Tokyo (ANTARA) - Putaran ke-17 pembuangan air limbah terkontaminasi nuklir dari Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima Daiichi yang rusak ke laut telah rampung pada Senin (22/12), demikian disampaikan oleh Tokyo Electric Power Company (TEPCO).
Terlepas dari kekhawatiran dan penolakan dari komunitas internasional, Jepang secara sepihak memulai pembuangan air yang terkontaminasi nuklir dari PLTN tersebut ke laut pada Agustus 2023.
Hingga rampungnya putaran ke-17, volume kumulatif air limbah yang dilepaskan ke laut telah mencapai sekitar 133.000 ton.
Putaran terbaru pelepasan air limbah tersebut dimulai pada 4 Desember. Operasi pembuangan itu sempat dihentikan sementara setelah gempa bumi dahsyat melanda lepas pantai Prefektur Aomori pada 8 Desember, dan dilanjutkan kembali pada 9 Desember.
Sebanyak 7.833 ton air limbah telah dilepaskan dalam putaran ini, mengandung sekitar 2,4 triliun becquerel tritium radioaktif, menurut TEPCO.
Data TEPCO menunjukkan bahwa pada tahun fiskal 2025, yang berlangsung dari April 2025 hingga Maret 2026, perusahaan tersebut berencana untuk melakukan tujuh putaran pembuangan air limbah, dengan total volume sekitar 54.600 ton.
Terlepas dari kekhawatiran dan penolakan dari komunitas internasional, Jepang secara sepihak memulai pembuangan air yang terkontaminasi nuklir dari PLTN tersebut ke laut pada Agustus 2023.
Hingga rampungnya putaran ke-17, volume kumulatif air limbah yang dilepaskan ke laut telah mencapai sekitar 133.000 ton.
Putaran terbaru pelepasan air limbah tersebut dimulai pada 4 Desember. Operasi pembuangan itu sempat dihentikan sementara setelah gempa bumi dahsyat melanda lepas pantai Prefektur Aomori pada 8 Desember, dan dilanjutkan kembali pada 9 Desember.
Sebanyak 7.833 ton air limbah telah dilepaskan dalam putaran ini, mengandung sekitar 2,4 triliun becquerel tritium radioaktif, menurut TEPCO.
Data TEPCO menunjukkan bahwa pada tahun fiskal 2025, yang berlangsung dari April 2025 hingga Maret 2026, perusahaan tersebut berencana untuk melakukan tujuh putaran pembuangan air limbah, dengan total volume sekitar 54.600 ton.





