Forum Ngkaji Pendidikan GSM Singgung Masalah Kemanusiaan dan Education Reset

jpnn.com
4 jam lalu
Cover Berita

jpnn.com, JAKARTA - Forum Ngkaji Pendidikan yang digelar Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) di Auditorium Universitas Nahdlatul Ulama Yogyakarta berhasil menarik peserta lebih dari 500 guru dari berbagai daerah.

Salah satu hal yang mengerucut dalam kegiatan tersebut adalah terkait arah pendidikan Indonesia, apakah masih membangun manusia utuh, ataukah sekadar menyiapkan lulusan menjadi tenaga kerja untuk pasar.

BACA JUGA: Waspada Bencana Alam saat Natal dan Tahun Baru

Founder GSM, Muhammad Nur Rizal mengatakan, acara ini sengaja mengangkat tema Human & Education Reset karena dunia pendidikan sudah terlalu lama terjebak pada perbaikan teknis semata, di sisi lain fondasi kemanusiaan terabaikan.

"Reset bukan restart. Reset berarti menata ulang sistem dengan kembali ke mode dasar manusia: cara berpikir, merasa, dan mengambil keputusan. Krisis hari ini bukan kekurangan teknologi, melainkan krisis nalar dan kebijaksanaan," tegas Rizal, Selasa (23/12).

BACA JUGA: GAMKI Harap Masalah Kemanusiaan Papua jadi Materi Pendidikan Lemhannas

Untuk mengilustrasikan gagasannya, Rizal mengajak peserta merefleksikan letusan Gunung Tambora pada 1815. Bencana alam itu menjadi malapetaka global (The Year Without Summer) karena bertemu dengan ketidaksiapan manusia. 

Analogi ini ditarik ke kondisi deforestasi masif di Sumatra, di mana perubahan paradigma pembangunan melihat hutan sebagai komoditas, bukan sistem ekologis. Hal ini pada akhirnya telah memicu banjir bandang dan longsor.

BACA JUGA: Bukankah Corona dan NIP PPPK Sama-sama Masalah Kemanusiaan?

“Data menunjukkan, kerugian ekonomi akibat bencana jauh lebih besar daripada manfaat eksploitasi sumber daya alam. Kita merusak hutan, tapi tidak menjadi kaya, yang kita wariskan justru kerugian,” paparnya.

Rizal lantas menyoroti fenomena Paradoxical World. Di satu sisi, manusia hidup di era kecerdasan buatan (AI) dan teknologi canggih, di sisi lain, keputusan publik justru semakin mengabaikan data, sains, dan etika.

“AI bukan masalah utamanya, tetapi yang menjadi masalah adalah ketika manusia menyerahkan proses berpikir kepada mesin, padahal mesin belajar dari data masa lalu manusia, termasuk bias dan kesalahan kita,” ujarnya.

Terkait pendidikan, menurut Rizal, terlalu fokus adaptasi teknologi namun mengabaikan bagaimana upaya melatih agar mampu berpikir dengan jernih, membaca realitas, dan mengambil keputusan etis. 

"Akibatnya, kecerdasan meningkat, tetapi kebijaksanaan tertinggal," ungkapnya.

Sebagai jalan keluar, Rizal menekankan Education Reset melalui pendekatan liberal arts. Bukan sebagai mata pelajaran baru, melainkan sebagai kerangka berpikir untuk memulihkan trivium yang meliputi logika, bahasa, retorika, dan quadrivium yakni pemahaman numerik serta harmoni alam.

“Liberal arts bukan kurikulum Barat, tetapi merupakan alat untuk memulihkan manusia dalam berpikir, merasa, dan bertindak. Gagasan ini sejalan dengan Ki Hadjar Dewantara yang menempatkan pendidikan sebagai proses menuntun manusia agar utuh dan merdeka,” terangnya.

Forum Ngkaji Pendidikan yang digelar Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) ini meninggalkan kesan mendalam bagi pesertanya. Salah satu guru dan pegiat GSM dari Pekalongan, Riyanto, menyebut acara ini sebagai refleksi yang jarang didapat dalam pelatihan formal.

“Dari awal sampai akhir tidak ada yang meninggalkan kursi. Acara besar, materi mahal, tapi gratis, dan semua hadir dengan biaya mandiri, bahkan dari luar kota dan luar pulau seperti Tangsel, Bogor, Pangandaran, Kalimantan, hingga Surabaya,” tuturnya. (esy/jpnn)


Redaktur : Budianto Hutahaean
Reporter : Mesyia Muhammad


Artikel Asli

Berikan komentar Anda
Lanjut baca:

thumb
Pedagang Pasar Induk Kramat Jati Keluhkan Lapak Penampungan Tak Layak
• 20 jam lalumetrotvnews.com
thumb
Tekankan Pemerataan Pendidikan, Universitas Graha Edukasi Makassar Wisuda 154 Lulusan
• 7 jam laluharianfajar
thumb
Museum Tekstil Ramaikan Booth Srikandi Indonesia KompasTV, Bicara Batik dan Wastra ke Generasi Muda
• 23 jam lalukompas.tv
thumb
BRIN Sediakan 2 Unit Teknologi Arsinum Mobile di Aceh untuk Pasok Air Bersih
• 11 jam lalukatadata.co.id
thumb
Pascabanjir Aceh, TNI dan BNPB Percepat Pembersihan Sekolah
• 8 jam lalukatadata.co.id
Berhasil disimpan.