Penulis: Krisafika Taraisya Subagio
TVRINews, Jakarta
Pemprov DKI instruksikan perayaan sederhana sebagai bentuk empati bencana bagi wilayah Sumatra. Maka dari itu, ditiadakan nya penggunaan kembang api dalam seluruh rangkaian perayaan Tahun Baru 2026.
Kebijakan ini ditegaskan langsung oleh Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung usai rapat persiapan Tahun Baru di Balai Kota Jakarta, Senin, 22 Desember 2025.
"Untuk seluruh wilayah Jakarta, baik kegiatan yang diselenggarakan pemerintah maupun swasta yang berizin, kami meminta tidak ada kembang api. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan mengeluarkan surat edaran terkait hal tersebut," kata Pramono dalam keterangan tertulis, dikutip dari laman Pemprov DKI Jakarta, pada Selasa, 23 Desember 2025.
Kemudian Pramono menjelaskan, larangan tersebut berlaku untuk seluruh kegiatan resmi dan berizin, seperti di hotel, pusat perbelanjaan, dan lokasi perayaan lainnya.
Meski demikian, Pemprov DKI tidak akan melakukan razia terhadap penggunaan kembang api secara personal oleh masyarakat.
"Kalau yang bersifat personal, tentu kami tidak bisa melarang. Kami juga tidak mengadakan razia, karena kita menyambut Tahun Baru, jangan sampai membuat masyarakat tidak bahagia," jelasnya.
Namun, Pramono tetap mengimbau warga Jakarta untuk menahan diri sebagai wujud kepedulian terhadap masyarakat di daerah terdampak bencana. Ia berharap kebijakan ini tidak mengurangi makna perayaan Tahun Baru.
Selain meniadakan kembang api, Pemprov DKI juga mengurangi jumlah titik perayaan Tahun Baru 2026 dari sebelumnya 14 titik menjadi delapan titik.
Bundaran HI ditetapkan sebagai titik utama perayaan yang akan dihadiri langsung oleh Gubernur, Wakil Gubernur, dan Sekretaris Daerah.
Sementara itu, Monumen Nasional (Monas) yang selama ini menjadi ikon perayaan tidak lagi dijadikan lokasi kerumunan. Meski begitu, Pemprov DKI tetap menghadirkan pertunjukan video mapping di kawasan Monas tanpa menghadirkan massa.
Di Bundaran HI, perayaan akan diisi dengan pertunjukan video mapping berbasis drone tanpa kembang api, dengan tema kepedulian terhadap Sumatra.
Pramono menegaskan, konsep perayaan tahun ini dibuat sederhana, termasuk dalam pemilihan lagu-lagu yang memberi semangat dan harapan.
"Kami minta suasananya sederhana. Lagu yang dipilih memberi semangat dan harapan, seperti ‘Jangan Menyerah’ dari D’Masiv," ujarnya.
Lebih lanjut, Pramono menyampaikan bahwa Pemprov DKI mengintegrasikan mekanisme donasi kemanusiaan dalam rangkaian perayaan Tahun Baru bekerja sama dengan BAZNAS BAZIS dan Bank Jakarta. Donasi disalurkan melalui QRIS di titik-titik acara serta kanal digital, dengan sistem pemantauan secara real time.
"Dengan pendekatan ini, kami ingin perayaan publik tidak hanya hiburan, tetapi juga menjadi aksi nyata solidaritas sosial," ucapnya.
Hingga saat ini, dana awal yang terkumpul telah mencapai Rp500 juta dan akan diumumkan secara resmi pada puncak pergantian tahun.
Selain penggalangan donasi, Pemprov DKI juga siap menyerap komoditas pangan dari daerah terdampak bencana melalui BUMD pangan sebagai bagian dari dukungan pemulihan ekonomi.
Sebelumnya, Pemprov DKI telah menyalurkan berbagai bantuan ke wilayah Sumatra, mulai dari logistik pakaian dan makanan, pengiriman toilet portabel senilai Rp4,5 miliar, hingga bantuan dana sebesar Rp3 miliar per kabupaten untuk sejumlah daerah terdampak bencana.
Editor: Redaktur TVRINews



