Takut Anak Mandul karena Operasi Hernia? Begini Kata Dokter

viva.co.id
2 jam lalu
Cover Berita

Jakarta, VIVA – Hernia merupakan salah satu kondisi medis yang cukup sering dijumpai pada anak-anak dan kerap menimbulkan kekhawatiran bagi orangtua. Di masyarakat, hernia dikenal dengan istilah “turun berok” karena munculnya benjolan di area tertentu, terutama di perut atau selangkangan. 

Kondisi ini terjadi akibat adanya bagian organ atau jaringan tubuh yang menonjol keluar melalui dinding rongga yang melemah atau tidak menutup sempurna sejak lahir. Scroll lebih lanjut yuk!

Baca Juga :
Operasi Lilin 2025 Digelar, Polri Siagakan 146 Ribu Personel Hadapi Lonjakan Mobilitas dan Cuaca Ekstrem Nataru
4 Keuntungan Teknologi Operasi Robotik, Kini Ada di Indonesia

Secara medis, hernia dapat melibatkan jaringan lemak maupun usus, dan keduanya tetap dikategorikan sebagai hernia. Pada anak, kondisi ini tidak boleh dianggap sepele. 

Hernia yang tidak segera ditangani berisiko mengalami penjepitan organ, kebocoran jaringan, hingga kematian jaringan. Oleh karena itu, konsultasi dengan dokter menjadi langkah penting agar anak mendapatkan penanganan yang tepat sesuai kondisi medisnya.

Di sisi lain, tidak sedikit orangtua yang merasa cemas terhadap kemungkinan dampak jangka panjang operasi hernia, terutama kekhawatiran terkait risiko kemandulan pada anak laki-laki. 

Kekhawatiran ini ternyata bukan tanpa dasar. Dokter spesialis bedah anak, Karmile, dari RS Pondok Indah, menyebut bahwa kekhawatiran tersebut wajar karena lokasi operasi hernia berdekatan dengan saluran sperma.

"Orangtua tuh sering takut kalau anak operasi hernia, nanti mandul. Enggak salah sebenarnya, memang secara teori salah satu komplikasi operasinya adalah terpotong (saluran sperma)," kata Spesialis Bedah Anak RS Pondok Indah, dr. Karmile, Sp. B.A, di Jakarta, Kamis 18 Desember 2025.

Namun demikian, Karmile menegaskan bahwa risiko tersebut sangat kecil. Pada metode bedah terbuka atau open surgery, komplikasi berupa terpotongnya saluran sperma dilaporkan hanya terjadi pada sekitar satu dari seribu kasus. Risiko ini bahkan dapat ditekan lebih jauh dengan penggunaan teknik laparoskopi.

Menurutnya, laparoskopi memungkinkan dokter melihat kondisi organ dengan lebih jelas karena menggunakan kamera dan sayatan yang sangat kecil. 

"Dengan laparoskopi ini visualisasi organ itu bisa kelihatan jauh lebih jelas, saluran-saluran yang kecil ini bisa kita lihat dengan jelas, misalnya saluran kecil tapi sangat bermakna yaitu saluran sperma," jelasnya.

Baca Juga :
146 Ribu Personel Dikerahkan, Kapolri Buka-bukaan Strategi Pengamanan Nataru 2025
Total Pelanggaran Operasi Zebra 2025 Capai 220.427, Tapi Jumlah Kecelakaan Turun
Irjen Agus Usul Kendaraan Sumbu 3 Dibatasi Selama Nataru

Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Layanan BPJS di Lokasi Bencana Tetap Berjalan, Relaksasi Tunggu Istana
• 17 jam laluidntimes.com
thumb
BNPB: Jembatan Teupin Reudeup Aceh Sudah Beroperasi, Arus Logistik Diharapkan Lancar
• 22 jam lalutvrinews.com
thumb
Bahlil sebut ada dua poin penting dibahas dalam Rapimnas Golkar
• 4 jam laluantaranews.com
thumb
Raup 57 Ribu Penonton, Intip Kans Timur Hadapi Avatar 3 dan Agak Laen: Menyala Pantiku!
• 23 jam lalutabloidbintang.com
thumb
Mendagri: Pemerintah Hadir Penuh Tangani Bencana di Sumatera
• 21 jam lalusuara.com
Berhasil disimpan.