EtIndonesia. Pulau Hormuz di selatan Iran dilanda hujan deras selama beberapa hari berturut-turut, yang menyebabkan sebagian garis pantainya berubah menjadi “lautan merah darah”, sehingga menarik perhatian luas.
Banyak wisatawan dan penggemar fotografi membagikan video di berbagai platform media sosial. Dalam video terlihat bahwa selama hujan lebat, air hujan menyeret tanah merah dari lereng bukit ke laut, sehingga pantai dan air laut berubah menjadi merah pekat seperti darah. Pemandangan tersebut tampak sangat mengejutkan.
Menurut laporan Gulf News dan sejumlah media internasional lainnya, hujan deras yang terus mengguyur Pulau Hormuz di Iran selatan telah mengubah sebagian garis pantai—yang oleh penduduk setempat dikenal sebagai “Pantai Pasir Merah”—menjadi warna merah tua yang mencolok.
Pulau Hormuz terletak di Selat Hormuz di Teluk Arab, dan terkenal dengan tanah merah alaminya serta lanskap yang penuh warna. Tanah yang kaya akan kandungan besi ini—yang oleh penduduk setempat disebut “tanah merah gelack”—memberikan warna khas pada pantai tersebut.
Laporan menyebutkan bahwa setiap kali hujan lebat turun, sejumlah besar tanah merah tersapu dari tebing dan mengalir ke laut, sehingga membentuk pemandangan seperti yang terlihat. Fenomena ini memang tidak terjadi setiap hari, namun merupakan hasil dari kondisi geologi unik pulau tersebut.
Pulau Hormuz juga dikenal sebagai “Pulau Pelangi” (rainbow island), karena memiliki lebih dari 70 jenis mineral dengan warna yang beragam.
Fenomena pantai yang berubah menjadi merah darah ini memicu perbincangan hangat di kalangan warganet. Ada yang berkomentar: “Terlihat seperti bercak darah.” “Warna merah ini tampak mengerikan.” “Maaf atas ketidaktahuan saya, tapi apakah ini baik atau buruk bagi lingkungan?” Ada pula yang menjawab: “Ini bukan hal baik atau buruk, melainkan fenomena erosi akibat hujan lebat.”
Sebagian lainnya berkomentar lebih ekstrem, seperti: “Iran adalah poros kejahatan.” “Seperti neraka di dunia.” “Pemandangan ini mirip akhir zaman.” “Dalam beberapa ramalan kiamat, laut yang berubah menjadi merah sering ditafsirkan sebagai pertanda bencana, seperti wabah, perang, kelaparan, dan kematian.” (Hui)




