Penulis: Ricardo Julio
TVRINews, Banten
Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto ungkap pesan almarhum ayahnya, Profesor Sumitro Djojohadikusumo, yang menurutnya menjadi pedoman dalam setiap langkah kepemimpinannya. Ia menceritakan pesan tersebut disampaikan beberapa bulan sebelum sang ayah wafat.
“Beliau mengatakan, ‘Prabowo, kalau suatu saat kamu berada dalam keadaan bingung dan ragu-ragu, ingat, selalu berpihak kepada rakyatmu.’ Itu pesan beliau, dan itu saya pegang,” ujar Kepala Negara saat menghadiri akad massal 50.030 Kredit Pemilikan Rumah Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (KPR FLPP) dan serah terima kunci di Serang, Banten, Sabtu 20 Desember 2025.
Presiden menjelaskan bahwa pesan tersebut selalu menjadi dasar dalam pengambilan keputusan bersama para menteri. Ia menekankan bahwa setiap pilihan kebijakan selalu diukur dari manfaatnya bagi rakyat kecil.
“Tanya menteri-menteri, kalau dihadapkan dengan keputusan cara bertindak A atau B atau C, saya selalu tanya: mana yang menguntungkan rakyat kecil?” katanya.
Menurut Presiden, kelompok masyarakat yang paling lemah harus menjadi prioritas utama negara. Ia menilai, masyarakat yang kuat sudah mampu bertahan, sementara mereka yang lemah justru membutuhkan keberpihakan dan pemberdayaan.
“Kalau orang yang kuat, ya dia sudah kuat. Tapi yang paling lemah, ini yang harus kita bela, ini yang harus kita berdayakan,” ucapnya.
Presiden Prabowo menyatakan keyakinannya bahwa Indonesia mampu menghilangkan kemiskinan. Namun, hal tersebut harus dibarengi dengan komitmen kuat untuk memberantas berbagai praktik yang merugikan negara.
“Kita mampu, saya sangat yakin. Tapi kita harus berhenti, hentikan penyelundupan, hentikan penyelewengan, hentikan korupsi, hentikan segala bentuk tipu-menipu,” tegas Presiden.
Ia juga mengingatkan agar tidak ada praktik mark-up anggaran yang menurutnya sama dengan tindakan mencuri. Presiden menegaskan bahwa kecerdikan administratif tidak boleh digunakan untuk mengakali pemerintah dan rakyat.
“Mark-up gila-gilaan sama dengan mencuri saudara-saudara sekalian, sama mencuri,” katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden Prabowo mengapresiasi keberhasilan pelaksanaan akad massal 50.030 rumah subsidi. Ia menyebut capaian tersebut sebagai prestasi luar biasa dan menegaskan bahwa program perumahan subsidi merupakan program berkelanjutan lintas pemerintahan.
“Program ini dimulai dari Presiden SBY, diteruskan oleh Pak Jokowi, saya teruskan, saya tingkatkan,” ujar Presiden.
Presiden menekankan bahwa pembangunan bangsa membutuhkan proses panjang dan kesinambungan. Ia mengajak seluruh elemen bangsa untuk menjadi bangsa yang matang dan dewasa dalam berdemokrasi.
“Demokrasi Indonesia harus demokrasi yang lebih hebat dari demokrasi di tempat lain. Demokrasi kita adalah bersaing, sesudah bersaing kerja sama,” ucapnya.
Menurut Presiden, perbedaan pilihan politik tidak menjadi persoalan selama seluruh pihak bekerja untuk kepentingan rakyat. Ia menegaskan bahwa kompetisi politik harus berjalan sehat dan diakhiri dengan persatuan.
“Mau merah, mau kuning, mau apa, yang penting kita semua kerja untuk rakyat,” tutup Presiden Prabowo.
Editor: Redaktur TVRINews





