Bagaimana Cara Berlibur dengan Hemat?

kompas.id
8 jam lalu
Cover Berita

Apa yang bisa dipelajari dari artikel ini?

1. Berapa lama waktu yang dibutuhkan warga untuk menyiapkan anggaran liburan?

2. Bagaimana warga merencanakan liburan pada akhir tahun 2025 ini?

3. Di mana saja daerah tujuan wisata yang bisa menjadi pilihan wisata akhir tahun?

4. Wisata tersembunyi seperti apa yang bisa menjadi pilihan warga?

Berapa lama waktu yang dibutuhkan warga untuk menyiapkan anggaran liburan?

Warga dengan penghasilan upah minimum provinsi (UMP) rata-rata harus menabung selama 1,7 tahun atau 20 bulan untuk berwisata ala backpacker. Dalam simulasi ini, Kompas menggunakan porsi tabungan 10 persen dari UMP sebagai skenario hitungan, bukan sebagai gambaran perilaku aktual warga.

Warga Jakarta dengan UMP 2025 sebesar Rp 5,4 juta paling cepat bisa liburan dengan jangka waktu menabung hanya enam bulan. Sementara ada warga yang tinggal di sejumlah provinsi yang harus menabung lebih dari dua tahun, seperti Nusa Tenggara Timur, Maluku, Sulawesi Barat, Papua Barat, hingga Papua Tengah.

Sebagai gambaran, warga Jakarta dengan menabung Rp 540.000 per bulan selama empat bulan bisa berwisata ke Malang, Jawa Timur. Biaya berwisata dari Jakarta ke Malang Rp 2,01 juta.

Adapun warga NTT dengan UMP Rp 2,6 juta hanya bisa berlibur ke destinasi lokal, yakni Labuhan Bajo di Manggarai Barat. Biaya liburan lokal tersebut Rp 3 juta dan perlu menabung Rp 260.000 selama 12 bulan.

Di luar simulasi berdasarkan UMP, Kompas menghitung skenario waktu menabung dengan menggunakan pendekatan pengeluaran riil wisatawan Nusantara. Data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2024 mencatat, rata-rata pengeluaran wisatawan Nusantara sebesar Rp 2,31 juta per perjalanan.

Jika biaya itu dibandingkan dengan rata-rata penghasilan buruh/karyawan/pegawai Rp 3,1 juta per bulan atau Rp 37,9 juta per tahun, dana wisata warga setara sekitar 6,1 persen dari pendapatan tahunan. Dengan porsi itu, waktu yang dibutuhkan untuk menyiapkan dana satu kali perjalanan wisata mencapai 2,9 tahun.

Baca JugaWisata Makin Mahal, Warga Menabung Lebih Lama  
Bagaimana warga merencanakan liburan pada akhir tahun 2025 ini?

Daya beli warga yang tertekan setahun terakhir ini tecermin dalam keputusan warga untuk berlibur di akhir tahun. Mereka memilih tidak berlibur untuk menghemat anggaran keuangan keluarga. Bagi yang tetap berlibur, pilihannya adalah berwisata di dalam kota dan mengurangi bujet liburan.

Fakta ini diperoleh dari survei jajak pendapat Kompas periode 10-13 November 2025. Hampir 40 persen warga dari 503 responden mengatakan tidak berlibur akhir tahun ini.

Hampir 50 persen responden menyebut masalah keuangan atau biaya liburan yang mahal sebagai alasannya. Selain itu, 23 persen tidak berlibur karena khawatir terjadi kemacetan lalu lintas pada akhir tahun dan 20 persen menyitir alasan pekerjaan. Sisanya sekitar 2,4 persen karena sakit dan 2,8 persen ada acara keluarga.

Ada kecenderungan, semakin rendah kelas ekonominya, proporsi warga yang tidak berlibur semakin besar. Mayoritas (71 persen) warga kelas bawah menyatakan tidak berlibur. Hanya 24 persen warga kelas atas yang mengungkapkan tidak liburan.

Biaya wisata masyarakat pun cukup irit pada libur akhir tahun ini. Mayoritas responden (36 persen) berlibur dengan porsi biaya kurang dari Rp 1 juta dan 36,6 persen dengan biaya Rp 1 juta-Rp 3 juta.

Dari 70 persen responden, sebanyak 18,8 persen mengurangi bujet paket wisata atau jasa rekreasi. Kemudian 14,4 persen memotong anggaran untuk cendera mata, 11,4 persen memangkas anggaran akomodasi, dan 7,9 persen mengurangi dana transportasi.

