Jakarta (ANTARA) - Prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan masyarakat terus melanjutkan pembersihan fasilitas pendidikan yang terdampak bencana banjir bandang di Aceh Utara dan Aceh Tengah.
Dalam rilis yang disiarkan oleh Badan Komunikasi Republik Indonesia (Bakom RI) di Jakarta pada Selasa, tim gabungan tersebut kembali membersihkan dua sekolah yakni SD Negeri 01 Samudera di Aceh Utara dan SD Negeri 9 Kebayakan di Aceh Tengah, sehingga aktivitas belajar-mengajar dapat segera kembali berjalan normal.
Para prajurit TNI bahu-membahu mengangkat lumpur, menyemprot ruang kelas dengan air bersih, serta membersihkan lingkungan sekolah.
Lumpur tebal yang mengendap di lantai, meja belajar, hingga dinding kelas dibersihkan meski dengan peralatan seadanya.
Baca juga: Helikopter AU mendarat di lumpur demi antar logistik ke Aceh Tamiang
Kehadiran TNI di lokasi tidak hanya membantu secara fisik, tetapi juga menjadi penyemangat bagi para guru, siswa, dan warga. Sebelumnya mereka semua kewalahan menangani pembersihan sekolah pascabencana lantaran juga menjadi warga terdampak.
Aksi tersebut merupakan bentuk kepedulian bersama terhadap dunia pendidikan, khususnya bagi anak-anak yang terdampak bencana.
Sekolah yang bersih dan layak menjadi langkah awal pemulihan kehidupan para pelajar agar mereka tidak terlalu lama kehilangan kesempatan belajar.
Sejak hari pertama bencana banjir dan longsor melanda sejumlah wilayah di Aceh pada November lalu, pemerintah langsung memerintahkan seluruh komponen, baik TNI, Polri, maupun instansi terkait, untuk melakukan evakuasi dan membantu warga terdampak.
Baca juga: Heli angkut logistik dan Al Quran terus diterbangkan ke Aceh Tamiang
Upaya tersebut tidak berhenti pada penyelamatan warga, tetapi berlanjut pada tahap pemulihan fasilitas umum.
Hingga saat ini aparat masih berada di lapangan untuk membantu masyarakat membersihkan dan memperbaiki berbagai sarana vital, mulai dari jembatan, sekolah, kantor desa dan kelurahan, puskesmas, hingga rumah ibadah seperti masjid dan gereja.
Kehadiran aparat di tengah masyarakat menjadi bukti bahwa negara hadir tidak hanya saat darurat, tetapi juga dalam proses pemulihan pascabencana.
Baca juga: Polri gencar perbaiki gereja di wilayah terdampak bencana di Sumut
Dalam rilis yang disiarkan oleh Badan Komunikasi Republik Indonesia (Bakom RI) di Jakarta pada Selasa, tim gabungan tersebut kembali membersihkan dua sekolah yakni SD Negeri 01 Samudera di Aceh Utara dan SD Negeri 9 Kebayakan di Aceh Tengah, sehingga aktivitas belajar-mengajar dapat segera kembali berjalan normal.
Para prajurit TNI bahu-membahu mengangkat lumpur, menyemprot ruang kelas dengan air bersih, serta membersihkan lingkungan sekolah.
Lumpur tebal yang mengendap di lantai, meja belajar, hingga dinding kelas dibersihkan meski dengan peralatan seadanya.
Baca juga: Helikopter AU mendarat di lumpur demi antar logistik ke Aceh Tamiang
Kehadiran TNI di lokasi tidak hanya membantu secara fisik, tetapi juga menjadi penyemangat bagi para guru, siswa, dan warga. Sebelumnya mereka semua kewalahan menangani pembersihan sekolah pascabencana lantaran juga menjadi warga terdampak.
Aksi tersebut merupakan bentuk kepedulian bersama terhadap dunia pendidikan, khususnya bagi anak-anak yang terdampak bencana.
Sekolah yang bersih dan layak menjadi langkah awal pemulihan kehidupan para pelajar agar mereka tidak terlalu lama kehilangan kesempatan belajar.
Sejak hari pertama bencana banjir dan longsor melanda sejumlah wilayah di Aceh pada November lalu, pemerintah langsung memerintahkan seluruh komponen, baik TNI, Polri, maupun instansi terkait, untuk melakukan evakuasi dan membantu warga terdampak.
Baca juga: Heli angkut logistik dan Al Quran terus diterbangkan ke Aceh Tamiang
Upaya tersebut tidak berhenti pada penyelamatan warga, tetapi berlanjut pada tahap pemulihan fasilitas umum.
Hingga saat ini aparat masih berada di lapangan untuk membantu masyarakat membersihkan dan memperbaiki berbagai sarana vital, mulai dari jembatan, sekolah, kantor desa dan kelurahan, puskesmas, hingga rumah ibadah seperti masjid dan gereja.
Kehadiran aparat di tengah masyarakat menjadi bukti bahwa negara hadir tidak hanya saat darurat, tetapi juga dalam proses pemulihan pascabencana.
Baca juga: Polri gencar perbaiki gereja di wilayah terdampak bencana di Sumut




