Manager Public Relation, YRA, & Community PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM), Rifki Maulana menjelaskan alasan pabrikan seakan menahan diri untuk memasarkan motor listrik di Tanah Air.
"Ya, kita masih mencari. Seperti yang sudah pernah disampaikan bahwa kita masih mencari momen terbaiknya yang efektif untuk masyarakat Indonesia seperti apa," buka Rifki ditemui di Senayan, Jakarta akhir pekan kemarin.
Berbicara portofolio produk dan prototipe, Yamaha Motor Corporation (YMC) sejatinya sudah punya cukup banyak lini battery electric vehicle atau BEV. Beberapa di antaranya telah dipasarkan langsung, sebagian juga ada yang pakai skema sewa.
"Karena memang juga kami secara brand sangat mementingkan kualitas, berarti ada jaminan keamanan dan pastinya harga yang nantinya ditawarkan. Kita tahu (harga motor listrik) bisa di atas dari yang ICE," imbuhnya.
"Sementara kebanyakan masyarakat untuk pasar sekarang lebih melihat harga yang paling murah. Jadi makanya salah satu tadi dari YMC juga mengadakan uji coba (motor listrik) dengan perusahaan daring," jelas Rifki.
PT YIMM sejatinya sudah pernah menghadirkan dua motor listrik di Tanah Air yakni E01 dan Ne0's. Namun bukan untuk dijual, melainkan hanya sekadar uji coba untuk kebutuhan riset internal Yamaha Global.
"Untuk sekarang memang masih belum bisa kita beri detail lebih lanjut (rencana peluncuran resmi motor listrik di Indonesia)," tambah Rifki.
Soal produk, jenama garpu tala ini baru saja menambah amunisinya lewat Yamaha Aerox-E dan Yamaha EC06 yang meluncur untuk pasar India, serta Yamaha Jog E untuk pasar Jepang. Melengkapi yang sudah ada seperti E01 dan Neo's.
"Aerox-E itu kan memang saat ini khusus untuk pasar India, ya. Memang development khusus juga untuk pasar di India, makanya kenapa mereka launching di sana. Kalau soal elektrifikasi di Indonesia, kami belum ada rencana meluncurkan Aerox-E tersebut," kata Rifki.
Termasuk opsi rebadge dari motor listrik yang sudah ada, contohnya adalah Yamaha Jog E yang aslinya adalah Wuyang Honda atau Honda EM1 e: di Indonesia maupun global. Rifki bilang, pihaknya cukup berhati-hati sebelum memasarkan produk.
"Rebadge dari Yamaha itu juga umumnya kami cukup berhati-hati karena kami juga mempertimbangkan dari segi aturan dan brand image. Jadi untuk rebadge oleh Yamaha Indonesia dari YMC juga belum ada rencana seperti itu," paparnya.



