Kisah Pilu Korban Banjir Aceh: Rumah dan Kebun Kopi Lenyap Tak Tersisa

metrotvnews.com
3 jam lalu
Cover Berita

Tiga pekan pascabencana banjir bandang dan tanah longsor yang melanda wilayah Sumatra, ribuan warga masih bertahan di pengungsian. Salah satunya adalah Nahwa, warga Desa Mendale, Kecamatan Kebayakan, Aceh Tengah, yang terpaksa merelakan rumah dan harta bendanya hilang tersapu bencana terdahsyat yang pernah ia rasakan seumur hidupnya.

Nahwa menceritakan bagaimana hari-harinya di pengungsian dijalani dengan penuh kesabaran bersama warga terdampak lainnya. Meski bantuan logistik telah tercukupi, luka mendalam akibat kehilangan tempat tinggal masih membekas jelas.

Nahwa mengaku baru sempat melihat kembali lokasi rumahnya setelah tiga minggu bertahan di pengungsian. Namun, pemandangan yang ia dapati hanyalah tanah dan puing-puing sisa longsoran.

"Ibu sudah tidak ada tempat tinggal lagi sama sekali. Rumah sudah hancur rata di bawah longsor. Kami tidak sempat menyelamatkan barang berharga karena tidak menduga bencananya akan separah ini," ujarnya dengan nada bergetar.

Tak hanya kehilangan rumah, kebun kopi yang menjadi sumber mata pencahariannya sebagai petani pun sebagian besar sudah tertutup air dan material longsor, membuat masa depan ekonominya kini menjadi tidak pasti.
  Baca juga: Kementan-Bapanas Salurkan 700 Ton Bantuan Kemanusiaan Tahap II ke Aceh
Mengingat kembali saat bencana terjadi, Nahwa menceritakan betapa sulitnya proses evakuasi karena akses jalan yang sempat terputus total. Warga sempat terjebak dari pagi hingga magrib karena longsor dari pegunungan terus turun menutupi desa.

"Kami bingung cari jalan ke sana kemari sudah tidak ada. Aparat desa akhirnya meminta kami segera meninggalkan kampung dan lari menuju Masjid Al-Abrar untuk mengungsi. Kami hanya bisa lari menyelamatkan diri saat air dan tanah terus turun dari gunung," kenangnya. Pengungsi Menanti Huntara Saat ini, kondisi di pengungsian dilaporkan sudah mulai membaik dengan aliran listrik yang telah menyala sejak seminggu terakhir serta akses air bersih yang lancar. Namun, bagi para korban, bantuan pangan hanyalah solusi sementara; rumah tetap menjadi harapan utama untuk memulai kembali kehidupan yang baru.

Nahwa dan warga Desa Mendale sangat mengharapkan realisasi janji pemerintah untuk membangun kembali hunian mereka. Ia mengaku sempat menyampaikan permohonan langsung kepada Presiden Prabowo Subianto saat kunjungan kerja ke lokasi bencana beberapa waktu lalu.

"Waktu Pak Prabowo datang, kami mohon kepastian. Katanya insyaallah akan segera dibangun kembali. Harapan terbesar kami hanyalah tempat tinggal untuk anak-anak kami," harap Ibu Nahwa.

Selain hunian tetap, ia juga meminta pemerintah segera memperbaiki saluran air dari pegunungan. Warga merasa khawatir jika pembuangan air tidak segera dibersihkan, potensi longsor susulan akan kembali menghantui pemukiman mereka di masa depan.


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
TNI akan Tambah Pasukan untuk Rehabilitasi Banjir Bandang di Sumatra
• 7 jam laludisway.id
thumb
Berapa Lama Waktu Pemulihan Deforestasi?
• 16 jam lalubeautynesia.id
thumb
Kejagung Berhentikan Sementara 3 Jaksa Tersangka Pemerasan WNA Korsel
• 11 jam laluidntimes.com
thumb
Israel Tolak Delegasi Kanada Masuk ke Tepi Barat
• 20 jam laluidntimes.com
thumb
Peringatan Buat Pengguna HP Android, 1,8 Juta Jadi Korban
• 3 jam lalucnbcindonesia.com
Berhasil disimpan.