Baca JugaOrang Indonesia Susah Piknik
Di mana saja daerah tujuan wisata yang bisa menjadi pilihan wisata akhir tahun?

Tim Jurnalisme Data Harian Kompas menyusun panduan destinasi wisata dengan biaya relatif rendah di lokasi sebagai salah satu referensi aktivitas micro-tourism. Penilaian difokuskan pada biaya akomodasi, makan, dan transportasi lokal di destinasi tanpa memasukkan biaya transportasi antarkota dari daerah asal.

Panduan ini didasarkan pada penilaian 132 kabupaten/kota di Indonesia yang mempunyai potensi wisata. Pemeringkatan menggunakan 25 variabel yang terbagi dalam tiga komponen, yakni pengelolaan destinasi wisata terbaik dan pertumbuhan ekonomi wisata tertinggi, serta biaya wisata yang terjangkau. Biaya wisata dalam hal ini merupakan biaya akomodasi, makan, dan transportasi lokal.

Hasilnya, mayoritas destinasi wisata murah ada di Jawa dan Bali. Peringkat pertama wisata petualangan Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kemudian Kota Surakarta di kategori wisata budaya dan Jakarta untuk wisata kota.

Kabupaten Badung, Bali, dengan potensi wisata kawasan pantai Kuta, Nusa Dua, dan Seminyak, ada di peringkat teratas wisata bahari. Wilayah lain di Bali yang menduduki posisi teratas, yakni Kabupaten Gianyar pada kategori wisata kebugaran.

Sementara, satu-satunya peringkat pertama di luar Jawa dan Bali adalah Kabupaten Agam yang unggul di kategori wisata sungai dan danau. Kabupaten ini menjual potensi alam Danau Maninjau.

Baca JugaAgar Tetap Liburan, Warga Mengubah Cara Berwisata
Wisata tersembunyi seperti apa yang bisa menjadi pilihan warga?

Warga tidak harus berwisata ke destinasi favorit untuk mengisi liburan. Destinasi wisata tersembunyi (hidden gem) bisa menjadi pilihan. Selain biaya masuknya yang relatif lebih murah, wisata yang dikelola oleh warga desa ini menawarkan pengalaman yang berbeda.

Wisata Gunung Luhur di Desa Citorek Kidul, Cibeber, Kabupaten Lebak, Banten, misalnya, menawarkan pemandangan lautan awan yang jarang ditemui di lokasi lain. Akses jalan yang memadai juga membuat lokasi wisata ini mudah diakses dari Jakarta. Warga juga sudah menyediakan akomodasi pendukung bagi wisatawan.

Selain itu, ada juga wisata Tebing Breksi yang berlokasi di Desa Sambirejo, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Di sini, pengunjung dapat memilih sejumlah paket wisata. Selain ikon utama Tebing Breksi sebagai paket wisata geoheritage, ada juga paket wisata geoculture dan geodiversity. Paket wisata ini memanfaatkan sejumlah situs yang ada di sekitarnya, mulai dari Candi Hijau, Sumur Bandung, Candi Barong, Candi Dawangsari, hingga Candi Miri.

Desa Wisata Benteng di Ciampea, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, juga menawarkan paket wisata yang unik berbasis komunitas. Beberapa paket wisata tersebut antara lain fun walking to Kampung Casava, wisata edu-agrotourism memetik buah jambu kristal, budidaya ikan lele dan tanaman hidroponik, pengolahan singkong, membuat batik ciwitan, ecoprint Lawon Geulis, pengolahan sampah, hingga wisata alam Benteng River Tubing.

Baca JugaWisata Murah yang Lahir dari Inisiatif Warga

Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
MA Beri Penghargaan Abhinaya Upangga Wisesa 2025 untuk Satuan Kerja Peradilan | MA NEWS
• 13 jam lalukompas.tv
thumb
Hujan Deras dan Angin Kencang, Pohon Tumbang di Sejumlah Titik Surabaya
• 6 jam lalusuarasurabaya.net
thumb
Ayunan Golf, Aksi Senyap Kepala BGN Himpun Dana Kemanusiaan
• 12 jam lalueranasional.com
thumb
29 Desember, PPPK Paruh Waktu Bulukumba Terima SK
• 3 jam laluharianfajar
thumb
Skincare Ramah Kulit Sensitif, Hadir Produk Perawatan Kulit Berbahan Vegan
• 6 jam lalugrid.id
Berhasil disimpan.