TABLOIDBINTANG.COM - Menyambut Hari Ibu yang diperingati setiap 22 Desember, Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menggelar Lokakarya Tematik bertema “Perempuan Menyapa, Perempuan Berdaya, Menuju Indonesia Emas 2045”.
Kegiatan yang diadakan di Perpustakaan Nasional Jakarta pada Jumat (19/12) kemarin, menurut Wakil Ketua BPIP, Dr. Rima Agristina, SH., SE., MM., dalam sambutannya, menjadi ruang refleksi sekaligus penguatan peran strategis perempuan dalam membangun tatanan sosial, pendidikan, dan peradaban bangsa yang berlandaskan nilai-nilai Pancasila.
"Kegiatan pada hari ini merupakan bagian dari rangkaian peringatan Hari Ibu. Setiap tanggal 22 Desember seluruh Ibu di Indonesia memperingati sebagai Hari Kebangkitan Perempuan Indonesia yang bergerak keluar dari ruang rumah tangga," ucap Dr. Rima Agristina.
"Tidak hanya berkontribusi dalam rumah tangga dan keluarga tapi berperan untuk menjadi ibu bangsa, berkontribusi membangun masyarakat bangsa dan negara. Itulah mengapa Ikon Pancasila hadir, untuk bersama-sama menguatkan seluruh perempuan Indonesia untuk tidak hanya bersuara tetapi bergerak nyata melaksanakan Pancasila dalam tindakan," lanjutnya.
Kepala BPIP, Prof. Drs. KH. Yudian Wahyudi, MA., Ph.D, dalam sambutannya menyatakan Pancasila bukan sekadar teks atau simbol formal, melainkan fondasi moral, pemersatu bangsa, dan pedoman etis yang harus hidup dalam praktik sosial, pendidikan, serta kebijakan publik.
“Pancasila harus hadir dalam tindakan nyata. Pembinaan ideologi Pancasila perlu menyentuh ruang- ruang kehidupan masyarakat, bersifat kontekstual, inklusif, serta menghormati kearifan lokal yang selama ini menjadi perekat komunitas,” tutur Prof. Yudian.
Dorong Lahirnya Langkah Konkret
Tema "Perempuan Menyapa, Perempuan Berdaya, Menuju Indonesia Emas 2045” menurut Prof. Yudian Wahyudi menegaskan peran sentral perempuan dalam tatanan sosial, pendidikan, dan peradaban bangsa, sekaligus mengingatkan bahwa pemberdayaan perempuan merupakan investasi strategis demi masa depan Indonesia lebih baik.
“Peringatan Hari Ibu ini harus kita maknai sebagai titik awal langkah nyata, bukan sekadar seremoni. Dengan memperkuat kapasitas perempuan dan menghadirkan Pancasila dalam pendidikan serta kehidupan sosial, kita sedang menyiapkan fondasi kokoh bagi generasi yang berdaya dan beretika menuju Indonesia Emas 2045,” ujar Prof. Yudian Wahyudi.
Melalui lokakarya tematik ini, BPIP mendorong lahirnya langkah-langkah konkret, mulai dari penguatan kapasitas perempuan, pengembangan modul pembelajaran ramah gender dan berbasis budaya lokal, hingga inisiatif kolaboratif di lingkungan sekolah dan komunitas.
Kegiatan ini diharapkan dapat memperkuat komitmen bersama dalam meneguhkan Pancasila sebagai jati diri bangsa, sekaligus mempersiapkan generasi yang berdaya, berkarakter, dan siap menjawab tantangan masa depan menuju Indonesia Emas 2045.




