baca Juga: Media Asing Soroti Penggunaan Gajah untuk Bersihkan Kayu Besar Bekas Banjir dan Longsor di Aceh
Pemerintah AS melakukan itu dengan dalih kekhawatiran terhadap keamanan nasional.
Apa yang terjadi tampaknya sejalan dengan kesepakatan yang diumumkan pada September lalu, ketika Presiden AS Donald Trump menunda penegakan hukum yang akan melarang aplikasi tersebut di negaranya.
Namun, penegakan hukum itu tak akan terjadi jika TikTok dijual khususnya kepada investor AS.
Pada memo tersebut, TikTok menyatakan kesepakatan ini akan memungkinkan lebih dari 170 juta warga AS terus menemukan, apa yang disebutnya sebagai dunia dengan kemungkinan tak terbatas sebagai bagian dari komunitas global yang vital.
Penulis : Haryo Jati Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : BBC
- tiktok
- bytedance
- amerika serikat
- shou zi chew
- TikTok AS
- AS larang tiktok

:strip_icc()/kly-media-production/medias/3601229/original/045545900_1634113912-coffeetogo-3926395_1280.jpg)


