PT Bank Syariah Nasional (BSN) resmi beroperasi pada hari ini, Senin (22/12), memisahkan diri atau spin-off dari PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.
Direktur Utama BSN Alex Sofjan Noor mengatakan perjalanan baru ini sekaligus menjadi momentum penting perusahaan untuk mengimplementasikan strategi bisnis yang ekspansif.
“Dengan kekuatan fundamental yang dimiliki BSN serta peluang yang masih terbuka luas di ekosistem perbankan syariah, perseroan dapat meningkatkan kinerja sekaligus memantapkan posisi sebagai katalisator,” kata Alex dalam keterangannya, Senin (22/12).
Alex memastikan, peralihan dari Unit Usaha Syariah BTN menjadi BSN tidak berdampak terhadap nasabah. Ia menyebut, proses transisi dilakukan secara terstruktur serta sesuai ketentuan regulator. Nasabah tetap dapat menikmati produk dan layanan tanpa harus melakukan perubahan administrasi.
“Kami memastikan keamanan dan kenyamanan nasabah adalah prioritas utama BSN,” ujar Alex.
Alex mengatakan, ekosistem perbankan syariah di Indonesia yang belum digarap pihaknya masih cukup luas, terutama di luar ekosistem perumahan, seperti produk dan layanan seperti tabungan emas, tabungan haji dan umroh, hingga gadai emas.
Ia menjelaskan, Indonesia merupakan negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia mencapai 242,7 juta orang. Namun, data menunjukkan, Indeks Inklusi Keuangan Syariah baru mencapai 12,88%, sedangkan Indeks Literasi Keuangan Syariah (ILKS) sudah mencapai 39,11% pada 2024. Karena itu, menurut dia, produk dan layanan syariah berpeluang besar diminati oleh masyarakat.
Alex menilai, tantangan saat ini adalah mempermudah masyarakat dalam mengakses produk dan layanan perbankan syariah. BSN pun akan fokus mengembangkan layanan berbasis digital agar produk dan layanan mudah diakses oleh masyarakat. Perusahaan akan memaksimalkan peran dari 35 Kantor Cabang Syariah, 76 Kantor Cabang Pembantu Syariah dan 589 Kantor Layanan Syariah untuk melakukan penetrasi kepada target konsumen di wilayah operasional.
Berdasarkan laporan keuangan hingga September 2025, penyaluran pembiayaan syariah BTN saat masih berstatus UUS tumbuh kencang mencapai 19,7% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp 51,1 triliun dibandingkan Rp 42,7 triliun periode yang sama tahun sebelumnya. Sedangkan penghimpunan dana pihak ketiga tumbuh 19,3% dari Rp 47,7 triliun Rp 56,9 triliun untuk periode yang sama.
Aset syariah BTN pun tercatat mencapai Rp 68,4 triliun per 30 September 2025. tumbuh 18,4% yoy dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 42,7 triliun.
Penggabungan UUS BTN dengan Bank Victoria Syariah telah memperkuat struktur dan skala bisnis BSN sehingga menjadikan BSN menjadi bank umum syariah terbesar kedua di Indonesia dengan total aset mencapai Rp 71,3 triliun per November 2025.
/https%3A%2F%2Fcdn-dam.kompas.id%2Fimages%2F2025%2F09%2F15%2F73194b33707625796b2b98ad26ed0fc4-20250915DRA5123.jpg)


