Kali di PIK Jakut Kerap Muncul Buaya, BKSDA Pasang Spanduk Peringatan

kompas.com
19 jam lalu
Cover Berita

JAKARTA, KOMPAS.com – Keberadaan buaya yang kerap muncul di Kali Cengkareng Drain, Pantai Indah Kapuk (PIK) 1, Penjaringan, Jakarta Utara, memicu kekhawatiran. Sejumlah spanduk peringatan pun dipasang di bantaran kali untuk mengingatkan warga agar tidak beraktivitas di area tersebut demi keselamatan.

Pantauan Kompas.com di lokasi, terdapat dua spanduk peringatan yang terpasang di pohon persis di samping aliran Kali Cengkareng Drain. Spanduk tersebut menampilkan gambar buaya dengan tulisan “Jaga keselamatan, sungai habitat buaya”.

Di bagian bawah spanduk juga tercantum sejumlah larangan aktivitas, seperti berenang, memancing, dan mencuci pakaian di pinggir kali. Peringatan itu dimaksudkan untuk meminimalkan risiko interaksi antara manusia dan satwa liar.

Baca juga: Buaya Sering Muncul di Kali PIK, Petugas: Banyak, yang Besar Ada di Ujung

Meski demikian, aktivitas warga di bantaran kali masih berlangsung. Terlihat belasan pemancing tetap menunggu umpan mereka disambar ikan di pinggir kali tersebut.

var endpoint = 'https://api-x.kompas.id/article/v1/kompas.com/recommender-inbody?position=rekomendasi_inbody&post-tags=Pantai Indah Kapuk, pemancing ikan, Jakarta Utara, buaya di kali, buaya di pantai indah kapuk&post-url=aHR0cHM6Ly9tZWdhcG9saXRhbi5rb21wYXMuY29tL3JlYWQvMjAyNS8xMi8yMC8xNDQ3NTA0MS9rYWxpLWRpLXBpay1qYWt1dC1rZXJhcC1tdW5jdWwtYnVheWEtYmtzZGEtcGFzYW5nLXNwYW5kdWstcGVyaW5nYXRhbg==&q=Kali di PIK Jakut Kerap Muncul Buaya, BKSDA Pasang Spanduk Peringatan§ion=Megapolitan' var xhr = new XMLHttpRequest(); xhr.addEventListener("readystatechange", function() { if (this.readyState == 4 && this.status == 200) { if (this.responseText != '') { const response = JSON.parse(this.responseText); if (response.url && response.judul && response.thumbnail) { const htmlString = `
${response.judul}
Artikel Kompas.id
`; document.querySelector('.kompasidRec').innerHTML = htmlString; } else { document.querySelector(".kompasidRec").remove(); } } else { document.querySelector(".kompasidRec").remove(); } } }); xhr.open("GET", endpoint); xhr.send();

Salah satunya Ridwan (32), yang mengaku kerap memancing di Kali PIK setiap hari libur kerja, terutama pada Sabtu dan Minggu. Ia mengaku sebenarnya merasa takut dan resah dengan keberadaan buaya di kali yang menjadi lokasi favoritnya memancing.

Untuk mengurangi risiko, Ridwan memilih memancing dari atas tanggul dan tidak turun mendekati air.

"Makanya kalau mancing di bawah jangan dah, hari apes enggak ada yang tahu," tutur Yudi saat diwawancarai Kompas.com di lokasi, Sabtu (20/12/2025).

Sementara itu, Petugas Unit Pelaksana Sementara (UPS) Badan Air Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta, Budi (56), mengatakan kemunculan buaya di Kali Cengkareng Drain sudah terjadi sejak sekitar enam bulan terakhir.

"Sudah dari enam bulan lalu (sering munculnya), dulu masih kecil sekarang kan lama-lama besar," ungkap Budi.

Menurut Budi, buaya yang terlihat di kali tersebut tidak selalu satwa yang sama. Hal ini lantaran Kali Cengkareng Drain memang merupakan habitat buaya sejak lama.

Baca juga: Atap Ambruk Disambar Petir, Warga Lubang Buaya Terjebak di Kamar Mandi

Namun, buaya yang paling sering muncul berukuran sedang dengan panjang sekitar 1,5 meter. Keberadaan satwa tersebut pun telah mendapat perhatian dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) DKI Jakarta.

"Waktu itu sudah pernah BKSDA samperin ke sini, masangin spanduk-spanduk ada dua, karena buaya muncul di sini," ujar Budi.

googletag.cmd.push(function() { googletag.display('div-gpt-for-outstream'); });
.ads-partner-wrap > div { background: transparent; } #div-gpt-ad-Zone_OSM { position: sticky; position: -webkit-sticky; width:100%; height:100%; display:-webkit-box; display:-ms-flexbox; display:flex; -webkit-box-align:center; -ms-flex-align:center; align-items:center; -webkit-box-pack:center; -ms-flex-pack:center; justify-content:center; top: 100px; }
LazyLoadSlot("div-gpt-ad-Zone_OSM", "/31800665/KOMPAS.COM/news", [[300,250], [1,1], [384, 100]], "zone_osm", "zone_osm"); /** Init div-gpt-ad-Zone_OSM **/ function LazyLoadSlot(divGptSlot, adUnitName, sizeSlot, posName, posName_kg){ var observerAds = new IntersectionObserver(function(entires){ entires.forEach(function(entry) { if(entry.intersectionRatio > 0){ showAds(entry.target) } }); }, { threshold: 0 }); observerAds.observe(document.getElementById('wrap_lazy_'+divGptSlot)); function showAds(element){ console.log('show_ads lazy : '+divGptSlot); observerAds.unobserve(element); observerAds.disconnect(); googletag.cmd.push(function() { var slotOsm = googletag.defineSlot(adUnitName, sizeSlot, divGptSlot) .setTargeting('Pos',[posName]) .setTargeting('kg_pos',[posName_kg]) .addService(googletag.pubads()); googletag.display(divGptSlot); googletag.pubads().refresh([slotOsm]); }); } }

Ia menambahkan, pihak BKSDA sempat menanyakan apakah kemunculan buaya tersebut mengganggu aktivitas warga sekitar. Budi menilai, hingga saat ini buaya tersebut belum menimbulkan gangguan berarti.

"Enggak menganggu, karena ukurannya masih kecil kayak 1,5 meter jadi pas saya samperin juga dia kabur karena takut manusia," jelas Budi.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Kejati Jakarta Kembali Buka Kasus Dugaan Tipikor pada Kerja Sama Investasi PLNBBI & ARII
• 18 jam lalujpnn.com
thumb
KAI Daop 7 Madiun Operasikan 108 Perjalanan Kereta Selama Libur Nataru, Tiket Hampir Ludes Terjual
• 4 jam lalupantau.com
thumb
Prabowo Gelar Akad Massal 50.030 Unit Rumah Subsidi
• 21 jam lalubisnis.com
thumb
Pola Makan Sehat Berperan Besar Cegah Penyakit Jantung, Tidak Perlu Mahal
• 16 jam lalugenpi.co
thumb
Hari Ibu Jadi Momen Refleksi: Pilihan dan Tantangan Perempuan dalam Kehamilan
• 2 jam lalusuarasurabaya.net
Berhasil disimpan.