Rupiah Berpeluang Menguat di Tengah Ekspektasi Penurunan Suku Bunga The Fed

Nilai tukar rupiah menguat 0,05% ke level 16.769 per dolar AS pada perdagangan pagi ini, Selasa (23/12). Kurs rupiah menguat di tengah meningkatnya proyeksi pemangkasan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat atau The Fed pada tahun depan. 

“Ada ruang apresiasi ke level 16.740 per dolar AS,” kata Senior Economist KB Valbury Sekuritas Fikri C. Permana kepada Katadata.co.id, Selasa (23/12).

Dia menjelaska,  penguatan rupiah terjadi karena adanya tarik menarik ekspektasi penurunan suku buga The Fed pada 2026. The Fed diprediksi memangkas suku bunga acuannya selama tiga kali pada tahun depan. 

Namun di sisi lain, penguatan rupiah juga akan didukung dari proyeksi hasil lelang Surat Berharga Negara atau SBN pada hari ini. “Lelang SBSN di hari ini yang diharapkan membaik,” ujar Fikri.

Berdasarkan data Bloomberg pagi ini, rupiah dibuka pada level 16.774 per dolar AS, menguat 3 poin dibandingkan penutupan sebelumnya. Kurs rupiah semakin menguat ke level 16.769 per dolar AS hingga pukul 09.20 WIB.

Analis Doo Financial Futures Lukman Leong juga memproyeksikan hal yang sama. Lukman memprediksi rupiah akan menguat di rentang 16.700 per dolar AS hingga Rp 16.800 per dolar AS.

Ia menjelaskan, rupiah berpotensi menguat terhadap dolar AS yang melemah kembali. Menurutnya, dolar AS kembali melemah di tengah meningkatnya ekspektasi  pemangkasan suku bunga The Fed pada 2026.

Namun, Lukman menyebut penguatan akan terbatas. “Hal ini mengingat rupiah juga masih tertekan oleh prospek pemangkasan bunga oleh Bank Indonesia dan kekhawatiran defisit anggaran,” ujar Lukman.