Diduga Sering Aniaya Istrinya, Dosen USU Medan Tewas Ditikam Anak Kandung

Dosen Universitas Sumatera Utara (USU) berinisial OKH (58 tahun) tewas ditikam anak kandungnya sendiri, pemuda berinisial MHA (18)

Kasat Reskrim Polres Pelabuhan Belawan, Iptu Agus Purnomo, mengatakan aksi penikaman itu terjadi di Jalan Aluminium III, Kelurahan Tanjung Mulia, Kecamatan Medan Deli, Medan, pada Minggu (30/11) sekitar pukul 09.00 WIB.

"Korban merupakan dosen di salah satu universitas negeri di Sumatera Utara. Dan pelaku adalah anak kandung dari korban," kata Agus saat dikonfirmasi, Minggu (21/12).

Bermula saat Lerai Pertengkaran

Agus mengatakan, peristiwa ini berawal saat MHA melerai pertengkaran antara ibu dan ayahnya. OKH disebut memukul istrinya.

Pemukulan ini membuat MHA naik pitam dan langsung mengambil sebilah pisau.

"Lalu menusukan sebuah pisau tersebut ke arah badan korban, sehingga dari badan korban mengeluarkan darah dan menyebabkan korban meninggal dunia sewaktu sesampainya dibawa ke Rumah Sakit Mitra Medika," ujar Agus.

"Jumlah tusukan lebih dari tujuh di bagian dada dan punggung badan korban," sambung Agus.

Usai kejadian, polisi langsung melakukan penyelidikan dan menangkap MHA. Dari tangannya disita pisau yang digunakan untuk menikam korban.

"Tim langsung mengamankan pelaku dan memboyong ke Polres Belawan untuk dilakukan pemeriksaan," imbuh Agus.

Motif: Kesal Ibu Sering Dianiaya

Agus menyebutkan, motif MHA tega menikam ayahnya karena emosi ibunya sering dianiaya.

"Emosi terhadap korban dikarenakan korban sering melakukan KDRT (kekerasan dalam rumah tangga) terhadap ibu tersangka," ucap Agus.

Sang Ibu Ajukan Penangguhan Penahanan

Agus mengatakan, ibunda MHA saat ini tengah mengajukan penangguhan penahanan terhadap anaknya. Permohonan itu pun tengah diproses polisi.

"Memang si ibunya sedang mengajukan penangguhan penahanan, tetapi masih kita pertimbangkan. Karena anaknya juga masih kita indikasi penyakit hepatitis dan sedang kita telusuri lah psikisnya," kata Agus.

Terhadap MHA dijerat dengan Pasal 44 Ayat (3) UU PKDRT subsider Pasal 338 KUHP dengan ancaman hukuman penjara paling lama 15 Tahun.