Nanning (ANTARA) - Pelabuhan Cerdas Jalur Khusus Kargo Puzhai-Tan Thanh seksi China resmi mulai beroperasi pada Jumat (19/12), yang ditandai dengan keberangkatan enam truk peti kemas otonomos bermuatan perangkat elektronik menuju Vietnam dari Daerah Otonom Etnis Zhuang Guangxi, China selatan.
Jalur khusus kargo tersebut menghubungkan Pelabuhan Puzhai di Guangxi dengan Pelabuhan Tan Thanh yang terletak di Provinsi Tinh Lang Son di Vietnam.
Jalur itu merupakan koridor logistik penting untuk memperdalam kerja sama perdagangan China-Vietnam. Pelabuhan cerdas yang baru diresmikan ini dilengkapi dengan kapabilitas pengelolaan berbasis kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dan terutama berfungsi untuk mengatur transportasi truk nirawak.
Pelabuhan cerdas itu juga menyediakan layanan bea cukai nonstop dengan sistem penghubungan digital yang berfungsi untuk berbagi informasi kargo dan bea cukai secara waktu nyata (real-time) bagi agen-agen dan berbagai perusahaan terkait di sisi China dan Vietnam.
Menurut pihak pengembang, proyek logistik ini memanfaatkan navigasi satelit Beidou, teknologi cloud dan Internet of Things (IoT) untuk memfasilitasi pengoperasian dan pemantauan, dan diharapkan dapat meningkatkan efisiensi logistik secara signifikan.
Data resmi menunjukkan bahwa Kota Pingxiang, tempat proyek tersebut berada, membukukan nilai impor-ekspor sebesar 200,69 miliar yuan (1 yuan = Rp2.374) selama 10 bulan pertama 2025, naik 13,88 persen secara tahunan (year on year/yoy).
Jalur khusus kargo tersebut menghubungkan Pelabuhan Puzhai di Guangxi dengan Pelabuhan Tan Thanh yang terletak di Provinsi Tinh Lang Son di Vietnam.
Jalur itu merupakan koridor logistik penting untuk memperdalam kerja sama perdagangan China-Vietnam. Pelabuhan cerdas yang baru diresmikan ini dilengkapi dengan kapabilitas pengelolaan berbasis kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dan terutama berfungsi untuk mengatur transportasi truk nirawak.
Pelabuhan cerdas itu juga menyediakan layanan bea cukai nonstop dengan sistem penghubungan digital yang berfungsi untuk berbagi informasi kargo dan bea cukai secara waktu nyata (real-time) bagi agen-agen dan berbagai perusahaan terkait di sisi China dan Vietnam.
Menurut pihak pengembang, proyek logistik ini memanfaatkan navigasi satelit Beidou, teknologi cloud dan Internet of Things (IoT) untuk memfasilitasi pengoperasian dan pemantauan, dan diharapkan dapat meningkatkan efisiensi logistik secara signifikan.
Data resmi menunjukkan bahwa Kota Pingxiang, tempat proyek tersebut berada, membukukan nilai impor-ekspor sebesar 200,69 miliar yuan (1 yuan = Rp2.374) selama 10 bulan pertama 2025, naik 13,88 persen secara tahunan (year on year/yoy).




