65 Pasien Operasi Gratis Bedah Kompleks di RSUP Wahidin Sudirohusodo Bersama King Salman Humanitarian Aid dan MWL

harianfajar
8 jam lalu
Cover Berita

FAJAR, MAKASSAR — Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar sebagai salah satu rumah sakit rujukan nasional, melaksanakan program Alih Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) atau proctorship di bidang bedah maksilofasial, bedah onkologi kepala dan leher, rekonstruksi, serta bedah tiroid.

Kegiatan ini terselenggara melalui kerja sama internasional dengan King Salman Humanitarian Aid and Relief (KSR) Arab Saudi dan Muslim World League (MWL).

Program tersebut dipusatkan di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo, Makassar. Lalu dijadwalkan berlangsung selama sepuluh hari, mulai 20 hingga 29 Desember 2025.

Program alih iptek ini bertujuan meningkatkan kompetensi tenaga medis lokal dalam menangani kasus-kasus bedah kompleks, khususnya di wilayah Kawasan Timur Indonesia.

Melalui kolaborasi ini, diharapkan masyarakat Sulawesi Selatan dan sekitarnya dapat memperoleh layanan bedah lanjutan tanpa harus dirujuk ke Pulau Jawa.

Direktur Utama RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo, Prof. Dr. dr. Syafri Kamsul Arif, Sp.An, KIC, KAKV, mengatakan program ini menjadi langkah strategis dalam penguatan kapasitas sumber daya manusia bidang kesehatan.

Menurutnya, transfer keterampilan dan teknologi terkini akan memberikan manfaat jangka panjang bagi pelayanan pasien.

“Program ini mencakup alih keterampilan serta teknologi mutakhir, termasuk teknik minimal invasif, yang akan sangat bermanfaat bagi tim dokter spesialis kami,” ujarnya.

Prof. Syafri membeberkan dalam pelaksanaannya, sebanyak 65 pasien telah terdata untuk mendapatkan penanganan medis. Pasien tersebut terdiri atas 23 kasus bedah tiroid atau kanker tiroid.

Lalu 10 pasien utama dan 15 pasien tambahan bedah onkologi kepala dan leher, 11 kasus rekonstruksi oral dan maksilofasial, serta enam kasus maksilofasial berupa trauma dan celah wajah.

“Proses seleksi pasien telah dilakukan sejak tiga bulan sebelumnya dengan mempertimbangkan tingkat kompleksitas kasus. Beberapa di antaranya merupakan kasus maksilofasial yang sulit serta kanker tiroid stadium lanjut yang membutuhkan keahlian multidisiplin,”ucapnya.

Selain tindakan operasi, rangkaian kegiatan juga mencakup Guest Lecture atau Mini Symposium yang akan digelar pada 21 Desember 2025 di Auditorium Mochil Lantai 8 RSUP Wahidin Sudirohusodo.

Kegiatan ilmiah ini menghadirkan pakar internasional, di antaranya Prof. Basem T. Jamal dan Dr. Dhafer M. Alsuweid. Simposium tersebut membahas pemutakhiran tata laksana bedah tiroid serta teknik rekonstruksi rahang (jaw reconstruction) yang menjadi tantangan utama dalam bedah kepala dan leher modern.

Pelaksanaan operasi didukung oleh fasilitas Modular Operating Theater (MOT) milik RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo, yang merupakan salah satu kamar operasi paling modern dan terintegrasi di wilayah Indonesia Timur.

Selain itu, tim KSR Arab Saudi turut membawa dukungan berupa bahan medis habis pakai serta alat kesehatan pendukung.

Prof. Syafri menegaskan, kerja sama ini tidak hanya memberikan manfaat klinis, tetapi juga memperkuat hubungan kelembagaan antar institusi.

“Kami berharap kolaborasi ini membawa manfaat berkelanjutan bagi pasien, meningkatkan kerja sama institusi, serta membuka peluang kolaborasi di masa depan,” katanya.

Delegasi Muslim World League sekaligus Koordinator Tim Medis KSR, Prof. Basem T. Jamal, menekankan pentingnya niat dan pengabdian dalam menjalankan misi kemanusiaan.

Ia mengajak seluruh tim untuk kembali memusatkan tujuan utama profesi medis, yakni melayani masyarakat dengan keikhlasan.

“Kesempatan ini adalah momen untuk meluruskan niat dan fokus pada tujuan utama setiap profesi, yaitu pengabdian. Semoga Allah memberikan kekuatan dan kemudahan dalam menjalankan misi ini,” ujarnya.

MWL Team Leader Dr. Dhafer M. Alsuweid menjelaskan bahwa tim yang terlibat merupakan gabungan dari MWL, KPI, dan GSRF dengan total sekitar 24 hingga 30 orang yang terdiri atas berbagai spesialis, termasuk ahli rekonstruksi.

Menurutnya, pemilihan RSUP Wahidin Sudirohusodo sebagai lokasi operasi didasari karakteristik kasus yang unik dan kompleks, sehingga membutuhkan penanganan multidisiplin dengan tingkat keahlian tinggi.

“Tindakan yang dilakukan tidak hanya sebatas pengangkatan tumor, tetapi juga rekonstruksi pascaoperasi untuk mengembalikan fungsi dan estetika pasien,” ucapnya. (wis)


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
BI Catat Asing Tinggalkan SBN Rp 620 Miliar Sepekan, Pasar Saham Masih Diminati
• 2 jam lalukatadata.co.id
thumb
Bank Mandiri (BMRI) Rombak Pengurus, Berikut Susunan Komisaris dan Direksi Terbaru
• 22 jam lalubisnis.com
thumb
Seskab Teddy Selalu Bikin Ramai Suasana, Canda Prabowo: Padahal Presidennya Saya
• 6 jam lalukumparan.com
thumb
Investor Pasar Modal Kaltim Catat Transaksi Rp6,29 Triliun per Oktober 2025
• 18 jam lalubisnis.com
thumb
Cara Klaim JHT Lewat Aplikasi JMO, Lebih Cepat dan Tanpa Ribet
• 26 menit lalumedcom.id
Berhasil disimpan.